TRIBUNSUMSEL.COM - Presenter Raffi Ahmad mendadak jadi sorotan usai mendapat teguran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
MUI menilai Raffi Ahmad melakukan dugaan pelanggaran dalam program Ramadan di televisi.
Rupanya, dalam siaran tersebut, suami Nagita Slavina ini sempat melontarkan lelucon yang menjadikan status janda sebagai bahan candaan.
Baca juga: Potret Pertemuan Raffi Ahmad dengan Mayor Teddy Setelah Ditegur Imbas Viral Patwal Mobil RI 36
Temuan ini merupakan hasil pemantauan tahap pertama selama 10 hari pertama bulan Ramadhan yang dilakukan oleh MUI bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Kejadian ini berlangsung saat terjadi dalam program Kuis Gaspol di SCTV pada 9 Maret 2025.
Di mana seorang talent bernama Fanny diduga melakukan joget yang dianggap tidak pantas dengan pakaian ketat yang menonjolkan bentuk tubuhnya.
Dalam segmen tersebut, Raffi juga sempat melontarkan pertanyaan bernada ganda dengan mengatakan,
"Kalau basah mau diapain?".
Selain itu, dalam edisi ke-145 program Gaspol SCTV, ia diduga mengeksploitasi status janda dengan menyebutkan, “Janda semakin di depan.”
Tak hanya itu, kekerasan fisik juga sempat terjadi dalam acara tersebut.
Pada 3 Maret 2025, Raffi tertangkap kamera membanting rekannya, Anwar, di atas panggung. '
Atas kejadian ini, MUI meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk memanggil Raffi Ahmad guna memberikan klarifikasi dan memastikan bahwa tayangan televisi tetap menghadirkan konten yang sesuai dengan nilai-nilai selama bulan Ramadhan.
Baca juga: Akhirnya KPK Ungkap Harta Kekayaan Raffi Ahmad Selaku Utusan Khusus, Tak Lebih Kaya dari Menpar
Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Masduki Baidlowi, mengungkapkan bahwa dalam beberapa episode program Ramadan di dua stasiun televisi, Raffi Ahmad kerap melontarkan ucapan serta melakukan aksi yang dinilai merendahkan martabat orang lain dan tidak mencerminkan semangat Ramadan.
"Beberapa tayangan memperlihatkan adanya penghinaan, candaan vulgar, serta aksi yang tidak pantas di bulan suci Ramadan," ujar Masduki dalam keterangannya, Senin (24/3/2025) mengutip Tribunnews.
Sebagai figur publik yang memiliki pengaruh besar, bahkan kini berstatus sebagai Utusan Khusus Presiden di bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, MUI menilai Raffi Ahmad seharusnya lebih berhati-hati dalam bertindak.
MUI menegaskan bahwa media penyiaran memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesucian bulan Ramadan dengan menghadirkan program yang lebih mendidik dan berkualitas.
MUI berharap KPI dapat mengambil tindakan tegas untuk mencegah pelanggaran serupa terjadi di masa mendatang.
Sementara itu, anggota Tim Pemantauan Ramadan MUI, Dr. Rida Hesti Ratnasari, mengingatkan bahwa pihaknya hanya berwenang memberikan catatan dan rekomendasi, sementara keputusan ada di tangan KPI.
"Kami berharap KPI bisa lebih tegas dalam memberikan teguran, termasuk kepada Raffi Ahmad, agar ada peningkatan kualitas program Ramadan ke depannya," pungkasnya.
Raffi Ahmad Minta Maaf
Raffi Ahmad langsung mengambil sikap cepat menyampaikan permohonan maaf atas dugaan pelanggaran dalam siaran program Ramadhan setelah mendapat teguran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Raffi Ahmad mengaku telah menemui perwakilan MUI dan menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut.
“Saya mengapresiasi langkah MUI yang terus berupaya meningkatkan kualitas siaran TV selama Ramadhan. Saya sudah berkomunikasi dengan Ketua MUI Bidang Infokom, Bapak KH Masduki Baidlowi, dan saya juga menyampaikan permohonan maaf kepada beliau dan MUI,” ujar Raffi Ahmad seperti dikutip dari laman resmi MUI, Selasa (25/3/2025).
Raffi menegaskan tidak ada unsur kesengajaan dan menjadi pembelajaran penting baginya dalam membawakan acara yang ditonton oleh banyak orang.
Baca juga: 3 Menteri Ikut Dituduh, Anggota Disanksi, Raffi Ahmad Cuma Ditegur Imbas Patwal Mobil RI 36 Viral
Guyonan tersebut bukan kesengajaan, melainkan refleks ketika melakukan siaran langsung.
“Ini jadi pelajaran penting bagi saya. Apa yang terjadi bukan kesengajaan, tetapi refleks. Saya berkomitmen, insya Allah, untuk siaran ke depan akan lebih baik lagi,” kata Raffi Ahmad.
Sebagai Utusan Khusus Presiden RI Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad juga mengungkapkan rencananya untuk menemui pimpinan MUI setelah Lebaran.
Selain untuk bersilaturahmi, pertemuan tersebut juga dimaksudkan untuk menjalin kerja sama dalam pembinaan generasi muda, khususnya generasi muda Islam.
“Setelah Lebaran, kami selaku Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni akan bekerja sama dengan MUI dalam pembinaan generasi muda,” tambah Raffi.
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Infokom, KH Masduki Baidlowi, mengapresiasi langkah Raffi Ahmad yang dengan cepat merespons teguran dan menunjukkan itikad baik untuk memperbaiki diri.
“Pengawasan siaran Ramadhan yang dilakukan MUI bersama KPI bertujuan untuk memastikan lembaga penyiaran menayangkan konten positif bagi publik, khususnya di bulan Ramadhan,” kata Masduki.
Masduki menambahkan bahwa inisiatif Raffi untuk memperbaiki diri patut diapresiasi dan MUI siap untuk berkoordinasi dengan lembaga penyiaran guna meningkatkan kualitas tayangan ke depannya.
"Kami akan segera berkoordinasi dengan lembaga penyiaran agar ke depannya semua tayangan dapat lebih berkualitas dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” tutup Masduki.
(*)
Baca berita lainnya di google news
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com