Hal tersebut sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Ar-Rum: 30,
“(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah”.
(QS. Ar-Rum : 30 )
Dan sesuai dengan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah,
Dari Abi Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(HR. Bukhari Muslim)
Dari hadits kullu mauludin yuladu alal fitrah menjelaskan betapa besarnya pengaruh orang tua terhadap anaknya, bukan hanya dari fisiknya saja, namun dalam mendidik dan membesarkan seorang anak.
Jika diibaratkan dengan kertas, manusia terlahir seperti kertas putih, tanpa goresan tinta, tanpa cacat, dan bebas dari dosa. Meskipun orangtua yang melahirkannya mungkin telah berbuat dosa.
Kata fitrah juga tertulis dalam Alquran Surat Ar-Rum ayat 30 yang artinya, "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Rum:30).
Fitrah Manusia Berubah
Potensi kesucian yang dimiliki manusia seringkali terkikis oleh gangguan dan rongrongan terutama dari luar dirinya.
Karenanya manusia disuruh untuk belajar, mencari ilmu, agar terpelihara karekter fitrahnya yang sejatinya berakhlak mulia.
Kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat sosial lainnya turut memberikan andil terhadap pengikisan potensi kefitrahan. Oleh karena itu, orang yang fitrah sesungguhnya adalah orang yang mampu membentengi diri dari godaan-godaan yang tidak baik.
Sebagai khalifah, manusia adalah makhluk yang diberi kepercayaan oleh Allah Swt. untuk memakmurkan bumi dan alam semesta ini. Relasinya adalah manusia dengan sesama manusia dan dengan alam. Firman Allah menyatakan:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS al-Baqarah [2]: 30)