LSM di Ogan Ilir Tewas Ditusuk

Sudah Tetapkan Satu Tersangka, Polisi Buru Gerombolan Pengeroyok Tewaskan LSM di Ogan Ilir

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi saat melakukan olah TKP pembunuhan aktivis LSM di Ogan Ilir, Sabtu (19/10/2024).

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Polisi masih mengusuta kasus tewasnya aktivis LSM di Ogan Ilir, Sumatera Selatan bernama Yongki Ariansyah yang dikeroyok segerombolan orang di jalan. 

Satu orang sudah ditetapkan tersangka dalam kasus ini. 

Namun para pelaku pembunuhan lainnya hingga kini belum ditangkap dan masih diburu keberadaannya.

Kapolres Ogan Ilir AKBP Bagus Suryo Wibowo menegaskan, polisi sedang berupaya mengusut tuntas perkara pembunuhan ini.

"Kami akan ungkap perkara ini dengan seterang-terangnya. Dijamin tidak ada yang ditutupi," kata Bagus, Kamis (7/11/2024).

Bagus menerangkan, perkara ini sedang tahap penyidikan.

Baca juga: Sudah Keluar dari Rumah Sakit, Tersangka Pembunuh Aktivis LSM di Ogan Ilir Langsung Ditahan

Adapun seorang tersangka inisial R disangkakan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan perkara ini telah dilimpahkan ke Polda Sumatera Selatan.

Tersangka sebelumnya dirawat di salah satu rumah sakit di Palembang.

Kini tersangka telah pulih dan menjalani penahanan untuk proses hukum selanjutnya.

"(Tersangka) sudah ditahan di Polres (Ogan Ilir)," ujar Bagus.

Sementara para pelaku pengeroyokan lainnya yang menganiaya korban menggunakan senjata tajam, masih dalam pengejaran petugas.

Polres Ogan Ilir sejauh ini telah memeriksa tujuh orang saksi yang diduga kuat mengetahui kronologi pembunuhan.

"Saksi-saksi sudah diperiksa intensif dan masih akan terus diminta keterangan untuk membuat terang kasus ini," jelas Bagus.

Petunjuk lainnya yang dihimpun polisi yakni senjata api rakitan (senpira) milik korban yang ditemukan di TKP pembunuhan.

Senpira jenis Revolver tersebut ditemukan beserta tiga butir amunisi dan selongsong peluru.

"Sekarang senpinya sudah diamankan Satreskrim," kata Bagus.

Diketahui, Yongki meninggal dunia saat coba diberi pertolongan di RSUD Ogan Ilir di Indralaya.

"Almarhum sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir, sempat menyebutkan nama seseorang (selain tersangka R) yang mengancamnya (sebelum peristiwa pembunuhan)," ungkap Sukma.

Aktivis Sumatera Selatan meminta polisi menyelidiki nama orang tersebut karena diduga kuat sebagai pihak yang terlibat dalam pembunuhan Yongki.

"Kami minta polisi segera meringkus para pelaku secepatnya. Dan juga meringkus dalang pembunuhan ini karena kami yakin ada yang menyuruh pelaku," pinta Sukma.

Menilik ke belakang, sejumlah kasus kejahatan yang menonjol di Ogan Ilir juga belum terungkap.

Diantaranya penembakan penjual ayam potong di Indralaya Selatan pada Agustus 2021 lalu.

Korban ditembak orang tak dikenal saat baru tiba di pasar pada pagi hari.

Akibatnya, korban bernama Dedi Kurniawan mengalami luka berat di perut dan punggung sehingga harus menjalani operasi.

Tiga tahun berlalu, penyelidikan kasus tersebut tak diketahui sampai sejauh mana.

Kasus lainnya yakni kematian bayi setelah diambil sampel darah oleh seorang bidan di Desa Belanti, Kecamatan Tanjung Raja, pada Agustus 2023 lalu.

Setelah rangkaian penyelidikan dan proses ekshumasi, tak ada kejelasan perkara tersebut.

Lalu ada pembunuhan seorang wanita tua bernama Masiah di Desa Tanjung Agas, Kecamatan Tanjung Raja, pada September 2023 lalu.

Sejumlah saksi termasuk keluarga Masiah diperiksa polisi, namun kasusnya seperti tak berjalan dan hingga kini pelakunya belum terungkap.

Kasus kematian pria paruh baya yang mayatnya ditemukan tergantung pada awal September lalu juga belum jelas progres penyelidikannya.

Korban diduga dibunuh oleh sekelompok orang dan mayatnya digantung di perkebunan wilayah Desa Soak Batok, Kecamatan Indralaya Utara.

Kembali ke kasus pembunuhan aktivis LSM di Ogan Ilir, gabungan aktivis se-Sumatera Selatan mendesak polisi mengusut tuntas kematian Yongki.

Perwakilan aktivis Sumatera Selatan, Sukma Hidayat menyampaikan beberapa poin tuntutan terhadap aparat penegak hukum.

Sukma menyarankan polisi meminta keterangan secara mendalam kepada operator alat berat yang diduga merintangi kendaraan korban sebelum dibunuh.

"Operator alat berat harus diatensi karena dia tahu sesuatu," kata Sukma diwawancarai terpisah.

Dirinya juga mengungkapkan bahwa korban saat mengalami kritis akibat luka di sekujur tubuh, sempat menyebut nama orang yang mengancamnya.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkini