Berita Viral

'Isinya Anak-anak Pejabat', Cerita Teman Seangkatan Oma Metia Alumni UI, Kini Pilu Hidup Tak Layak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Oma Metia Bertemu bersama dengan keluarga besar alumni FE UI angkatan 1959. Oma Metia dulunya dikenal banyak orang di Kampus UI karena merupakan anak jenderal Polri di era kepemimpinan Kapolri Hoegeng Iman Santoso. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Sejumlah alumni UI jurusan Fakultas Ekonomi angkatan 59 kini muncul memberikan atensi kepada Oma Metia (82) yang kini hidup sebatangkara di rumah terbengkalai di Kawasan Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Diketahui, Oma Metia merupakan anak seorang Jenderal Polri era kepemimpinan Hoegeng Iman Santoso, bernama Soeleman.

Namun, nasibnya kini memprihatinkan hidup sebatangkara di rumah yang tak layak huni.

Baca juga: Cerita Oma Metia Anak Eks Jenderal Polri Hidup Sebatang Kara di Rumah Tua Jaksel, Tampung Air Hujan

Kisah Oma Metia ini pun kembali membuat sejumlah teman seangkatannya turun tangan.

Teni Haridadi dan Muli datang mewakili satu angkatan menemui Oma Metia. 

Mereka lalu mengajak Oma Metia untuk makan bersama di sebuah restoran. 

Dikatakan Teni, Oma Metia dulunya dikenal banyak orang karena merupakan anak jenderal Polri di era kepemimpinan Kapolri Hoegeng Iman Santoso. 

Teni menyebut tak mudah masuk Universitas Indonesia, selain karena kepintarannya, banyak juga yang merupakan anak-anak pejabat pada masanya.

"Masuk UI di tahun itu tidak mudah. Itu kalau bukan orang-orang yang pintar, pasti putra putri anak-anak pejabat," ujar Teni, seperti dikutip dari Youtube bang boy tv official yang tayang pada Kamis (21/11/2024). 

Teni memberikan contoh Amalia Rooseno, anak dari Profesor Rooseno Suryohadikusumo, Menteri Perhubungan era Soekarno, merupakan teman seangkatan Oma Metia. 

"Banyak juga lulusan 59 yang karirnya jadi duta besar-duta besar. Pejabat-pejabat tinggi semua. Jadi, tidak mungkin kita seangkatannya itu tidak memerhatikan. Ini hanya mengklarifikasi," jelasnya. 

Baca juga: Nasib Oma Metia Anak Eks Jenderal Polri Kini Diungsikan ke Rumah Tetangga, Rumah Dibersihkan PPSU

Teni mengatakan Oma Metia dan teman-teman seangkatannya sebenarnya tetap menjalin silaturahmi. 

Namun, semenjak pandemi Covid-19, mereka tak lagi pernah bertemu. 

"Tapi dulu-dulu kelompok ini sudah lama sekali bersatu, bersilaturahmi, begitu akrab persahabatan angkatan 59. Sampai detik ini pun walaupun suami saya sudah tiada, suami Teni juga, tetap kita tidak boleh keluar dari grup (Whatsapp) untuk saling membantu dan memerhatikan," ujar Teni.

Selain itu, Teni hendak meluruskan ada anggapan angkatan 59 tidak peduli dengan kondisi Oma Metia setelah beritanya viral. 

"Saya juga akan meluruskan kalau ada kabar angkatan 59 itu tidak care. Itu tidak benar sama sekali. Kita puluhan tahun selalu berkumpul. Sampai detik ini," ujarnya. 

Kisahnya yang viral di media sosial mengundang perhatian dan empati dari banyak orang, terutama tetangga sekitar yang berharap agar pemerintah segera turun tangan membantu meringankan beban hidupnya.

Oma Metia saat masa muda. (Youtube Bang brew Tv)

Sempat Menolak Dibantu

Sebelumnya, warga sempat membantu membangun sebuah rumah berukuran kecil di pekarangan rumah Oma Meti.

Hal itu bertujuan agar Oma Metia bisa tinggal layak ketimbang tidur di rumah tua itu.

Namun, Oma Meti meminta pembangunan rumah itu dihentikan meski sudah setengah jadi. 

