Selanjutnya, warga itu mengatakan ibu pelaku sehari-harinya bekerja.
Ia tak menjelaskan lebih lanjut di mana ibu pelaku bekerja.
Hal tersebut diketahuinya lantaran sang anak merupakan teman satu SMA dengan AP ibu pelaku.
"Ibunya pelaku kalau nggak salah pengurus remaja masjid di sini. Saya punya anak, anak saya teman ibunya pelaku, dulu (teman satu sekolah) di SMA," kata warga.
Kata Putri, pelaku MAS(14) dikenal pintar di sekolah.
Ia oleh ayah dan ibunya diikutkan les khusus seusai pulang sekolah.
Tempat les tersebut merupakan les khusus matematika dan pelajaran berhitung lainnya
"Jadi kalau pulang sekolah tuh dari dulu dia sudah langsung les. Pulangnya sore," kata dia.
Putri mengaku sempat mendengar cerita kalau pelaku MAS(14) kerap ketiduran di sekolah.
Namun ia tidak mengetahui persis soal kejadian tersebut. Ia hanya mendengar kisah dari mulut ke mulut soal hal tersebut.
"Katanya begitu sampai nulis di SW(status Whatsapp) tapi nggak tahu benar apa nggak," ujarnya.
Meski demikian, ia meyakini pihak keluarga tidak memberikan tekanan apapun kepada pelaku.
"Anaknya berprestasi itu. Anaknya termasuk orang yang pintar. Belajar apapun juara. Cuma belakangan ini dia SMA kelas 1 ini nilainya drop. Mungkin kalau tekanan enggak karena dia (ajaran agama) Islamnya kuat," ujar Damy.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya Diduga Alami Psikotik Paranoid "
Baca berita lainnya di Google News
Bergabung dan baca berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com