Warga Binaan Nyabu di Sel

Motif Robby Adriansyah Eks Petugas Lapas Tanjung Raja Viralkan Napi Diduga Pesta Narkoba, Nazar

Penulis: Laily Fajrianty
Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengakuan Robby Adriansyah, eks petugas Lapas Tanjung Raja Ogan Ilir, Sumatera Selatan, memviralkan soal warga binaan lapas pesta sabu dan pesta musik remix karena nazar usai bebas dari narkoba.

TRIBUNSUMSEL.COM - Robby Adriansyah, eks petugas Lapas Tanjung Raja Ogan Ilir, Sumatera Selatan baru-baru ini viral karena memviralkan warga binaan lapas diduga pesta sabu.

Ia pula dimutasi dari Lapas Tanjung Raja ke Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Baturaja, OKU diduga usai memviralkan video tersebut. 

Saat Robby hadir dalam Youtube Diskursus Net, Reza Indragiri ahli psikolog forensik mempertanyakan soal motif Robby memviralkan para napi pesta narkoba.

Robby mengaku alasannya memviralkan video napi pesta narkoba karena nazarnya.

Robby Adriansyah, petugas Lapas Tanjung Raja, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dimutasi usai memviralkan soal warga binaan lapas pesta sabu dan pesta musik remix. (Dok Tribunsumsel)

Pasalnya, Robby mengaku sejak tahun 2018 dirinya mengaku pemakai narkoba, hingga akhirnya mendapat hidayah untuk berhenti.

Baca juga: Robby Adriansyah Eks Petugas Lapas Tanjung Raja Ngaku Dicurhati Napi Diduga Korban Pungli di Sel

Kendati begitu, Robby mempunyai nazar akan memberantas hal yang melanggar dari aturan lapas.

"Sebenarnya saya mengabdi kepada negara dan saya dilantik sebagai agent of change 2017, saya ini menderita penyakit dari tahun 2018 sampai 2024, akhirnya saya sembuh dapat hidayah dari Allah saya sembuh dari narkoba dan saya bernazar akan memberantas apa pun hal-hal yang melanggar aturan di dalam lapas, dengan ini saya demi negara, demi NKRI saya siap menerima konsekuensinya, saya paham," kata Robby Adriansyah, lewat Youtube Diskursus Net, Kamis (21/11/2024).

Robby Adriansyah eks petugas Lapas Tanjung Raja, Ogan Ilir, Sumsel saat menjadi tamu di YouTube Diskursus Net. Ia membongkar dugaan pungli di lapas tersebut. (YouTube Diskursus Net)

Robby pun mengaku mendapat ancaman setelah memviralkan kasus tersebut, bahkan ia rela dimutasi demi membela kejujuran.

"Ancaman dari pihak mana pun ada, bahkan jabatan dipertaruhkan, tapi gakpapa demi negara membela kejujuran ini," terangnya.

"Saya pakai narkoba setelah bergabung di Lapas, dapat narkoba dari para napi, ada satu lagi pegawai namanya Iwan, dia sudah tobat juga," imbuhnya.

Baca juga: Hasil Tes Urine Robby Adriansyah Eks Petugas Lapas Tanjung Raja, Positif Benzodiazepine

Selain itu, Robby juga meminta untuk mengusut tuntas pelaku yang membawa barang tersebut ke dalam lapas.

"Saya sejujurnya dari tahun 2018 sampai 2020 sudah ke psikiater, saat 2020 itu saya akhirnya kenal yang namanya ekstasi akhirnya bisa saya bisa tidur, itu saya dapat dari dalam lapas," katanya.

"Saya gak tahu siapa yang bawa masuk ekstasi itu, yang jelas saya melakukan video itu biar diusut tuntas siapa pelakunya," sambungnya.

Tak hanya itu, Robby juga mengaku video rekaman tersebut didapatnya dari salah satu akun Instagram Palembang hingga akhirnya memviralkan kasus tersebut.

