TRIBUNSUMSEL.COM -- Terdapat hadits tentang kondisi seorang anak ketika dilahirkan di dunia.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
Latin:
Kullu mauludin yuladu alal fitrah
Artinya:
"Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya." (HR. Bukhari dan Muslim).
kalimat kullu mauludin yuladu alal fitrah dapat dimaknai bahwa manusia sejak lahir dalam keadaan fitrah atau suci.
Artinya, anak dilahirkan tidak memiliki dosa dan memiliki kesiapan mental untuk menerima kebaikan dan agama yang esa.
Berdasarkan penafsiran ini, sesungguhnya manusia ketika lahir diliputi oleh potensi kebaikan-kebaikan. Ia dalam keadaan baik dan berpihak pada kebaikan serta kesucian.
Ia memiliki hati suci dan tidak mau untuk dikotori. Inilah sesungguhnya potensi dasar yang dimiliki oleh manusia.
Jika diibaratkan dengan kertas, manusia terlahir seperti kertas putih, tanpa goresan tinta, tanpa cacat, dan bebas dari dosa. Meskipun orangtua yang melahirkannya mungkin telah berbuat dosa.
Dalam Islam tidak dikenal adanya dosa warisan.
Kata fitrah juga tertulis dalam Alquran Surat Ar-Rum ayat 30 yang artinya, "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Rum:30).
Hadits kullu maulidin ala fitrah, ternyata ada lanjutan kalimatnya.