Pemusnahan Bom di Garut Makan Korban

Isak Tangis Istri dan Anak Kolonel Cpl Antonius Hermawan yang Gugur di Ledakan Amunisi di Garut

Penulis: Laily Fajrianty
Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TNI GUGUR DI LEDAKAN AMUNISI - (kiri) Tangis pilu istri Kepala Gudang Amunisi Korban Ledakan di Garut, Cita-citanya Sudah Diwujudkan Suami. (kanan) Kolonel Cpl Antonius Hermawan, salah satu prajurit yang gugur dalam pemusnahan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025).

TRIBUNSUMSEL.COM - Istri Kolonel Cpl Antonius Hermawan, salah satu prajurit yang gugur dalam pemusnahan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025), menangisi kepergian sang suami.

Diketahui, ledakan terjadi saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut yang mengakibatkan 13 orang tewas, termasuk sembilan warga sipil.

Selain itu empat anggota TNI juga gugur dalam ledakan tersebut, salah satunya Kolonel Cpl Antonius Hermawan.

Kepergian Kolonel Cpl Antonius Hermawan meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, terutama sang istri.

Dengan mata sembab dan air mata yang berlinang, wanita bernama Ira itu keluar dari dalam rumahnya didampingi seorang perempuan.

Raut kesedihan terpancar di wajah Ira meski dirinya terlihat berusaha tersenyum menyapa para pelayat.

Baca juga: Sosok Mayor Cpl Anda Rohanda, Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Amunisi Gugur Ledakan di Garut

Dalam tatapan bingung, Ira memeluk anak laki-lakinya dari pernikahannya dengan Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Samuel.

PERWIRA TNI TEWAS- Tangkap layar Kolonel Cpl Antonius Hermawan semasa hidup. perwira TNI yang termasuk dalam 13 korban tewas saat insiden pemusnahan bom kedaluwarsa di di Desa Sagara, Garut, Jabar (IG/antoniushr)

Sang anak yang juga terlihat sedih dan bingung itu hanya bisa terdiam di pelukan ibunya.

Meski hatinya terluka, Ira berusaha kuat di depan putra satu-satunya itu.

Baca juga: Pilu Curhat Kekasih Pratu Afrio yang Gugur Dalam Ledakan Amunisi di Garut, Rindu hingga Susah Tidur

Di belakang mereka, peti berisi jenazah Kolonel Cpl Antonius Hermawan dibawa oleh anggota TNI.

Peti jenazah itu tampak ditutupi oleh kain berwarna merah putih.

Ira dan putranya kemudian menyaksikan prosesi penyerahan jenazah dari pihak keluarga ke TNI AD sambil duduk di samping peti.

Jenazah Antonius Hermawan akan dimakamkan secara militer.

Setelah itu, jenazah kemudian dimasukkan ke dalam mobil jenazah untuk dimakamkan.

Suasana haru menyelimuti upacara pemakaman Antonius.

Tak hanya istri dan anaknya, para keluarga juga tampak mengantarkan dengan tangisan.

Sementara sang istri, tampak terus menangis sepanjang prosesi sambil memeluk sang putra.

Tak lama kemudian, sang istri bersama keluarga ikut masuk ke dalam mobil yang lain menujuk ke pemakaman.

Saat melewati mobil jenazah yang membawa suaminya, Ira sempat terdiam dan melirik ke arah peti sang suami.

Sepertinya Ira dan putranya masuk ke dalam mobil jenazah bersama sang suami.

Kolonel Cpl Antonius Hermawan merupakan merupakan Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD.

Ia meninggal dunia di usia 50 tahun saat sedang bertugas.

Pihak keluarga mengatakan, rencananya jenazah Antonius  akan langsung dimakamkan hari ini, Selasa (13/5/2025).

"Nanti jam 3 (15.00 WIB) ada misa reguyem, terus dilakukan pemakaman jam 4 (16.00 WIB). Di Dusun Kaliwanglu, Pakem, Sleman, Yogyakarta.

Selain Kolonel Cpl Antonius Hermawan, ada tiga anggota TNI lainnya yang juga jadi korban.

Sementara itu sembilan warga sipil juga jadi korban meninggal dunia.

Kronologi

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana, menjelaskan awalnya pada hari Senin 12 Mei 2025 Pukul 09.30 WIB telah dilaksanakan kegiatan pemusnahan munisi afkir tidak layak pakai inventaris TNI Angkatan Darat di lokasi peletakan Desa Sagara Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

Pemusnahan tersebut dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.

Pada awal kegiatan, kata dia, secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personil maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman.

Selanjutnya, ungkap dia tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan.

Setelah seluruh tim pengamanan masuk ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan dan setelah dinyatakan aman kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh amunisi afkir tersebut untuk dihancurkan.

Peledakan di dua sumur tersebut, kata dia, berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman.

Sedangkan di luar dua sumur tersebut disiapkan satu lubang yang peruntukannya adalah untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya, termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi afkir tersebut.

"Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut setara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," kata Wahyu, dilansir dari Tribunnews.com.

