TRIBUNSUMSEL.COM - Peringatan Hari Jumat Agung tahun ini bertepatan dengan Hari Jumat, 18 April 2025.
Umumnya saat melangsungkan Ibadah Jumat Agung, akan disampaikan Khotbah Jumat Agung sebagai upaya untuk merenungkan kembali makna pengorbanan Kristus di Kayu Salib.
Berikut akan disajikan 2 contoh Naskah Khotbah Jumat Agung 2025 yang mengandung makna serta pesan rohani untuk dijadikan referensi.
______
Contoh Khotbah Jumat Agung 2025
#Khotbah Jumat Agung (1)
"Manusia yang Buta Karena Dosanya"
Bacaan: Yohanes 1:5, Yohanes 9:1-7, Mazmur 85:12
Pendahuluan
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,
Kita sering berpikir bahwa kita tahu ke mana arah hidup ini. Tapi sebenarnya, banyak dari kita berjalan dalam kegelapan, buta, tapi tidak sadar bahwa kita buta.
Hari ini kita akan merenungkan apa yang dikatakan Santo Augustinus: bahwa manusia buta karena dosanya, dan hanya Kristus yang dapat menyembuhkannya.
Yesus Datang Menjadi Obat
Dalam Sermo 195, Augustinus mengutip Yohanes 1:5:
"Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, dan kegelapan itu tidak menguasainya."
Ia mengatakan bahwa Yesus datang dalam tubuh manusia untuk menyembuhkan kita dari kebutaan rohani. Tubuh-Nya bagaikan obat yang menyembuhkan mata batin kita yang dibutakan oleh keduniawian.
Yesus memakai tanah, bahan yang sama dari mana manusia diciptakan untuk menyembuhkan orang buta sejak lahir (Yoh. 9:1-7). Ini adalah lambang yang dalam. Kita yang berasal dari debu tanah dibutakan oleh kelekatan kita pada dunia ini, dan hanya oleh "tanah" yang adalah Kristus, kita disembuhkan.
Yesus, Tabib dan Obat
Augustinus berkata bahwa Yesus bukan hanya sang Tabib, tetapi juga obatnya sendiri. Ia datang untuk menyembuhkan cacat-cacat kita seperti kesombongan, keangkuhan, dan buta rohani.
Dalam perumpamaan ini, Kristus menjadi obat dari tanah, dan dalam kenyataannya, Ia menggunakan tanah untuk menyembuhkan. Dua gambaran yang menyatu: Kristus sebagai penyembuh, dan Kristus sebagai penyembuhan itu sendiri.
Refleksi: Amazing Grace
Nyanyian "Amazing Grace" (Kidung Jemaat No. 40) berbicara hal yang sama:
"Ku hilang, buta, bercela, oleh-Nya kusembuh."
Lagu ini sering dinyanyikan dalam kebaktian pertobatan. Tapi sayangnya, pengajaran tentang "manusia yang rusak total" kadang dibawa terlalu jauh, seolah-olah manusia sama sekali tidak ada nilainya. Pandangan ini berkembang di Jawa, bercampur dengan budaya lokal yang juga melihat manusia dengan pesimis.
Generasi sekarang pun mulai menjauh dari pandangan tersebut. Tidak hanya itu, bahkan sampai menganggap bahwa manusia itu pada dasarnya baik-baik saja.
Penutup
Kita diingatkan hari ini bahwa kita memang buta karena dosa, tapi bukan tanpa harapan. Yesus datang untuk menjadi terang bagi kita. Mari kita izinkan Kristus menyembuhkan mata rohani kita, agar kita tidak lagi hidup dalam kegelapan, melainkan menjadi terang di dalam Tuhan. Amin.
_____
#Khotbah Jumat Agung (2)
"Tubuh Kristus dan Tubuh Kita: Antara Dosa dan Kemuliaan"
Bacaan: Lukas 24:38-39, Yohanes 20:17, Roma 13:13-14
Pendahuluan
Saudara-saudari terkasih,
Pada Jumat Agung ini, kita bukan hanya mengingat penderitaan Yesus, tapi juga menantikan kebangkitan-Nya. Kita sering lupa bahwa Kristus bangkit dengan tubuh-Nya.
Dan dari tubuh yang bangkit itu, kita belajar sesuatu yang penting tentang diri kita sendiri. Yaitu bahwa tubuh kita pun akan dibangkitkan.
Kristus Bertubuh Sejati
Augustinus menekankan bahwa Yesus sungguh menjadi manusia. Ia makan, berjalan, duduk, bahkan merasa letih. Setelah bangkit pun, Yesus menunjukkan tubuh-Nya, dan meminta murid-murid untuk menyentuh-Nya.
"Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku, bahwa Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya." (Luk. 24:39)
Namun Augustinus mengajak kita melihat lebih dalam. Menyentuh Kristus bukan sekadar dengan tangan, tapi dengan iman. Gereja harus "memegang" Kristus sebagai Tuhan, bukan hanya sebagai manusia.
Kebangkitan Tubuh Kita
Kebangkitan Kristus adalah jaminan bahwa tubuh kita pun akan bangkit. Mungkin kita bertanya: bagaimana tubuh yang sudah hancur bisa bangkit?
Augustinus menjawab: sama seperti Allah membentuk tubuh kita dari rahim ibu, Ia juga sanggup membangkitkan kita dari tanah.
Tubuh ini memang akan mati, tetapi akan digantikan dengan tubuh yang baru-yang indah, utuh, dan abadi. Bahkan bagian tubuh yang tampaknya tidak berguna pun punya makna. Jika tubuh lama saja begitu teratur dan indah, apalagi tubuh baru yang akan kita kenakan dalam kemuliaan.
Sayangnya, banyak orang Kristen di Indonesia mengabaikan ajaran tentang kebangkitan tubuh. Kita lebih sering mendengar:
"Yang penting rohnya masuk surga." Namun, ini mendekati pandangan Manikheisme yang melihat tubuh sebagai sesuatu yang rendah dan tidak penting.
Sementara itu, iman Kristen mengajarkan bahwa tubuh akan bangkit-karena Tuhan menciptakannya baik, dan Ia akan memulihkannya dalam kemuliaan.
Penutup
Mari kita muliakan Allah dengan tubuh kita, sebab tubuh ini adalah ciptaan-Nya, dan kelak akan dibangkitkan untuk hidup bersama-Nya. Jangan anggap rendah tubuh ini, tapi gunakan untuk kemuliaan Tuhan. Amin.
***
Artikel lainnya diĀ google news.
Ikuti dan bergabung disaluranĀ WhatsApp Tribunsumsel.