Berita Nasional

Ini Guyonan Jokowi Soal IPK di Bawah 2 Bisa Lulus UGM, Picu Ijazah dan Transkrip Nilai Diragukan

Penulis: Aggi Suzatri
Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Jokowi di kediamannya di Solo, Kamis (22/5/2025). Guyonan Jokowi bersama Mahfud MD yang menjabat Menkopolhukam soal IPK dibawah 2 memicu ijazahnya hingga nilai IPK di Transkip nilainya dipertanyakan

TRIBUNSUMSEL.COM - Polemik keaslian ijazah hingga nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) selama kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) sampai saat ini tak kunjung reda diperdebatkan.

Hal ini dipicu guyonan Jokowi bersama Mahfud MD yang ketika itu menjabat Menkopolhukam.

Saat itu, tahun 2023 silam, Jokowi dan Mahfud bercerita tentang raihan indeks prestasi (IP) masing-masing saat lulus dari kuliah.

Baca juga: Banyak Nilai C dan D, Teman Satu Angkatan ungkap Tabiat Jokowi Selama 5 Tahun Kuliah di UGM

Adapun candaan Jokowi tersebut tentang dirinya bisa lulus dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di bawah 2,0.

Pernyataan soal IPK itu disampaikan Jokowi dalam sebuah seminar bertajuk "Memimpin dengan Hati" yang digelar Universitas Islam Indonesia (UII) pada 28 Juni 2013.

Kala itu, moderator Rosiana Silalahi menggoda para pembicara dengan menyebut Mahfud dan Jokowi sebagai pasangan ideal untuk Pemilu Presiden 2014.

Pernyataan ini kemudian menjadi sorotan publik dan viral di media sosial.

Bahkan, tak sedikit netizen mengungkit kembali ucapan itu dan mempertanyakan apakah Jokowi sebenarnya memenuhi syarat akademik untuk lulus dari UGM.

Mengingat, untuk bisa lulus dari Program Sarjana di Fakultas Kehutanan UGM di tahun 1980-an, mahasiswa harus memiliki IPK minimal 2,00 dan tidak memiliki nilai E.

Baca juga: Terungkap Nilai IPK Jokowi saat Lulus dari UGM 5 Tahun, Tak Sesuai dengan Tuduhan Roy Suryo

Cerita tersebut diungkap pakar telematika Roy Suryo.

Hal itu pun berujung Jokowi dilaporkan soal dugaan ijazah palsu. Sang mantan Wali Kota Solo itu juga balik melapor sejumlah tokoh ke Polri.

Roy menganggap candaan Jokowi itu perlu diselidiki karena dirasa janggal karena mahasiswa dengan IPK 2,0 bisa lulus dari UGM.

"Yang memicu (kasus ijazah) sebenarnya Pak Jokowi sendiri ketika tahun 2013, dia bercanda dengan Prof. Mahfud MD tentang IP atau Indeks Prestasi."

"Singkat kata, waktu itu Pak Mahfud cerita IP-nya 3,8, Pak Jokowi cerita di bawah 2. Nah, publik lalu bertanya, kok IP di bawah 2 bisa lulus dari UGM, padahal lulusnya lima tahun," katanya dikutip dari YouTube Cumi-cumi, Minggu (18/5/2025).

Setelah pernyataan tersebut, Roy mengatakan beberapa pihak seperti pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa, lalu melakukan penelusuran tentang kelulusan Jokowi dari UGM tersebut.

Bahkan, hal tersebut sampai berujung gugatan hukum oleh seseorang bernama Bambang Tri Mulyono dan Sugi Nur Raharja pada tahun 2022 dan 2023.

Namun, mereka justru berujung dibui karena dianggap melakukan ujaran kebencian.

Kini, meski Bareskrim telah menyatakan ijazah Jokowi asli serta membeberkan nilai IPK dan transkip nilai semasa ia kuliah tak membuat Roy Suryo bergeming.

Roy Suryo menyoroti istilah ‘identik’ dari Polisi yang menjadi kesimpulan atas pemeriksaan keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

Roy merasa penyelidikan terhadap ijazah Jokowi tidak transparan.

