Gaji Sopir Feeder LRT Telat

Sopir Feeder LRT Musi Emas Palembang Keluhkan Gaji yang Belum Dibayar, Pengelola Buka Suara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BELUM DIGAJI -- Feeder LRT Musi Emas yang sedang mangkal di Stasiun Asrama Haji Palembang, Senin (12/5/2025). Sudah dua bulan, gaji sopir feeder LRT Musi Emas Palembang belum dibayar, pengelola buka suara.

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati


TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Gaji bulan April yang hingga belum dibayar dikeluhkan oleh para sopir Feeder LRT Musi Emas Kota Palembang yang terintegrasi dengan LRT Sumsel.

R salah satu sopir Feeder LRT Musi Emas mengatakan, sudah dua bulan ini gaji mereka sering terlambat dibayarkan. 

Bahkan gaji bulan April yang semestinya diterima awal Mei, hingga pertengahan bulan ini belum juga dibayarkan. 

"Seharusnya gaji bulan April dibayarkan pada awal Mei, namun hingga kini belum dibayar. Bulan lalu juga begitu, gaji bulan Maret baru dibayar pada 15 April," kata R saat diwawancarai di Stasiun LRT Asrama Haji Palembang, Senin (12/5/2025). 

Kata R, akibat keterlambatan gaji itu dirinya terpaksa berutang ke orangtuanya sebab mereka masih tinggal di satu atap. 

"Harapannya gaji kami segera dibayarkan, supaya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," ungkapnya. 

PT Transportasi Global Mandiri (TGM) sebagai operator Feeder LRT Musi Emas pun memberikan jawabnya terkait keterlambatan gaji yang dikarenakan ada keterlambatan dari Pemkot Palembang. 

"Keterlambatan pembayaran gaji untuk periode bulan April, kami memahami sepenuhnya kekhawatiran dan ketidaknyamanan yang timbul akibat situasi ini, dan kami memohon maaf atas keterlambatan yang terjadi," kata Kepala Operasional PT TGM Fajar Wahyudi.

Fajar menjelaskan, keterlambatan ini disebabkan oleh belum diterimanya pembayaran invoice PT TGM dari Pemerintah Kota Palembang untuk pekerjaan yang telah diselesaikan pada tahun 2024. 

"Kami telah melakukan penagihan secara aktif dan terus berkoordinasi dengan pihak terkait di Pemkot Palembang untuk mempercepat proses pembayaran tersebut. Sebab dalam satu bulan setidaknya biaya operasional hampir Rp 1 Miliar ," ungkapnya. 

Menurutnya, PT Transportasi Global Mandiri ini sangat bergantung pada pembayaran dari Pemberi Kerja. Keterlambatan pembayaran dari pihak pemberi kerja secara langsung berdampak pada cash flow perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya, termasuk pembayaran gaji karyawan.

"Untuk pembayaran gaji saat ini yang belum dibayarkan hanya bulan April. kami tidak pernah tidak membayarkan gaji, hanya saja memang jatuh tempo waktunya yang mengalami keterlambatan," katanya. 

Menurutnya, sudah dua bulan belakangan ini pembayaran gaji molor 10 hari, karena terganggunya cash flow perusahaan dan secepatnya berupaya agar kondisi seperti ini bisa teratasi dan penggajian kembali normal setiap awal bulan 

"Untuk terkait BPJS Kesehatan sampai saat ini masih aktif dan bisa digunakan. Sedangkan untuk BPJS Ketenagakerjaan, saat ini kami hanya menunda pembayaran bukan tidak membayarkan tagihan. BPJSnya juga dan aktif, terkait penundaan akan kami selesaikan pada bulan ini setelah cash flow kembali normal," katanya. 

Halaman
12

Berita Terkini