Mayat Wanita Dalam Koper di Ngawi

Polda Jatim Ungkap Hasil Tes Psikologi Antok Pemutilasi Wanita dalam Koper, Tidak Ada Rasa Iba

Editor: Moch Krisna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENGAKUAN ANTOK BUNUH USWATUN KHASANAH- Kolase (kiri) Tersangka Antok saat digiring petugas Polda Jatim Senin, (27/1/2025). (kanan) Tangkapan layar video CCTV dari 3 angle kamera merekam momen Rohmad Tri Hartanto berjalan bersama Uswatun Khasanah memasuki sebuah restoran di Jalan Mayor Bismo, Kota Kediri, (19/1/2025).

TRIBUNSUMSEL.COM -- Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) tersangka pembunuh dan mutilasi Uswatun Khasanah di Ngawi, Jawa Timur (Jatim) terindikasi psikopat narsistik.

Hal tersebut disampaikan Polda Jawa Timur berdasarkan hasil tes psikologi yang sudah dilakukan

"Kami lakukan tes psikologi terhadap pelaku. Didapati hasil tes oleh tim psikologi forensik, masuk dalam golongan psikopat narsistik. Secara keilmuan nanti kami hadirkan psikolognya menjelaskan soal ini," kata Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman di Gedung Bidhumas Mapolda Jatim, Senin (3/2/2025) melansir Tribunnews.com.

"Yang jelas, pada saat melakukan dia antisosial tidak punya perasaan iba terhadap korban apabila sudah merasa ketersinggungan. Intinya kalau emosinya meledak ledak dan kurang iba," jelasnya.

Farman juga mengungkapkan bahwa kecenderungan psikologi Antok juga dapat tercermin pada temuan video CCTV yang menunjukkan pertemuan antara korban dan tersangka di sebuah restoran sebelum terjadi pembunuhan.

PELAKU MUTILASI - Rohmad Tri Hartanto alias Antok(32) tersangka kasus mutilasi mayat dalam koper yang ditemukan di Ngawi saat menjalani tes kejiwaan di Polda Jawa Timur hari ini, Kamis (30/1/2025). Diduga indikasi psikopat. ((KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH))

CCTV tersebut merupakan rekaman saat keduanya sedang makan malam di sebuah restoran kawasan Jalan Mayor Bismo, Semampir, Kediri, beberapa jam, sebelum tersangka membunuh korban di sebuah kamar hotel di Kediri, Jatim pada MInggu (19/1/2025) malam.

"Pelaku melakukan dengan tenang, tanpa keraguan, tanpa rasa iba," ujar Farman.

Farman mengatakan bahwa hasil analisis dokter forensik yang meneliti kondisi potongan tubuh korban. 

Rupanya, bentuk potongan tubuh korban yang dibuat oleh tersangka cenderung berbentuk sayatan kecil. 

Temuan fakta tersebut memiliki kecocokan dengan alat potong yang dipakai tersangka memutilasi korban, yakni pisau dapur sepanjang 20 cm. 

"Beberapa waktu lalu kami sudah meminta dokter forensik, memang potongan pada tubuh korban, sayatannya kecil-kecil dan diperkirakan memakai pisau kecil, sejenis dengan BB yang kami sita," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Antok tega membunuh pacarnya itu karena motif sakit hati terhadap korban.

Berdasarkan pengakuan Antok, ia sakit hati dengan kelakuan korban yang diduga berselingkuh dengan pria lain dan mengolok-olok anak-anak tersangka.

Kasus pembunuhan dan mutilasi ini terbongkar setelah ditemukannya jasad dalam sebuah koper di selokan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jatim, Kamis (23/1/2025) sekitar pukul 09.00.

Meskipun jasad tidak utuh dengan kondisi tanpa kaki dan kepala, hanya dalam kurun waktu satu hari, polisi mampu mengidentifikasi korban dari sidik jarinya yang diketahui adalah Uswatun Khasanah.

Halaman
12

Berita Terkini