Berdasarkan informasi tersebut, Kepala Polres Way Kanan kemudian menginstruksikan pembubaran aktivitas judi sabung ayam. Tim dari kepolisian dipimpin almarhum Lusiyanto.
Lokasi judi itu berada di kawasan hutan yang jauh dari desa ataupun permukiman penduduk. Untuk menuju lokasi itu, dibutuhkan waktu 3-4 jam dari ibu kota kabupaten. Lokasinya juga melewati perkebunan tebu dan karet. Di sekitar lokasi, hanya terdapat satu bangunan rumah yang cukup besar.
Begitu tiba di lokasi, polisi melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan aktivitas sabung ayam. Namun, setelah beberapa kali diberikan tembakan peringatan, tiga polisi yang menggerebek justru terkena tembakan.
Dari pemeriksaan polisi, Z mengaku tahu ada anggota TNI yang membawa senjata laras panjang di lokasi kejadian. Z tahu karena ada di lokasi kejadian.
Di sisi lain, polisi memeriksa 13 anggota Polres Way Kanan dan Polsek Negara Batin yang ikut dalam penggerebekan tersebut. Empat anggota polisi yang menjadi saksi mengaku melihat anggota TNI yang melakukan penembakan tersebut.
Dari hasil otopsi ditemukan proyektil pada tubuh masing-masing korban.
”Dua proyektil yang ditemukan di dalam kepala dua orang korban sudah dalam kondisi terpecah-pecah dan satu proyektil di dada kapolsek dalam kondisi utuh,” ujar Helmy.
Pada jasad Lusiyanto ditemukan lubang bekas peluru yang meluncur dari arah depan pada dada bagian kanan.
Dari hasil otopsi, proyektil peluru itu ditemukan menembus hingga di rongga dada sebelah kiri. Pada jasad Petrus ditemukan lubang bekas peluru dari arah depan di mata kirinya dan proyektil peluru ditemukan di bagian tempurung.
Sementara itu, pada jasad Ghalib, terdapat lubang bekas peluru pada sisi kiri di bibirnya menembus rongga mulut. Saat otopsi, proyektil peluru tersebut ada di tempurung kepala belakang dan tenggorokannya.
Tidak menutup kemungkinan ada pelaku lain yang terlibat dalam kasus judi sabung ayam ataupun penembakan tersebut. Sebab, polisi menemukan kendaraan bermotor di sekitar lokasi. Oleh karena itu, polisi terus melakukan investigasi gabungan bersama TNI.
Meski begitu, kata Helmy, kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan metalurgi dan uji balistik di laboratorium forensik untuk mengetahui jenis senjata yang digunakan. ”Kami kirim ke labfor untuk mengetahui ini ditembakkan menggunakan senjata apa, laras panjang atau pendek? Yang kedua, ini ditembakkan dengan menggunakan merek pabrikan atau rakitan?” kata Helmy.
Helmy menambahkan, tidak menutup kemungkinan ada pelaku lain yang terlibat dalam kasus judi sabung ayam maupun penembakan tersebut. Sebab, polisi menemukan kendaraan bermotor di sekitar lokasi.
Oleh karena itu, polisi terus melakukan investigasi gabungan bersama TNI.
Seperti diberitakan sebelumnya, AKP Anumerta Lusiyanto merupakan satu dari tiga anggota Polri yang gugur tertembak saat membubarkan judi sabung ayam di Negara Batin, Way Kanan, Lampung.