"Mereka menuduh saya sebagai perekam video, tapi ternyata mereka mengakui bukan saya yang merekam tapi Aldi, narapidana. Saya mencari video itu karena pengakuan Aldi HP dirampas dan videonya di hapus," katanya.

"Akhirnya saya mencari tahu video tersebut dapat di Palembang Lip, saya dowload dan siapkan dengan bukti-bukti penguat, itu tanggal 5 November 2024," sambungnya.

Pungli Besar-besaran

Selain itu, Reza Indragiri juga mempertanyakan soal pungli dalam lapas.

"Napi di dalam ada kasih-kasih uang tidak," tanya Reza Idragiri.

Secara blak-blakan Robby mengaku ada pungli besar-besaran.

"Ada bang pungli besar-besaran tapi saya tidak ada bukti, ada napi yang bercerita ke saya mereka pengeluarannya dalam sebulan hampir Rp30 juta untuk pesta," terangnya.

"Uang pungli diserahkan ke petugas tertentu atau gimana ?," tanya Reza lagi.

Namun, Robby tidak tahu uang pungli itu diserahkan ke siapa. 

"Kalau bertanya begitu (diserahkan ke siapa) saya enggak tahu. Yang saya dengar setiap napi yang bos-bos di dalam lapas, (ngeluh) 'aduh Pak Robi, ini dah minta lagi Rp 5 juta buat ini, Rp 10 juta buat ini'. Nah, proses siapa yang menerimanya, saya enggak tahu. Itu pejabat semua itu," katanya. 

Robby diketahui bekerja sebagai petugas lapas selama 6 tahun.

Roby mengaku mengenal narkoba dan pernah memakainya dari para narapidana di sana. 

"Semenjak 2018, saya sudah ke psikiater karena meninggalnya orangtua, trauma, jadi 2018 sampai 2020 saya melawan penyakit saya kecemasan yang berlebihan, lalu 2020 saya menyerah dan kenal lah ekstasi yang membuat saya tenang tidur," terangnya.

Bersama temannya, ia mendapatkan narkoba jenis ekstasi dari narapidana yang berada di lapas.

Robby mengaku mengeluarkan kocek pribadi untuk membeli ekstasi dari napi. 

Tujuan Robby awalnya tergoda menggunakan ekstaksi karena rasa depresi yang tak kunjung sembuh. 

Ia menderita Generalized Anxiety Disorder (GAD) atau gangguan kecemasan umum di mana kondisi mental seseorang merasa cemas dan khawatir secara berlebihan dan terus-menerus.

"Saya sejujurnya dari 2018 sampai 2020 udah ke psikiater, saya fight melawan depresi. Enggak tahu kenapa pada tahun 2020, saya kenal lah yang namanya ekstasi. Akhirnya, saya bisa tidur," jelasnya. 

Namun, kini ia mengaku sudah tobat tak memakai obat-obatan terlarang itu. 

Robby lah yang kemudian memviralkan adanya pesta narkoba hingga peredaran narkoba di sel tahanan Blok H9, LP Tanjung Raja baru-baru ini. 

Diduga, usai viralkan video, Robby dimutasi ke Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan), Baturaja.

Bantah Pencandu Narkoba

Sementara, Robby baru-baru ini muncul menyampaikan klarifikasi terkait pernyataan Kadivpas Kanwil Kemenkumham Sumsel yang menyebutnya masih kecanduan narkoba saat tugas di Rupbasan.

Lewat video yang disebar melalui media sosial, Robby menyampaikan klarifikasinya.

"Video ini saya tujukan kepada Kadivpas Kanwil Kemenkumham Sumsel yang berargumen di media bahwa saya dibilang masih positif (narkoba) di Rupbasan," kata Robby pada video yang dilihat TribunSumsel.com dan Sripoku.com, Sabtu (16/11/2024).