"Udah setengah jalan, tapi susah orangnya. Kalau yang itu rumah induk (rumah tua) kita enggak mungkin lah renovasi pasti ratusan juta itu lah," kata Yanto, tetangga Oma Metia.

Pembangunan rumah awalnya berasal dari sepupu Oma Metia yang dititipkan melalui tetangga Oma Metia, Yanto.

Yanto pun diminta mengawasi pembangunan rumah itu. 

Kini para konten kreator bekerjasama dengan RT setempat untuk melakukan pembersihan di kediaman oma Metia.

Ketua RT hingga tetangga berusaha untuk membujuk oma Metia agar menerima tawaran bantuan.

"Kok sampai panggil pak RT," kata Oma Metia saat didatangi Teten, ketua RT, dilansir dari Youtube Bang Boy TV pada Sabtu, (16/11/2024).

"Mudah-mudahan bu Meti mau dan terbukalah untuk menerima bantuan dari teman-teman," ujar pak RT.

"Kalau itu (rumah dibangun warga) gak usah lah kan gak dipakai," ujar Oma Metia.

Baca juga: Alasan Kamar Oma Metia Anak Eks Jenderal Polri di Jaksel Tak Dibuka 25 Tahun, Ditemukan Tengkorak

Ternyata bukan tanpa alasan, Oma Metia menolak dibantu untuk dibuatkan pembangunan rumah kecil di sebelah rumah tuanya.

Oma Metia mengingat bahwa umurnya sudah tak lama lagi.

"Saya pikir gini, saya kan sudah tua sebentar lagi mati, jadi ngapain gitu," ujar Oma Metia sambil tertawa.

"Kan sayang uangnya," sambungnya.

Lansia lulusan UI ini berdalih takut jika pindah ke rumah lain, sehingga kekeh tak mau dibantu.

"Enggak, saya tuh takut tinggal di luar, rasanya takut ah," ungkap Oma Metia.

Oma menyarankan agar rumahn tuanya diperbaiki bagian genteng saja, mengingat atapnya bocor setiap hujan turun.

"Mending gentengnya aja yang diperbaiki, kalo disana takut pak," katanya.

Meski belum mendapatkan lampu hijau, ketua RT bersama RW dan para konten kreator lainnya akan tetap membersihkan rumah tersebut.

"Kita bersihkan kalau bisa, Alhamdulilah temen-temen bantu kerja sama," kata Teten.

"Semoga semuanya lancar ya pak berjalan bisa rapi dan kita berharapnya bisa pindah nih," ungkap Bang Boy.

Adapun rumah di kawasan Cipete Utara itu penuh dikelilingi tanaman hingga akar pohon yang menjulang tinggi.

Jika dilihat dari luar pintu gerbang rumahnya yang tua dan berkarat, rumahnya terlihat besar tetapi terbengkalai. 

Bisa terbayang, rumah itu dahulu salah satu yang terbilang bagus di komplek perumahan itu. 
 
Di dalamnya, ada beberapa ember diletakkan di ruang tamu yang bertujuan menampung air hujan karena atapnya sudah bocor.

Perabotan rumah pun tak lagi ditata dengan rapi.

Ketika menengok isi dalam kulkas yang mati, banyak makanan yang sudah busuk di dalamnya.

Ternyata terdapat satu kamar yang tak pernah di buka oleh Oma Metia selama 25 tahun.

Ketika dibuka, kamar tersebut penuh berisi kenangan masa lalu keluarga oma Metia.

Terdapat foto-foto album, kursi roda hingga barang-barang peninggalan lainnya.

"Ya Tuhan, itu ada kursi roda. Banyak banget barang-barang yang enggak terpakai ini. Astagfirullah," ujar Bang Brew.

Ia melihat banyak tumpukan buku-buku yang berdebu. 

Buku-buku tersebut diduga merupakan buku milik Oma semasa menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia. 

"Mungkin buku-buku itu saat Oma mengenyam pendidikan dari Universitas Indonesia. Mudah-mudahan teman beliau melihat ini. Jadi ternyata buku-buku ini yang disebut rahasia kali ya," tambahnya. 

Sehari-hari Oma Metia hanya ditemani sepi bersama seekor kucing kesayangannya yang diberi nama Cicil dan Mona.


(*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
 

Berita Terkini