TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pertamina Patra Niaga buka suara terkait sulitnya masyarakat di Kabupaten Muara Enim, Sumsel mendapat BBM jenis solar.
Dalam pernyataan resminya, Pertamina Patra Niaga mengatakan saat ini memang terdapat beberapa SPBU di wilayah Muara Enim yang terbukti melakukan pelanggaran.
Selain itu juga sarana dan prasarana yang tidak sesuai dengan standar sehingga mendapatkan sanksi, serta menyebabkan adanya kepadatan kendaraan di SPBU lainnya.
Pertamina juga langsung mengalihkan distribusi BBM ke lembaga penyalur terdekat untuk pemenuhan kebutuhan BBM bagi warga diantaranya SPBU 24..317.102 dengan jarak 14,1 KM, SPBU 24.313.43 dengan jarak 5,1 KM, SPBU 24.311.39 dengan jarak 6,7 KM, SPBU 24.306.137 dengan jarak 21 KM, dan SPBU 24.313.136 dengan jarak 4,4 KM.
Baca juga: Satu-satunya SPBU di Dalam Kota Muara Enim Tutup, Warga Kini Kesulitan Mencari Solar
Untuk diketahui, untuk rata-rata konsumsi Bio Solar pada bulan Februari 2025 di wilayah Muara Enim sekitar 91 Kilo Liter (KL) per hari.
"Pertamina menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pengisian berulang dan menimbun karena BBM merupakan bahan berbahaya, serta melanggar hukum karena merugikan masyarakat, Pertamina dan negara," kata Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel Pertamina Patra Niaga Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, Selasa (11/3/2025).
Jika menemukan indikasi kecurangan, masyarakat dapat segera melaporkan kepada aparat penegak hukum, atau melalui Pertamina Call Center (PCC) 135.
Diberitakan sebelumnya, sudah dua bulan terakhir kota Muara Enim darurat BBM berjenis solar.
Pasalnya, SPBU Kepur yang merupakan satu-satunya SPBU yang menyediakan BBM jenis solar untuk di dalam kota Muara Enim sudah tidak beroperasi lagi sehingga konsumen terpaksa membeli solar ke kabupaten tetangga terutama Kabupaten Lahat dan sangat menganggu kenyamanan serta aktivitas sehari-harinya.
"Bayangkan Pak, kami mencari solar sudah jauh sampai berjam-jam ke luar Kabupaten dan sering habis. Jadi BBM kami habis hanya untuk mencari BBM dan menghabiskan waktu untuk mencari uang," tegas salah seorang Sopir Angdes Semende Syakir (30) warga Semende, Muara Enim, Senin (10/3/2025).
Menurut Syakir, di Kabupaten Muara Enim terutama daerah hulu, itu keberadaan SPBU sangat minim sekali.
Sebagai contoh dari Semende sampai kota Muara Enim yang menempuh jarak sekitar 3-4 jam, SPBU yang menjual BBM solar hanya dua yakni di SPBU Pulau Panggung, Kecamatan Tanjung Agung, dan SPBU Kepur, Kecamatan Muara Enim.
Di SPBU Pulau Panggung sering kehabisan, dengan tutupnya SPBU Kepur, otomatis masyarakat kebingungan dan terpaksa beli ke Kabupaten Lahat yang jaraknya sekitar satu jam dari kota Muara Enim.
"Coba pikirkan Pertamina dan pemerintah, bagaimana jika mendesak mobil ambulans, PBK dan sebagainya. Muara Enim ini lumbung energi tetapi masyarakatnya kekurangan energi," pungkasnya.
Dirinya berharap ada solusi dari pemerintah, agar kelangkaan dan kesulitan ini bisa teratasi, karena Muara Enim ini banyak sekali pihak yang butuh terhadap solar tersebut apa lagi disini banyak pertambangan.
Apalagi beberapa pekan akan menghadapi hari raya Idul Fitri, jika solar langka biaya angkut akan naik sebab masyarakat mencari solar.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel