Berita Viral

Pekerjaan Orang Tua AC Remaja Viral Ngotot ke Dedi Mulyadi Adakan Wisuda, Penjual Botol untuk Bensin

Penulis: Aggi Suzatri
Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEKERJAAN ORANGTUA AC- (kiri) Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi debat dengan remaja lulusan SMA saat bertemu sejumlah warga rumah digusur lantaran dibangun di bantaran kali, Sabtu (27/4/2025). (kanan) Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga, sementara ayahnya berjualan botol kaca untuk bensin eceran., AC bersikuku meminta Dedi Mulyadi adakan wisuda

TRIBUNSUMSEL.COM - Pekerjaan orang tua AC, remaja asal Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi disorot usai anaknya viral berani debat dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

AC diketahui ngotot kepada Dedi Mulyadi meminta agar acara wisuda perpisahan di sekolah tetap diadakan.

Sementara, Dedi Mulyadi sendiri menyebut bahwa AC sebagai anak terlalu memaksakan orang tuanya, ditambah lagi rumahnya di bantaran Kali Cikarang Bekasi Laut menjadi korban penggusuran.

Baca juga: Kesan Dedi Mulyadi ke AC, Remaja Ngotot Minta Wisuda Diadakan: Cerdas, Berani Kemukakan Pendapat

DEBAT DEDI MULYADI- (kanan) Dedi Mulyadi menyebut AC (kiri) dinilai sebagai anak yang cerdas serta berani mengemukakan pendapatnya di depan publik, terlebih kepada Gubernur Jawa Barat. (Youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL)

Momen tersebut terjadi saat Dedi bertemu dengan sejumlah warga  yang menjadi korban penggusuran, seperti yang terlihat dari Youtubenya pada Sabtu (26/4/2025),

Saat Dedi meminta rincian biaya perpisahan saat SMP, si AC menyebut nominal sekitar Rp1 juta. 

Padahal, dari pengakuan ibunda AC yang duduk di sampingnya, kondisi ekonomi keluarga jauh dari kata mapan. 

Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga, sementara ayahnya berjualan botol kaca untuk bensin eceran. 

"Ibuknya kerja apa? Ayahnya kerja apa?" tanya Dedi.

"(Saya) ibu rumah tangga. (Ayahnya) wiraswasta, dagang. Dagang botol-botol (untuk) bensin (eceran)," jelas ibunya.

Meski penghasilan pas-pasan, sang ibu tetap rela mengeluarkan uang demi perpisahan agar anaknya punya kenangan bersama teman-temannya. 

Ibunya mengaku setuju membayar demi membangun mental anak.

"Ibu lebih setuju mana? Perpisahan tapi bayar, atau perpisahan dilarang, nggak ngeluarin duit?" tanya Dedi. 

"Kalau buat mental anak, setuju yang bayar. Kalau nggak ada kenangan, kan ini," sahut sang ibu.

Dedi yang mendengar jawaban itu langsung menyinggung pilihan hidup keluarga tersebut. 

"Ibu rumah aja ga punya?" sindir Dedi. 

Halaman
123

Berita Terkini