Ramadan 2025

3 Contoh Teks Pidato/Ceramah Nuzulul Quran 2025, Singkat dan Bermakna untuk Referensi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI SESEORANG SEDANG MENYAMPAIKAN PIDATO - Inilah 3 Contoh Teks Pidato/Ceramah Nuzulul Quran 2025, Singkat dan Bermakna untuk Referensi

TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut ini beberapa contoh teks Pidato Nuzulul Quran 2025 yang singkat dan menyentuh hati untuk bagikan pada Malam Nuzurulul Quran 17 Ramadhan 1446 Hijriyah.

_____

Pidato Malam Nuzulul Quran 2025

#Contoh-1

"Cahaya Ilahi dan Hikmah Abadi dalam Peringatan Nuzulul Quran"

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah, kita telah diberikan kesempatan untuk mengingat dan merayakan keistimewaan Malam Nuzulul Quran, momen yang penuh makna dalam agama Islam. Dalam pidato kali ini, saya ingin membahas tentang "Cahaya Ilahi dan Hikmah Abadi dalam Peringatan Nuzulul Quran."

Pertama-tama, mari kita renungkan ayat Al-Quran yang menggambarkan cahaya ilahi dan hikmah abadi yang terkandung di dalamnya. Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nur ayat 35:

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَارَكَةٍ زَيْتُونِةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya: Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang (pada dinding) yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang (yang berkilauan seperti) mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah memberi petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Ayat ini menggambarkan betapa Al-Quran adalah sumber cahaya ilahi yang memberikan petunjuk yang terang benderang bagi umat manusia. Al-Quran bukan sekadar kata-kata, tetapi penerangan bagi jiwa yang gelap, memberikan arahan yang jelas dalam menjalani kehidupan yang bermakna dan bermanfaat.

Saudara-saudariku sekalian,

Malam Nuzulul Quran menjadi momen yang mengingatkan kita akan keistimewaan kitab suci ini sebagai pedoman hidup yang memberikan petunjuk yang terang benderang dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat.

Sebagai umat Islam, kita hendaknya senantiasa memperdalam pemahaman terhadap Al-Quran, membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Dengan mengikuti petunjuk Al-Quran, kita dapat hidup sesuai dengan ajaran agama dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dengan demikian, marilah kita memperingati Malam Nuzulul Quran dengan penuh kesadaran akan kebesaran dan keistimewaan Al-Quran sebagai sumber cahaya ilahi dan hikmah abadi. Semoga Al-Quran senantiasa menjadi pedoman yang memberi arahan dan petunjuk bagi kita dalam menjalani kehidupan yang penuh berkah dan berarti.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

____

#Contoh 2

"Membangun Identitas Islami dalam Tantangan Remaja: Refleksi dari Nuzulul Quran"

Saudara-saudara yang saya hormati,

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah, pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita bersama-sama merenungkan tentang pentingnya membangun identitas Islami dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh remaja saat ini. Dalam pidato kali ini, saya ingin mengangkat tema "Membangun Identitas Islami dalam Tantangan Remaja: Refleksi dari Nuzulul Quran."

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Isra' ayat 9:

اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ ۝٩

Artinya: Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar

Ayat ini menegaskan bahwa Al Quran adalah pedoman telah diberikan Allah SWT kepada umat manusia sebagai petunjuk hidup yang komprehensif. Dalam konteks remaja yang tengah menghadapi berbagai tantangan, Al-Quran menjadi sumber inspirasi dan pedoman yang kokoh dalam membangun identitas Islami.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi remaja adalah godaan dan tekanan dari lingkungan sekitar yang mungkin tidak selalu sejalan dengan ajaran Islam. Namun, melalui pemahaman yang mendalam terhadap Al-Quran, remaja dapat membangun identitas Islami yang kuat, yaitu identitas yang berlandaskan pada iman, akhlak yang mulia, dan ketaatan kepada Allah SWT.

