Kasus Bayi Hilang di Singkawang

6 Fakta Rafa Fauzan Balita Hilang 3 Hari Ditemukan Tewas Depan Masjid Singkawang, Posisi Telentang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BALITA TEWAS - Eden (60) Marbot Masjid Husnul Khotimah ketika memperlihatkan karpet dan keset kaki pintu samping masjid. Bayi jenis kelamin laki-laki laki ditemukan warga sekitar diletakkan di atas karpet masjid itu, Jumat 13 Juni 2025.

Kepergian Rafa meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, terutama orang tua korban.

Ayah korban tampak sangat terpukul dan menangis terisak-isakan. 

Dengan kaki yang rapuh ia mengantarkan jenazah anaknya yang masih berusia 1 tahun 11 bulan ini untuk masuk kedalam mobil ambulans.

Bahkan keluarga korban lainnya, sangat terpukul dengan kejadian ini. Mereka saling merangkul dengan langkah yang berat ikut mengantarkan jenazah korban.

6. Keluarga Korban Tolak Autopsi

Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu, menyatakan bahwa meskipun pihak kepolisian menyarankan autopsi untuk mengetahui penyebab dan waktu kematian, keluarga menolak karena telah mengikhlaskan kepergian anak mereka.

“Kami dari kepolisian sudah menyampaikan pentingnya autopsi. Tapi keluarga menolak dan menerima sepenuhnya,” ujar Deddi di RSUD Abdul Aziz Singkawang.

Meskipun autopsi ditolak, Deddi menegaskan bahwa proses penyelidikan tidak dihentikan.

“Kami tetap melakukan penyelidikan untuk mengungkap tabir kematian korban,” tegasnya.

AKP Deddi memastikan bahwa meski tidak dilakukan autopsi, pihaknya tidak mengabaikan proses penyelidikan. 

Pemeriksaan saksi, analisis bukti, serta pengembangan petunjuk dari Tim K9 dan CCTV terus dilakukan.

“Kami ingin masyarakat tahu bahwa kami berkomitmen untuk mengungkap kasus ini secara menyeluruh,” pungkasnya.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul 7 Fakta Penemuan Jenazah Balita Singkawang Depan Masjid Jami Husnul Khatimah Setelah Hilang 3 Hari

Berita Terkini