Namun, tak sedikit warganet yang masih kurang yakin dengan cerita Gus Miftah tersebut.
Apalagi ketika hal ini ditanyakan langsung pada Raden Kunto Pramono, ahli warisdan keturunan ke delapan Kiai Muhammad Ageng Besari.
Menurut Kunto, seperti dikutip dari tayangan Youtube JTV Madiun, pihaknya tidak menemukan nama Gus Miftah dalam silsilah keturunan Kiai Muhammad Ageng Besari.
"Setelah saya cek, tidak ada," kata Raden Kunto Pramono.
Ia mengatakan, jika pun Gus Miftah mengklaim dirinya keturunan Kiai Muhammad Ageng Besari dari Kiai Muhammad Ilyas, maka Raden Kunto Pramono menanyakan nasab yang lebih detail.
"Dari istri ke berapa, putranya siapa-siapa dan sebagainya," kata Raden Kunto Pramono.
Sama halnya ketika masalah panggilan Gus pada diri Gus Miftah ditanyakan kepada ulama kondang Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha.
Gus Baha awalnya mendoakan agar apa yang telah terjadi diampuni oleh Allah S.W.T.
"Kalau kata Nabi Yusuf, orang boleh cerita kelebihannya asal itu faktual," kata Gus Baha.
Ia pun menjelaskan berbagai hal, hingga akhirnya melemparkan guyonan yang membuat para peserta kegiatan di Universitas Islam Indonesia tertawa.
"Memang saya termasuk Gus yang asli, itu jelas sekali," kata Gus Baha.
Profil Gus Miftah
Gus Miftah memiliki nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman.
Ia lahir di Lampung, 5 Agustus 1981.
Untuk riwayat pendidikannya sendiri, Gus Miftah diketahui mengikuti pendidikan MTs dan MAN di Pondok Pesantren Bustanul I'lum kemudian lanjut berkuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dengan mengambil program studi Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah, angkatan 1999.
Kendati demikian, menurut laman Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Gus Miftah tidak menyelesaikan kuliahnya tersebut padahal tinggal menyelesaikan beberapa mata kuliah dan skripsi.
Lebih lanjut, Gus Miftah kemudian mendapatkan gelar SPd dari Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Unissula setelah berhasil menjalani sidang skripsi terbuka pada 6 Februari 2023.
Saat ini, Gus Miftah memimpin Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.
(*)