TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Permintaan kulit ketupat daun nipah di Kampung Wisata Anyaman, 3/4 Ulu, Seberang Ulu Satu, Palembang, melonjak drastis menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H.

Para perajin yang biasanya hanya membuat sekitar 300 kulit ketupat per hari, kini harus memproduksi hingga 1.000 kulit ketupat untuk memenuhi permintaan pasar.

"Kalau hari biasa, tidak sampai segitu. Tapi kalau pas Lebaran saja banyak, habis itu ya seperti biasa. Kami buat anyaman senik tempat telur," ujar Widayati (63), salah satu perajin kulit ketupat daun nipah, Jumat (21/3/2025).

Widayati menjelaskan, keahliannya menganyam kulit ketupat telah diturunkan kepada anak perempuannya, Mira (36).

Ia mengaku sudah bisa menganyam sejak kecil. Saat ini, penjualan kulit ketupat lebih banyak dilakukan oleh Mira.

"Kalau kulit ketupat sekarang anak saya yang jual," kata Widayati.

Mira menambahkan, peningkatan permintaan kulit ketupat daun nipah sudah terasa sejak awal bulan Ramadan.

Untuk mengatasinya, mereka langsung meningkatkan produksi sejak hari pertama puasa.

Meningkatnya permintaan kulit ketupat daun Nipah menjelang Idul Fitri 1446 H diakui Mira.

Menurutnya mereka untuk mengatasinya hari pertama bulan ramadhan langsung mereka produksi.

"Biasa pak kita antisipasinya awal puasa sudah produksi biar jelang lebaran kita tidak kewalahan," ujarnya.

Dengan cekatan, Mira dan anaknya menganyam daun nipah menjadi kulit ketupat. Keahlian mereka sudah sangat terasah, bahkan bisa menganyam sambil memejamkan mata.

"Kalau ini bisa buat sambil mejamkan mata," tutur Mira sambil tersenyum.

Selain membuat kulit ketupat, para perajin di Kampung Wisata Anyaman juga memproduksi rokok daun nipah yang sering disebut rokok pucuk.

Namun, produksi kulit ketupat hanya dilakukan selama bulan puasa menjelang Lebaran, sedangkan rokok pucuk diproduksi setiap hari.