TRIBUNSUMSEL.COM- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi baru-baru ini didatangi oleh kedua orang tua dari luar Jawa Barat yang meminta bantuan agar sang anak dimasukan barak militer.
Seperti diketahui, Program pelatihan barak militer merupakan bagian dari pendidikan berkarakter yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membina remaja Jawa Barat dengan perilaku bermasalah.
Ternyata, program militer KDM ini akhirnya menuai reaksi positif di masyarakat hingga mendapat atensi dari para orang tua di luar Jawa Barat.
Baca juga: Warga OKI Sumsel Datangi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Minta Anak Dimasukkan Barak, Konsumsi Sabu
Seperti halnya orang tua dari seorang pelajar rela jauh-jauh dari Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan mendatangi Dedi Mulyadi membawa keluhan terkait kelakuan anaknya.
Kedua orang tua tersebut prihatin dengan kondisi putranya yang masih duduk di bangku kelas 10 SMK terlibat penggunaan obat-obatan terlarang jenis sabu.
Bisakah pelajar dari luar Jawa Barat dimasukan barak militer?
Dedi Mulyadi sendiri terbuka untuk menerima aduan dari para orang tua yang bertujuan memasukan anaknya ke barak militer.
Mantan Bupati Purwakarta itu mengungkapkan bahwa apa yang dilakukannya adalah bagian dari tanggung jawab moral dan tugas negara.
"Saya menjalankan tugas juga dari presiden untuk menjaga anak-anak Indonesia dari korban narkoba," terang Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dilansir dari kanal Youtubenya Kang Dedi Mulyadi Channel, Kamis, (29/5/2025).
Awalnya, Dedi Mulyadi memastikan kepada orang tua pelajar bahwa dikhawatirkan akan dilaporkan, mengingat kebijakannya belakangan dinilai melanggar HAM.
Namun, kedua orang tuanya ingin agar anaknya masuk barak sehingga bisa hidup normal kembali.
Dedi pun meminta agar orang tua pelajar tersebut membuat surat pernyataan persetujuan dan menanggung tanggung jawab jika sang anak kabur selama pelatihan.
"Karena lingkungan saya ini kurang sehat pak, maaf ya pak insyaallah bisa sembuh," ujar ayahnya.
"Nanti kabur dari barak nanti hilang, nanti buat surat pernyataan kalau kamu kabur dari sana menjadi tanggung jawab kamu sendiri sama orang tuamu, jangan salahin saya," kata Dedi Mulyadi.
Baca juga: Ini Alasan Guru asal OKI Sumsel Jauh-jauh Datangi Dedi Mulyadi Minta Anak Dimasukkan Barak Militer
Bastian, sang ayah, bahkan menyatakan siap menandatangani surat pernyataan resmi dan bertanggung jawab penuh jika anaknya kabur atau melakukan pelanggaran selama proses pelatihan.
“Kami datang ke sini dengan penuh kesadaran. Kami titipkan anak kami secara sukarela,” tegas Bastian Hidayat.
"Tapi ini bukan warga Jawa Barat," kata Dedi Mulyadi.
Meski demikian, Dedi Mulyadi siap menerima permintaan dari para orang tua yang bertujuan memasukan anaknya ke barak militer.
"Iya makasih banyak ya pak ya, semoga bapak..," ujar Bastian kemudian dipotong Dedi Mulyadi.
"Enggak-enggak jangan dilebihin nanti jadi politik, gak mau saya nanti banyak yang aneh-aneh sama saya, kita bekerja dengan baik aja udah, hidup ini sudah ada yang ngatur," beber Dedi Mulyadi.
Dedi kemudian meminta anak buahnya berkoordinasi dengan pihak Dodik Bela Negara, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jabar.
Untuk diketahui, ibu pelajar tersebut berprofesi sebagai guru SD di OKI.
Keduanya telah memiliki tiga anak, dua diantaranya adalah seorang ASN di Rumah Sakit dan`seorang tentara.
Serta anak bungsunya yang kini duduk di bangku satu SMK di Kayu Agung.
Sebagai seorang ibu sekaligus guru, sang ibunda mengaku sedih melihat kondisi putranya terlibat barang terlarang.
Bukan tanpa alasan, putranya yang masih duduk di bangku kelas 10 SMK jurusan teknik perbengkelan itu disebut memiliki kebiasaan menggunakan barang terlarang.
Dengan suara lirih, sang ayah meminta perhatian kepada KDM agar sang anak mendapat pelatihan khusus.
Hal itu diakuinya karena terpengaruh dari pergaulannya bersama teman-temannya.
Dedi Mulyadi kemudian langsung bertanya kepada anak bapak tersebut.
"Kenapa kamu ini," tanya Dedi Mulyadi,
Saat ditanya lebih lanjut oleh Dedi Mulyadi, pelajar tersebut mengakui bahwa ia sempat mengonsumsi zat adiktif jenis sabu bersama teman-temannya.
"Udah sering (pakai)?," tanya Dedi.
"Udah pak dari kelas satu (SMK)," kata anak tersebut.
Uang untuk membeli barang terlarang itu ia dapatkan dari uang saku Rp25 ribu dari kedua orang tuanya.
"Dikasih 25 ribu, tapi bohongin orang tua," kata sang anak.
"Bohongnya gimana," tanya Dedi Mulyadi.
"Untuk tugas sekolah, dapat tambahan duit 50 ribu," ujar sang anak.
Dalam sekali penggunaan, ia bisa menghabiskan dana hingga Rp100 ribu untuk 1,5 gram sabu.
Kepada Dedi Mulyadi, ia mengaku sudah satu minggu tidak mengonsumsi barang terlarang tersebut.
"Perasaannya zemingu gak pakai gimana?" Ujar Dedi.
"Lebih tenang," ucap singkat sang anak.
Meski sudah satu minggu berhenti, sang anak mengaku masih tergantungan dengan lingkungannya.
"Gak mau balik, mau tinggal disini aja tak masukkan ke barak, setuju?” tanya Dedi.
“Setuju, saya ingin sembuh,” jawab sang anak.
Baca juga: Sosok Orang Tua Pelajar OKI Sumsel Datangi Dedi Mulyadi Minta Anak Dimasukkan Barak, Ibu Guru SD
Kang Dedi Mulyadi juga sempat heran, karena ibu dari si anak ini adalah seorang guru sekolah dasar dan memiliki anak seorang tentara.
"Kakak kamu malah tentara dan ASN, kamu kok malah Narkoba gimana ini?,” tegas KDM kepada sang anak.
Sebanyak 273 pelajar dipulangkan setelah menjalani pelatihan karakter selama dua pekan di Dodik Bela Negara, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jabar.
Program ini merupakan bagian dari pendidikan berkarakter yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membina remaja dengan perilaku bermasalah.
Banyak publik yang mendukung kebijakan yang dilakukan oleh Dedi Mulyadi itu.
Meski kebijakan ini menuai reaksi positif di masyarakat, beberapa daerah enggan ingin meniru kebijakan tersebut.
Bagi siswa yang terlibat berbagai pelanggaran, mulai dari tawuran, tidak disiplin, hingga tindakan yang dianggap tidak pantas oleh orangtua mereka, program ini diperuntukkan.
Dedi Mulyadi menyebut bahwa program ini tidak ada unsur paksaan dalam pelaksanaannya.
Menurutnya, para orang tua secara sukarela menyerahkan anaknya kepada Dinas Pendidikan untuk kemudian dikirim ke barak militer.
Hingga berita ini tayang tribunsumsel.com, sedang mengkofirmasi ke pemprov sumsel terkait kabar tersebut.
Baca berita lainnya di Google news
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com