Selain itu, Al-Quran juga memberikan petunjuk yang jelas mengenai tata cara berinteraksi dengan lingkungan sosial, keluarga, dan masyarakat secara Islami. Dengan menjadikan Al-Quran sebagai panduan utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari, remaja dapat membangun identitas Islami yang tidak hanya kuat secara spiritual, tetapi juga dapat membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Oleh karena itu, marilah kita semua, terutama para remaja, memperdalam pemahaman terhadap Al-Quran dan mengambil pelajaran serta inspirasi dari Nuzulul Quran dalam membangun identitas Islami yang kokoh dan berkualitas. Dengan demikian, kita dapat menghadapi tantangan kehidupan dengan keyakinan dan keteguhan hati sesuai dengan ajaran Islam.

Terima kasih atas perhatian dan kesediaan saudara-saudari untuk mendengarkan pidato saya. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

____

#Contoh 3

"Kemuliaan Nuzulul Qur'an"

Assalamu'alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh.

Segala puji hanya milik Allahu Rabbi.

Segala zat yang Maha Ghafur, zat yang Maha Syukur yang telah memberikan beribu-ribu nikmat yang tidak terukur.

Nikmat iman, nikmat islam, sampai nikmat sehat wal afiat sehingga kita bisa berkumpul di tempat yang insyaallah diberkahi Allah SWT.

Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi akhirul jaman, seorang Nabi yang lahirnya saja membuat goncang alam semesta, membuat heboh para malaikat Allah SWT, yang kalau bukan karenanya tidak akan Allah ciptakan alam semesta ini.

Siapakah dia, tidak lain dan tidak bukan yaitu Nabi Muhammad SAW.

Semoga keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku umatnya yang mengikuti sunnah-sunnahnya semoga mendapatkan syafaatnya.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT,

Dari 12 bulan yang ada dalam kalender agama Islam, Ramadhan merupakan bulan yang paling istimewa. Karena keistimewaannya, Ramadhan mendapat julukan sebagai sayyidus syuhur-raja atau pemimpin seluruh bulan.

Atas julukan ini, ada beberapa keistimewaan bulan Ramadhan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lain, antara lain:

Pertama, karena Ramadhan dipilih sebagai bulan diturunkannya ayat pertama Al-Quran (QS. al-Baqarah: 185). Oleh karena itu, salah satu ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Ramadhan adalah memperbanyak membaca Al-Quran.

Kedua, dalam bulan Ramadhan, ada suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan yang disebut malam lailatul qadar. Nilai ibadah yang dilaksanakan di malam ini, lebih baik daripada nilai ibadah seribu bulan.

Ketiga, ramadhan merupakan bulan istimewa, karena kebaikan-kebaikan yang dikerjakan bulan Ramadhan nilainya berlipat ganda.

Pada kesempatan ini penting bagi kita mengingat kembali peristiwa yang sangat bersejarah bagi umat Islam, yaitu malam pertama diturunkannya Al-Quran oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

Pada saat itu, tepat pada malam Jum'at bertepatan dengan hari ke tujuh belas Ramadhan, dan akhirnya kita kenal dengan malam Nuzulul Quran.

Bila kita mengkaji kembali tentang peristiwa ini, pelajaran yang dapat dipetik adalah agar ketaqwaan semakin kuat dan keyakinan semakin mantap terhadap kitab suci Al-Quran yang isinya memberi petunjuk bagi umat manusia serta pembela di antara yang haq dan batil.

Sebagaimana Firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.

Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. 

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Adapun ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surah Al-'Alaq ayat 1 sampai 5.

Al-Quran diturunkan ke bumi tidak sekaligus tetapi berangsur angsur, sedikit demi sedikit, bertahap, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi Rasulullah SAW sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Israa, ayat 106:

وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا

Artinya: "Dan Al-Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian."

Dengan bertahap ini, maka Al-Quran lebih mudah diterima dan mudah dihafal. Dan waktu itu, faktanya, banyak dari para sahabat Nabi yang hafal Al-Quran.

Namun di fase berikutnya, terjadi pertempuran antara orang Islam dengan kaum kafir dan musyrik yang menentang serta menghalangi dakwah Nabi hingga akhirnya banyak para sahabat Nabi yang gugur di medan perang sebagai syuhada', tak terkecuali para penghafal Quran.

