Ramadan 2025

Hadis Kam Min Shoimin Laisa Lahu Min Shiyamihi Illal Ju Wal Atsyu, Puasa Hanya Dapat Lapar dan Haus

Penulis: Lisma Noviani
Editor: Lisma Noviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LAPAR DAN HAUS -- Ilustrasi hadits nabi tentang banyak orang yang puasa tetapi tidak mendapat apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan haus.

TRIBUNSUMSEL.COM -- Terdapat satu hadist Rasulullah SAW yang mengingatkan umatnya saat berpuasa di bulan Ramadhan.

Kata nabi, jangan sampai orang yang berpuasa hanya mendapat lapar dan haus saja.

Berikut hadist lengkapnya.


كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش

Arab Latin:

Kam min shoimin laisa lahu min shiyaamihi  illal juu wal athsyu”

Artinya: 

Betapa banyak orang yang puasa akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga (haus). (HR. An Nasa’i dan Ibnu Majjah)

 Dari hadits ini kita dapat mengetahui bahwa sejak di zaman nabi, banyak orang yang puasa tetapi tidak mendapat apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan haus.

Hadits lainnya dalam redaksi berbeda, adalah sebagai berikut:

Betapa banyak orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam (tarawih) tapi tidak mendapatkan apa-apa selain begadang saja” (HR An-NAsai)

Mengapa puasa tidak dapat apa-apa kecuali  lapar dan haus?

Dalam kumpulan ceramah Ramadhan singkat dan praktis Hatta Syamsuddin Lc, dijelaskan

Pertama : Mereka yang berpuasa tanpa keikhlasan.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang sudah sangat populer di telinga kita : Innamal 
a’maalu binniyaaat. Yaitu : Sesungguhnya setiap amal bergantung pada niatnya ....( HR 
Muttafaqi Alaih).

Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda: “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali 
puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, (H.R. 
Bukhari).


Tapi sungguh sayang sekali, ternyata masih ada yang ternoda keikhlasannya dalam berpuasa karena godaan riya, harta maupun kecenderungan diri pribadi. Puasa diliputi riya, karena ingin 
dianggap, dihargai dan dipuji orang lain sebagai orang yang berpuasa.


Ada pula orang yang berpuasa karena mengincar harta, mungkin saja ini lebih banyak terjadi pada anak-anak kita yang mengidamkan hadiah dari para orangtua saat lebaran nanti, karena mampu 10 menyelesaikan puasa dengan sempurna. 

Selain itu, ada juga yang berpuasa dengan bersemangat.
Bukan karena kewajiban semata tetapi juga karena keinginan pribadi untuk diet dan menurunkan berat badan. Sungguh ini semua jika tidak dihapus dalam hati, akan mengotori keikhlasan puasa kita, dan kita terjerumus dalam golongan mereka yang berpuasa tanpa pahala.


Kedua, adalah mereka yang berpuasa tanpa ilmu.

Tidak mengetahui mana yang membatalkan dan mana yang tidak. Maka mereka menjalani puasa tanpa aturan, atau memahami tidak dengan sepenuhnya benar. Akibatnya, puasa mereka menjadi begitu rapuh dan tanpa makna.

Menyangka telah melakukan hal yang benar padahal sejatinya salah. Dari 
Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda :“seorang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti syetan 
dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu Majah).

Ketiga, tidak menahan nafsu.


Rasulullah bersabda:

“Barang siapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan beramal kedustaan, maka Allah SWT tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya” (HR Bukhori).


Mereka dalam masalah ini berpuasa tetapi tidak mampu menundukkan nafsu dan emosinya. 
Maka mereka menodai siang hari ramadhan dengan lisan yang tak terjaga dari ghibah, marah dan berkata dusta, atau anggota badan yang tidak terjaga dari dosa dan kemaksiatan.

Keempat, adalah mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh kemalasan, dalam arti tidak menyadari kemuliaan bulan Ramadhan yang bertaburan berkah.

Mereka tidak menyadari dan memahami bahwa Ramadhan bukan hanya bulan puasa saja, tetapi lebih dari itu ia adalah bulan musim kebaikan yang disyariatkan banyak amal kebaikan.

Dan ingatlah bahwa perintah puasa adalah tujuannya takwa. 
Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 183, yang artinya:

 "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa". 

Orang takwa adalah orang yang patuh tunduk kepada Allah dan selalu berbuat baik.

Kalau puasa dengan tujuan-tujuan lain yang bukan tujuan takwa, bisa jadi inilah puasa yang kebanyakan orang tidak mendapat apa-apa. Wallahualam bishawabi.

Itulah penjelasan tentang Hadits Kam Min Shoimin Laisa Lahu Min Shiyamihi Illal Ju Wal Athsyu, Puasa Hanya Dapat Lapar dan Haus. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Waktu Mustajab Berdoa Ketika Berbuka Puasa, Nasihat Habib Muhammad bin Alwi Al Hadad: Manfaatin

Baca juga: Tulisan Arab Doa Allahumma AInni Ala Dzikrika Wa Syukrika Wa Husni Ibadatik, Manfaat dan Artinya

Baca juga: Tulisan Arab dan Arti Subhanal Abyadil Abad Subhal Wahidil Ahad Subhanal Fardis Shomad, Lafaz Tasbih

Baca juga: Tulisan Arab dan Arti Allahumma Inna NasAluka Ridhoka Wal Jannah Wa Naudzubika Min Sakhotika Wannar 

Berita Terkini