TRIBUNSUMSEL.COM- Di tengah kebijakan penggunaan vasektomi sebagai syarat utama pemberian bantuan sosial (Bansos) ditolak, Dedi Mulyadi sebelumnya dikejutkan dengan satu keluarga yang memiliki anak banyak.
Mirisnya, kepala keluarga tersebut seorang pengangguran.
Seperti diketahui, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melontarkan rencana untuk menjadikan KB (vasektomi) pada pria sebagai syarat satu keluarga untuk menerima berbagai bantuan mulai dari beasiswa hingga bantuan sosial (bansos) lainnya.
Namun, kebijakan tersebut ditolak MUI dan justru disarankan tidak mengambil jatah bansos apabila syarat yang diwajibkan harus vasektomi.
Baca juga: 6 Deretan Kebijakan Baru Dedi Mulyadi Kembali Bikin Heboh Publik, Terbaru Usulkan Pria Vasektomi
Di tengah pertentangan tersebut, viral kembali video Dedi Mulyadi berjumpa dengan pria pengangguran yang memiliki 11 anak.
Penelusuran TribunJakarta.com, video tersebut diunggah akun YouTube Kang Dedi Mulyadi Chanel, pada 12 Oktober 2024.
Di awal video, Dedi Mulyadi bertemu seorang anak berusia 9 tahun berinisial R yang tengah berjualan kue di alun-alun Majalengka, Jawa Barat.
Kepada Dedi Mulyadi, R mengaku berasal dari 10 bersaudara yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 5 perempuan.
Bahkan kala itu ibunda R, tengah mengandung anak ke-11.
R bercerita ia dan saudara-saudaranya tidak pernah menempuh pendidikan formal.
"Kamu engga sekolah?" tanya Dedi Mulyadi.
"Sekolah paket, soalnya pengen bantu Ibu Bapak jualan," jawab R.
R lalu mengatakan kue yang dijual ia dan saudaranya merupakan buatan tangan ibunda.
Sementara sang ayah bekerja serabutan
"Bapaknya kerja apa?" tanya Dedi Mulyadi.
"Serabutan," jawab R.
Baca juga: Tegas, MUI Minta Umat Muslim Tolak Bansos Dari Dedi Mulyadi Jika Vasektomi Jadi Syarat Utamanya
R dan saudara-saudaranya dapat disebut merupakan tulang punggung keluarga.
Pasalnya ia mengaku pernah tak makan seharian karena dagangannya tidak terjual.
"Pernah beberapa kali enggak makan, jualan kan kadang laku kadang enggak," kata R.
"Seharian enggak makan," imbuhnya.
Dedi Mulyadi kemudian mengantarkan R dan saudaranya untuk pulang ke rumah kontrakan mereka.
Setibanya di rumah kontrakan, Dedi Mulyadi bertemu dengan ayah dari R.
Pria yang mempunyai 11 anak itu, tampak seperti baru bangun tidur.
Dedi Mulyadi lalu menyarankan sang bapak untuk mengikuti program KB agar tidak terus menambah jumlah anak.
Namun, sang bapak menjawab dengan tenang bahwa ia ingin meminta petunjuk terlebih dahulu sebelum membuat keputusan.
"Ya nanti saya salat istikharah dulu," ujarnya.
Bahkan ketika Dedi Mulyadi menegaskan niatnya yang tulus untuk membantu, si bapak tetap menunjukkan penolakan halus.
"Kan enggak harus KB begitu pak, kan niat saya baik, saya tulus," ucapnya.
"Saya tulus juga bantu bapak untuk melakukan KB, saya tulus biar tidak terjadi anak ke-12,” timpal Dedi Mulyadi kepada pria tersebut.
Ucapan tersebut disambut tawa oleh sang bapak, mencairkan suasana yang semula serius.
Percakapan kemudian beralih ke sisi lain kehidupan sang bapak.
Ternyata, ia memiliki cita-cita menjadi penulis buku.
Ia menyampaikan keinginannya untuk menulis buku tentang metode membaca, menulis, dan berhitung (calistung) yang bisa digunakan oleh masyarakat luas.
Menanggapi hal tersebut, Dedi Mulyadi memberikan dukungan penuh dan bahkan menjanjikan bantuan pencetakan.
"Ya nanti saya cetakin seribu ekslempar," ujarnya.
Dedi Mulyadi berharap buku karya bapak tersebut bisa membawa manfaat, khususnya bagi anak-anak yang kurang mendapat akses pendidikan.
"Agar anak-anak di Majalengka, anak-anak jalanan yang enggak sempat sekolah, bapak bisa mengajar, anak-anak bisa belajar calistung," tambahnya.
Kebijakan Dedi Mulyadi Soal KB
Diketahui saat ini Dedi Mulyadi pun tengah gencar menggaungkan kebijakan agar warga miskin untuk melakukan KB.
Namun, beredar kabar bahwa Dedi Mulyadi menyarankan agar kepala keluarga miskin untuk vasektomi.
Sebagai informasi, vasektomi adalah prosedur kontrasepsi pria yang bersifat permanen atau juga disebut pemandulan.
Sontak kabar tersebut sempat jadi perbincangan publik hingga menuai sorotan dari berbagai pihak, mulai dari MUI hingga Kementerian Sosial.
Namun, Dedi Mulyadi memberikan klarifikasi untuk meluruskan pemberitaan soal dirinya menganjurkan vasektomi tersebut.
Diketahui kabar vasektomi itu berhembus setelah dirinya pidato dalam acara Rapat Koordinasi Gawe Rancage Pak Kades Jeung Pak Lurah, di Bale Asri Pusdai, Kota Bandung, Senin 28 April 2025.
Kemudian, untuk mengklarifikasi pemberitaan yang beredar, Dedi Mulyadi mengunggah kembali pidatonya tersebut.
Pada unggahan tersebut, Dedi Mulyadi memberikan keterangan tentang pidatonya yang tidak menyebut vasektomi sebagai syarat penerima bantuan sosial.
"Ini loh pernyataan resmi saya tentang bantuan sosial Provinsi Jawa Barat dan kepesertaan Keluarga Berencana (KB). Semoga menjadi pencerahan," tulis Dedi Mulyadi, Senin (5/5/2025
Sementara itu, dalam pidatonya, Dedi menjelaskan soal kepesertaan KB sebagai salah satu syarat penerima bantuan sosial dari pemerintah, bukan vasektomi.
"Nanti ke depan, ada 150 ribu penerima jaringan listrik baru dari Pemprov Jabar, tapi syaratnya boleh dipasang listrik tapi harus KB dulu," katanya.
Selain itu, Dedi Mulyadi juga mengatakan ke depan anak-anak di Jabar yang mendapat beasiswa, orang tuanya harus sudah ikut KB, penerima bantuan rumah tidak layak huni (rutilahu) dan lainnya pun sama, harus sudah ikut KB.
"Para penerima bantuan sosial yang penerimanya misalnya masih usia produktif, boleh nerima bantuan sosial tapi harus KB dulu," katanya.
Nantinya, kata dia, KB tidak selalu diterapkan pada ibu-ibu saja, tapi para laki-laki pun wajib di KB, agar jangan hanya perempuan yang terbebani urusan reproduksi.
"Data kependudukan itu saya ingin sudah tercantum orang itu KB atau tidak. Untuk apa? Ketika kami menurunkan bantuan, (sudah) ber-KB, beri bantuan. Belum ber-KB, KB dulu, tapi KB-nya harus laki-lakinya," ucapnya.
Menurutnya, laki-laki sebagai seorang suami memiliki tanggung jawab besar terhadap keluarganya, termasuk dalam urusan reproduksi.
"Ini serius. Walaupun saya tidak punya istri, saya berpihak kepada kaum perempuan. Tapi perempuan yang memiliki arah dan tujuan bagi kesejahteraan keluarga. Seluruh ini harus jalan terintegrasi, jangan jalan sendiri-sendiri," katanya.
Artikel telah tayang di Tribunjabar.com dengan judul Dedi Mulyadi Kaget Dapati 1 Keluarga 11 Anak Ayahnya Nganggur, Sang Gubernur Sarankan KB Ditolak
Baca berita lainnya di google news