"Tolong Bapak jelaskan, buktinya mana? Positif apa? Kenapa Bapak tidak langsung tunjukkan ke media, berikan info, apakah saya positif sabu, ekstasi, metamin atau amfetamin atau marijuana? Saya benar positif, tapi positif benzo," tutur Robby 

Benzo adalah obat penenang yang biasanya digunakan dalam pengobatan gangguan kecemasan atau serangan panik.

"Saya ada riwayat penyakit. Saya diberi obat oleh dr. Abdullah Shahab di Rumah Sakit Ernaldi Bahar," ungkap Robby.

"Pernyataan Bapak di media seolah-olah mencondongkan (menyudutkan) saya, merugikan nama baik saya."

"Saya menyebar video ini demi Lembaga Pemasyarakatan yang saya cintai ini. Semoga lembaga ini harum dan dipercaya 100 persen oleh masyarakat."

"Tolonglah bicara kebenaran. Dan juga ingat, saya memviralkan video (warga binaan berpesta) itu bertujuan yang saya bilang tadi (demi kebaikan Lembaga Pemasyarakatan)."

"(Seharusnya) yang dibahas di video itu, apa adanya. Jangan bahas tentang biografi saya. Saya akui pernah direhabilitasi dua kali, tapi itu masa lalu saya," tutur Robby menyesalkan tuduhan yang dialamatkan padanya"

"Saya pernah di Ernaldi Bahar, berobat (untuk penyembuhan) psikis saya. Tapi itu masa lalu. Sekarang saya sudah berubah dan ingin memberikan (sumbangsih) pada negara," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Kadivpas Kanwil Kemenkumham Sumsel, Mulyadi mengatakan bahwa Robby sedang dalam proses pemeriksaan.

"Sekarang yang bersangkutan masih ASN dan masih proses pemeriksaan. Nanti tim dari Kanwil yang akan memeriksa. Sanksi tegas pasti ada, pecat," ujar Mulyadi saat diwawancarai wartawan, Jumat (15/11/2024) lalu. 

Mulyadi mengungkap Robby adalah pemakai narkoba dan sudah dua kali menjalani rehabilitasi di Lampung dan di Bogor.

Dan terakhir setelah dipindahkan ke Rupbasan Baturaja, ketika Kepala Rupbasan memeriksa, ternyata Robby masih memakai narkoba.

"Sejak tahun 2021 pegawai ini sudah terindikasi memakai narkoba sudah dua kali direhabilitasi. Dan yang bersangkutan juga jarang masuk sudah pernah diperiksa Inspektorat Jenderal dan kena hukuman disiplin berat. Terakhir di Rupbasan Baturaja setelah dites urine ternyata masih positif," tutur Mulyadi.

Lapas Bantah Pesta Narkoba

Sebelumnya, Kalapas Kelas IIA Tanjung Raja, Badarudin melalui Kepala Pengamanan Lapas, Ade Irianto mengatakan, video viral warga binaan direkam oleh sesama warga binaan.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan, video tersebut direkam oleh salah satu warga binaan kami inisial A," kata Ade dihubungi terpisah.

Video tersebut diambil pada hari Sabtu (5/10/2024) malam. 

Setelah pihak Lapas Tanjung Raja mendapatkan informasi terkait video tersebut, Kalapas Tanjung Raja memerintahkan jajaran keamanan untuk menindaklanjuti hal tersebut. 

"Ketika itu berdasarkan hasil sidak, ditemukan satu unit handphone dan sebuah charger serta kabel-kabel yang rentan terjadinya gangguan listrik," ungkap Ade.

Dilanjutkannya, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap beberapa orang di kamar tersebut, tidak adanya pesta narkoba dan bahkan miras seperti yang beredar di media sosial. 

Pihak Lapas juga bersinergi dengan Satresnarkoba Polres Ogan Ilir melakukan sidak di kamar hunian. 

Atas perintah Kanwil Kemenkumham Sumsel, warga binaan berinisial A dipindahkan ke Lapas Narkotika Serong di Banyuasin.

Baca berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkini