Ia sempat mencalonkan diri sebagai calon Rektor ITB periode 2025 – 2030.
Mengutip dari itb.ac.id, Brian Yuliarto menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Fisika dan mendapatkan gelar sarjananya dari ITB pada 1999.
Sementara untuk gelar magister dan doktor, ia dapatkan setelah menyelesaikan pendidikannya di University of Tokyo pada 2002 dan 2005.
Baca juga: Prabowo Diisukan Reshuffle Mendiktisaintek Satryo Brodjonegoro, Sosok Ini Disebut-sebut Penggantinya
Di Tokyo, ia mengambil jurusan Jurusan Quantum Engineering and System Science Department.
Pada tahun 2006, Brian kembali ke almamaternya sebagai dosen. Total ia sudah 19 tahun menjadi pengajar di ITB.
Jadi Ilmuwan Top dan Peraih Habibie Prize 2024
Prof Brian Yuliarto dikenal sebagai salah satu ilmuwan top Tanah Air.
Ia menempati peringkat 18 dalam Indonesia Top 10.000 Scientist kategori Subjek Engineering & Technology.
Pemeringkatan ini dilakukan oleh AD Scientific Index yang merupakan sistem pemeringkatan dan analisis tahunan, berdasarkan kinerja ilmiah dan produktivitas dari sebuah universitas dan/atau seorang ilmuwan.
Brian Yuliarto juga telah mendapat pengakuan internasional sebagai salah satu "World’s Top 2 persen Scientist versi Stanford University pada tahun 2022.
Ia juga pernah dinobatkan sebagai Peneliti Terbaik oleh ITB pada tahun 2021 dan beberapa kali mendapat penghargaan atas kontribusinya di bidang riset dan inovasi teknologi.
Selain itu, pada November 2024, Brian Yuliarto meraih Habibie Prize 2024 untuk kategori Ilmu Rekayasa.
Penghargaan bergengsi ini diberikan oleh Yayasan SDM Iptek sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi besar Brian Yuliarto dalam pengembangan teknologi berbasis material maju dan nanoteknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Sepanjang kariernya, Prof Brian aktif melakukan penelitian di bidang nanoteknologi dan biosensor, dengan sejumlah hasil riset yang sudah dipublikasikan dalam jurnal internasional ternama.