Oleh karena itu muncul sebuah gagasan untuk membukukan Al-Quran sebagai suatu kitab, hingga pada gilirannya dapat dinikmati sampai sekarang ini dan Allah senantiasa menjaga keasliannya.

Setelah mengetahui sekilas tentang proses turunnya Al-Quran, maka hendaknya kita mensyukuri kenikmatan luar biasa yang dilimpahkan oleh Allah kepada umat manusia melalui Rasulullah SAW berupa Al-Quran yang berisi petunjuk-petunjuk yang benar.

Dari itulah, kita sebagai umat nabi Muhammad, patut kiranya untuk syukur yang senantiasa tercurahkan kepada Allah SWT, karena hingga kini masih menikmati keimanan dan keislaman kita.

Wujud terima kasih dan rasa syukur atas turunnya Al-Quran ini harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan perlakuan yang sebaik-baiknya dan sungguh-sungguh.

Baik dalam membaca, memahami makna, mengamalkan isinya, mengajarkan dan mendakwahkan isi kandungan Al-Quran dengan harapan kelak di Hari Kiamat mendapat syafaat.

Sebagaimana hadist Nabi yang artinya:

"Bacalah Al-Quran karena ia pada Hari Kiamat nanti akan datang untuk memberikan syafaat kepada para pembacanya." (HR. Muslim).

Begitu besarnya fadhilah membaca Al-Quran bagi para pembacanya. Terlebih lagi pada bulan Ramadhan. Bulan yang dipilih oleh Allah menjadi bulan diturunkanya ayat pertama Al-Quran.

Ibadah yang sangat dianjurkan adalah memperbanyak membaca Al-Quran, di samping memperbanyak melakukan kebaikan yang lainnya. Dalam hadist yang lain Rasulullah menjelaskan,"Seorang mukmin yang membaca Al-Quran dan mengamalkan isinya ibarat buah jeruk manis, rasanya enak dan baunya harum.

Sedangkan, orang mukmin yang tidak membaca Al-Quran tetapi mengamalkan isinya, ibarat buah kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak ada baunya. Adapun perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran maka ibarat minyak wangi, baunya harum tetapi rasanya pahit. Sedangkan, orang munafik yang tidak membaca Al-Quran ibarat buah kamarongan, rasanya pahit dan baunya busuk" (HR. Bukhari).

Allah sangat memuliakan orang-orang yang membaca Al-Quran dan Allah mengakuinya sebagai Ahlullah (keluarga Allah) di dunia. Dan Allah memberi kedudukan yang sangat mulia kepada para penghafal Al-Quran, sebagaimana hadist riwayat Abu Hurairah r.a:

"Barang siapa berharap bisa bertemu dengan Allah maka hendaknya menghormati keluarga Allah' Seseorang bertanya, 'Ya Rasul Allah, apakah Allah Azza wa Jallamempunyai keluarga?' Beliau menjawab, 'Keluarga Allah di dunia adalah mereka yang membaca Al-Quran. Ketahuilah, barangsiapa menghormati mereka, maka dihormati Allah dan diberi surga. Dan barangsiapa menghina mereka, maka dihinakan Allah dan dimasukan dalam neraka.'

Hai Abi Hurairah, tidak ada seorangpun di sisi Allah yang lebih mulia daripada penghafal Al-Quran. Dan ketahuilah, sesungguhnya penghafal Al-Quran di sisi Allah adalah lebih mulia daripada siapapun, selain para Nabi." (HR. Bukhari).

Dengan begitu, semangat Ramadhan dengan sekian kemuliaan di dalamnya, rasa-rasanya kita harus senantiasa berkhitmad atas diturunkannya Al-Quran ini. Momentum Ramadhan, sebagai bulan turunnya Al-Quran (Nuzulul Quran) pertama kali ke bumi, patut bersyukur, membaca, dan mengamalkan isi kandungannya.

Demikianlah ceramah tentang Nuzulul Quran, semoga bermanfaat bagi kita semua. Salah dan kurangnya mohon dimaafkan. Wassalamualaikum Wr. Wb.

**

Artikel lainnya di google news.

Ikuti dan bergabung disaluran WhatsApp Tribunsumsel.

Berita Terkini