Pemusnahan amunisi kadaluwarsa dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.

Awalnya, pemusnahan bom berjalan lancar.

Namun, sejumlah warga dilaporkan langsung mendekati lokasi.

Hal itu dilakukan sejumlah warga untuk mengumpulkan selongsong bom.

Para korban tak menyadari jika ada bom atau peledak yang belum meledak sepenuhnya.
 
Selongsong bahan peledak itu diambil lantaran bernilai jual tinggi karena terbuat dari besi dan kuningan.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menyebut warga yang menjadi korban ledakan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, sedang ingin mengumpulkan bekas granat hingga mortir.

"Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut," ujar Kristomei dalam live Kompas TV, Senin (12/5/2025).

Namun, ternyata, ada bom yang belum meledak.

Walhasil, ketika masyarakat sudah mendekat, mereka terkena ledakan susulan tersebut.

Kristomei menekankan bahwa kegiatan masyarakat tersebut memang biasa mereka lakukan setiap ada kegiatan pemusnahan amunisi expired.

"Nanti kita dalami lagi kenapa itu bisa terjadi. Sehingga mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat mendekat ke sana terjadi ledakan susulan," sambungnya.

13 Orang Tewas

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana mengungkapkan, 13 orang meninggal dunia dalam kejadian ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat.

Salah satu korban meninggal dunia adalah Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl. Antonius Hermawan.

"Data yang meninggal adalah empat orang dari anggota TNI Angkatan Darat, yaitu Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl. Antonius Hermawan, Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Mayor Cpl Anda Rohanda," ujar Wahyu dalam konferensi persnya, Senin (12/5/2025) dilansir dari Kompas.com. 

"Dan dua orang anggota gudang pusat amunisi 3 Gudang Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat yaitu Kopda Eri Triambodo dan Pratu Aprio Seriawan," sambungnya.

Selain empat anggota TNI AD, sembilan korban lainnya adalah masyarakat sipil, yakni Agus bin Kasmin, Ipan bin Obur, Anwar, Iyus bin Inon, Iyus Rizal bin Saepuloh, Totok, Dadang, Rustiawan, dan Endang.

TNI AD pun menyampaikan belasungkawa dan duka cita mendalam terhadap korban dalam kejadian ledakan amunisi yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut itu.

"Tentunya mewakili TNI Angkatan Darat saya awali penjelasan ini dengan ungkapan duka cita yang mendalam bagi para korban. Baik yang berasal dari TNI Angkatan Darat maupun masyarakat sipil," ujar Wahyu.

Saat ini semua korban meninggal dunia sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk untuk dilakukan tindakan selanjutnya.

Direktur RSUD Pameungpeuk, Lulu Fahrizah Balqis menyampaikan ada sebanyak 13 jenazah yang berada di RSUD Pameungpeuk.

"Jenazah sudah dimasukkan ke dalam kantong-kantong jenazah, ada yang memang kondisi utuh dan sudah terpecah-pecah," katanya dalam siaran KompasTv.

Pihak rumah sakit pun, lanjutnya, telah menerima identitas 13 jenazah tersebut sambil mendapatkan bantuan dokter forensik dari satuan TNI di sana.

"Kalau untuk korban luka-luka kami belum mendapatkan laporannya. Jarak dari RS ke Cibalong itu sekitar 6 KM," katanya.

Pihak keluarga korban mulai berdatangan ke rumah sakit untuk proses identifikasi.

Dedi Duha, salah satu korban mengatakan bahwa saat ini saudaranya sudah berada di RSUD.

"Kami sedang menunggu, katanya, almarhum mau diautopsi dulu," kata Dedi saat dihubungi TribunJabar.id di Garut.

Dedi mengaku belum mengetahui pasti kronologi kejadian ledakan tersebut.

Namun kini, lanjut Dedi, sejumlah keluarga korban terfokus di RSUD Pameungpeuk.

Dari sepengetahuan Dedi, total korban berjumlah 13 orang dan mereka kini telah berada di rumah sakit.

"Ada 13 orang korban, kronologinya belum tau ya kami masih panik, mohon doa saja untuk Kang Rush (korban) moga husnul khatimah," ungkapnya.

Berikut nama-nama korban meninggal dalam insiden ledakan di Garut:  

  • Kolonel Cpl Antonius Hermawan, ST., MM.
  • Mayor Cpl Anda Rohanda
  • Kopda Eri Priambodo
  • Pratu Apriyo Hermawan
  • Sdr. Agus Bin Kasmin.
  • Sdr. Ipan Bin Obur.
  • Anwar Bin Inon.
  • Sdr. Iyus Ibing Bin Inon.
  • Sdr. Iyus Rizal Bin Saepuloh.
  • Sdr. Toto
  • Sdr. Dadang.
  • Sdr. Rustiawan.
  • Sdr. Endang.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Tangis Pilu Istri Kepala Gudang Amunisi Korban Ledakan di Garut, Cita-citanya Sudah Diwujudkan Suami

Berita Terkini