Dia juga meragukan ijazah lain yang digunakan sebagai pembanding untuk memastikan keaslian ijazah Jokowi.

Tak tanggung-tanggung, Roy Suryo akan melaporkan penyidik Bareskrim Polri kepada sejumlah institusi pengawasan internal, imbas proses pemeriksaan terhadap ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

“Tidak transparan (penyelidikannya) dan bakal dilaporkan ke instansi di atasnya di Mabes Polri,” ujar Roy, saat menjadi narasumber di program Adisty on Point di YouTube Kompas TV, Jumat (23/5/2025).

“(Akan dilaporkan ke) misalnya, pengawasan dan penyidikan (Wassidik), Kompolnas. Meski Kompolnas 11 12. Kapolri, kita kabari,” ujar Roy.

Ada beberapa hal yang menurut Roy janggal dalam proses penyelidikan dari Bareskrim Polri.

Pertama, proses penyelidikan berlangsung secara tertutup.

Baca juga: Tuding Kena DO dari UGM, Prof Yusuf Tak Percaya Jokowi Ikut KKN Dapat Nilai A, Pertanyakan Transkrip

Ia mengatakan, perwakilan dari Eggy Sudjana dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) belum sekalipun diperiksa penyidik.

“Ini prosesnya sembunyi-sembunyi. Harusnya gelar terbuka, ijazahnya tampilkan. Kemudian, undang pakar-pakar, biar semua terbuka,” kata Roy lagi.

Ia juga meragukan keaslian dari tiga ijazah pembanding yang digunakan Bareskrim Polri.

Menurut dia, berhubung identitas para pemilik ijazah tidak dibuka, dokumen tersebut juga bisa saja dipalsukan.

“Tiga (orang pemilik ijazah) itu kita tahu apa (identitasnya)? Itu bisa juga gerombolannya. Itu (bisa saja) cetak baru juga,” kata Roy.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro menegaskan, penyelidikan laporan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo dihentikan.

Hal ini diputuskan setelah Bareskrim menyelesaikan uji laboratorium forensik (labfor) terhadap ijazah Jokowi.

Hasil uji labfor menyatakan ijazah eks Kepala Negara itu identik dengan pembanding rekan seangkatannya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).

 "Dari proses pengaduan dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbuatan pidana sehingga perkara ini dihentikan penyelidikannya," kata Djuhandhani dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Terkuak Nilai IPK Asli Jokowi

Seperti diketahui, Roy Sambil tertawa, menyinggung isu soal presiden ke-7 itu IPK-nya kurang dari 2.00.

"KHS, kalau kartu hasil studi kan kita malu. Apalagi katanya kalau KHS-nya IP-nya kurang dari 2.00," kata Roy Suryo dalam wawancara di Kompas TV.

Namun faktanya IP Jokowi untuk kredit wajib di Fakultas Kehutanan UGM adalah 3,25.

Lalu IP untuk kredit pilihan, Jokowi mendapatkan IP 2,61.

Sehingga total IP untuk kredit wajib + pilihan adalah 3,05.

Dari penayangan daftar nilai Jokowi semasa kuliah di UGM, terkuak bahwa IP Jokowi adalah 3,05, artinya bukan di bawah 2.

Hal ini diungkap oleh Bareskrim Polri pada Kamis (22/5/2025) saat mengungkapkan transkip nilai Jokowi.

Dari penayangan daftar nilai Jokowi semasa kuliah di UGM, terkuak bahwa IP Jokowi adalah 3,05, artinya bukan di bawah 2.

Namun IPK Jokowi itu juga masih menjadi perdebatan.

Baca juga: 3 Kejanggalan Ijazah Jokowi Disebut Asli Bareskrim Dikuak Roy Suryo, Singgung Penyidikan Tertutup

Sebab ada beberapa pihak yang menduga angka 3 itu persis dengan angka 2.

Sehingga ada juga yang menduga bahwa IPK Jokowi adalah 2,05.

Namun ternyata tudingan Roy Suryo soal IPK Jokowi di bawah 2.00 itu tidak benar.

