TRIBUNSUMSEL.COM - Kepergian Muhammad Syofyan (32), sopir bus Putra Rafflesia yang tewas kecelakaan tunggal masuk jurang di Pesisir Barat, Lampung menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan orang terdekat.
Muhammad Syofyan yang merupakan warga Desa Rawa Makmur, Kecamatan Muara Bangka Hulu, Kota Bengkulu.
Dalam kesehariannya, Syofyan dikenal sebagai sosok yang perhatian, baik dan suka membantu warga di sekitar lingkungannya.
Baca juga: Sosok Muhammad Syofyan Sopir Bus Putra Rafflesia Masuk Jurang 50 M di Pesisir Barat, Tewas di Tempat
Hal itu diungkap Ketua RT 008 Rw.003 Husni Thamrin (60) memberikan kesaksian mengenai sosok Syofyan.
"Iya warga saya, Alhamdulillah dia bermasyarakat dan tidak banyak tingkah," jelas Husni.
Sejak awal ia terpilih menjadi ketua RT 008 hingga menjabat empat periode, korban sudah menjadi warga RT 008.
"Sejak saya terpilih menjadi ketua RT 008 alhamdulillah empat periode sekitar 12 tahun, dia sudah ada di sana tinggal bersama bibinya," ujar Husni.
Syofyan, lanjut Husni, memang jarang terlihat di rumahnya karena sering pergi membawa bus Putra Rafflesia.
"Dia sering berangkat kerja, jarang di tempat juga. Dia ikut bus Putra Raflesia nampaknya sudah lama lebih tepatnya saya kurang paham, sepengetahuan saya dia memang kerja di situ," kata Husni.
Meski jarang di rumah, akan tetapi Syofyan menurutnya sering membantu kegiatan masyarakat.
"Orangnya perhatian, baik dan suka membantu kalau ada waktu. Misalkan warga pesta dia iku gotong-royong dan mengurus parkir," kata Husni.
Muhammad Syofyan juga diketahui belum menikah hingga ajal menjemputnya dalam peristiwa tragis di Jalan Lintas Bengkulu-Lampung.
Baca juga: Penyebab Bus Putra Rafflesia Masuk Jurang 50 M di Pesisir Barat, Sopir Diduga Lambat Pindahkan Gigi
Yatim Piatu
Selama ini, Muhammad Syofyan tinggal dengan keluarga paman dan bibinya, Jasman dan Dharmawati.
Almir (59) kakak sepupu tertua korban menceritakan. Syofyan sejak kecil tinggal dan dirawat oleh bibinya Dharmawati.
Ibu Syofyan sudah meninggal dunia sejak Syofyan masih bayi.