Penangkapan Wadison dibenarkan oleh Kapolresta Serang Kota, Kombes Pol Yudha Satria kepada TribunBanten.com, Rabu (4/6/2025).
"Iya sudah ditangkap, pelaku suaminya," kata Yudha melalui pesan singkat.
Sempat Menangis di Samping Jasad Istri
Wadison yang baru keluar dari rumah sakit hanya bisa menangis saat duduk di samping jasad istrinya yang sudah terbujur kaku di rumah duka.
Pria tersebut tampak mengenakan baju kemeja hitam dan kain sarung menangis sambil memeluk sebuah baju diduga milik istrinya.
Kemudian, ia memeluk putri kecilnya sambil bergumam di depan jasad istrinya.
Sementara, kedua anaknya, laki-laki dan perempuan yang masih berusia 10 tahun dan 7 tahun berusaha tegar.
Keduanya memberikan penghormatan terakhir untuk sang ibu lewat lagu 'Cinta Untuk Mama'.
Di tengah lautan kesedihan para kerabatnya, kedua anak itu dengan penuh cinta kasih menyanyikan lagu terakhir untuk ibunya.
Ternyata di balik itu, Wadison mer-akting bak merasa sedih ditinggal oleh istrinya.
"Pulang dari rumah sakit dia menangis-nangis. Tapi kita tidak tahu itu tangis kesedihan, penyesalan, atau sandiwara," kata Toni Lembas Pasaribu kakak dari Wadison.
Tak hanya menangis di depan jenazah sang istri, bapak dua orang anak itu juga sampai mengikuti prosesi pemakaman di tempat pemakaman umat Kristen di Sayar, Taktakan, Kota Serang.
"Saat prosesi pemakaman, keluarga belum ada yang mencurigainya. Ternyata kami tertipu, kena prank semua," ujar Toni.
Terkait pekerjaan pelaku, Wadison Pasaribu berprofesi sebagai pegawai di sebuah Koperasi Simpan Pinjam atau sering disebut bank Keliling di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Ia pulang ke rumahnya di Serang saat akhir pekan ketika libur.