Bulan kelima entah ada kisah apa
Mungkin tentang tidur siangku
Tidur yang dingin
Berselimut kegagalan
Sakit hati
Tangisku lupa meneteskan syukur
Tengah tahun yang singkat
Tidak ada rasanya
Lewat begitu saja
Barangkali hanya ada rasa iba
Dengan sedikit syukur yang tak rela
Ketika Juli menyapa
Aku sibuk berkarya
Mengorek-ngorek rencana
Meratap gagal yang lebih dari separuhnya
Sesalku lagi-lagi tidak mengajak syukur
Agustus tiba
Ragaku bergelora
Teriak merdeka
Tapi hatiku sendiri terjajah
Lupa bersyukur
Hingga akhirnya sulit untuk menerima
September pun masih sedih
Ragaku berlinang basah
Waktu dipenuhi rasa gelisah
Lupa syukur, lupa belajar untuk pasrah
Kisah Oktober?
Sama seperti November
Rasanya waktu begitu cepat berlalu
Seakan aku belum cukup tidur
Padahal tidurku yang tak teratur
Tak lagi ingat dengan syukur
Kini Desember telah menyapa
Dengan bentuk senyum yang tak selaras dengan rupa
Banyak orang ceria
Tapi sebenarnya dusta
Aku sudah lelah berbelok hati
Sakit rasanya untuk gagal lagi
Sudahlah;
Mimpi tinggallah mimpi
Tapi kesempatan syukurku belum tentu datang lagi
Aku bahagia di bulan Desember atas sehat
Aku bahagia di bulan Desember atas selamat
Maka izinkan aku untuk menjadi orang yang hebat
Karya: Ozy V. Alandika
3: Hujan Bulan Desember
Sudah akhir tahun tapi masih hujan juga
Rintik-rintik dingin terkesiar mengabar lara
Hatiku lagi-lagi hampa
Sejuknya senja
Sudah tak lagi terasa
Desember kali ini masih hujan
Aku kebasahan oleh renung-renung remang
Khawatir diri
Bagaimana tentang hari esok
Bagaimana dengan hari kemarin
Pening kepalaku memikir bayang
Awan Desember masih tersusun selia
Berkabut tebal
Dengan gemuruh yang sesekali memberontak
Serasa dirinya marah
Ingin membiarkan langit biru menampakan rupa