Meski IPK Jokowi 2.05, faktanya IPK-nya masih di atas 2.00, bukan di bawahnya.

Sehingga pengakuan Jokowi yang mengaku IPK-nya di bawah 2.00 saat seminar bersama Mahfud MD itu diduga hanya candaan saja.

Pada transkrip nilai itu, Jokowi mendapat nilai bervariasi mulai dari A sampai D.

Rincian Nilai Jokowi

Pada transkrip nilai itu, berderet mata kuliah yang diikuti oleh Jokowi selama menempuh studi di UGM.

Terlihat nilai yang didapat Jokowi selama kuliah itu bervariasi dari A hingga D.

Berikut adalah rincian nilai Jokowi di beberapa mata kuliah yang diambilnya saat berkuliah di UGM tahun 1980 hingga 1985:

Nilai A

  • KKN
  • Filsafat Pancasila
  • Fisiologi Pohon

Nilai B

  • Botani II
  • Agama I
  • Filsafat Ilmu Pengetahuan
  • Pancasila
  • Kimia II
  • Matematika I
  • Ilmu Tanah
  • Bahasa Indonesia II
  • Ekologi Hutan
  • Silvikultur

Nilai C

  • Kewiraan
  • Botani I
  • Taksonomi tumbuh-tumbuhan
  • Zoologi
  • Ekonomi Umum
  • Agama II
  • Hukum Agraria
  • Kimia I
  • Klimatologi
  • Klasifikasi Tanah
  • Bahasa Inggris I
  • Bahasa Inggris II
  • Bahasa Indonesia I

Nilai D

  • Matematika II
  • Fisika
  • Genetika
  • Penyakit Tanaman Hutan
  • Statistik I
  • Ilmu ukur kayu

Kesaksian sahabat Jokowi

Sementara rincian nilai Jokowi di transkrip ijazahnya jadi perbincangan, sahabat sang presiden baru-baru ini membongkar fakta baru.

Teman kuliah yang juga satu angkatan dengan Jokowi di UGM, Mustoha Iskandar menceritakan sosok Jokowi selama berkuliah lima tahun.

Kendati Jokowi banyak mendapatkan nilai C hingga D, Mustoha menyebut Jokowi adalah sosok berprestasi.

Sebab di angkatan tahun 1980 Fakultas Kehutanan, Jokowi adalah salah satu yang lulus cepat.

"Dari generasi 80 itu pak Joko Widodo termasuk generasi pertama yang lulus," ungkap Mustoha Iskandar dalam wawancara di kanal tv one news.

Selama berkuliah pun kata Mustoha, Jokowi adalah sosok yang rajin belajar meskipun ikut banyak kegiatan kampus.

"Pak Jokowi orangnya sederhana, humble, enggak banyak bicara tapi banyak kawan, aktivitasnya tidak banyak, paling naik gunung, rajin, belajar sehingga lulus lebih cepat," imbuh Mustoha.

Berani menyebut Jokowi adalah sosok berprestasi, Mustoha punya alasan kuat.

Kata Mustoha, Jokowi membanggakan fakultasnya karena bisa lulus cepat.

"Kalau ukuran kelulusan itu, waktu kelulusan itu jadi ukuran mahasiswa berprestasi ya Pak Joko Widodo termasuk berprestasi karena lebih cepat dari teman yang lain lulusnya," ujar Mustoha.

Lebih lanjut, tak cuma bicara soal prestasi Jokowi selama kuliah, Mustoha juga menanggapi tudingan ijazah palsu sang presiden.

Ditegaskan Mustoha, ia adalah saksi hidup yang mengetahui Jokowi kuliah hingga lulus dari UGM.

Karenanya kata Mustoha, pihak yang menuduh ijazah Jokowi palsu adalah orang-orang yang mengarang cerita saja.

"Itu (yang bilang ijazah Jokowi palsu) ngarang aja itu. Saya nih saksi fakta, artinya yang menyaksikan bukan sekadar 'katanya', saya melihat, mendengar, berinteraksi langsung dengan mas Joko Widodo sejak sama-sama masuk 1980, beliau lulus 1985," tegas Mustoha.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkini