TRIBUNSUMSEL.COM --- Dalam menjalani kehidupan di dunia, bermacam perilaku dan karakter orang-orang yang kita temui. Ada orang yang suka kepada kita ada orang yang membenci kita. Ada orang yang baik ada yang zalim, orang-orang yang melakukan hal-hal buruk, baik berupa hinaan, cacian, dan sebagainya.
Dalam Islam, kita diajarkan untuk selalu berbuat kebaikan meskipun keburukan datang dalam kehidupan kita.
Jangan sekali sekali membalas keburukan dengan keburukan. Balaslah keburukan dengan kebaikan. Sebaliknya apa bila kita melakukan kebaikan, sudah pasti akan dibalas dengan kebaikan.
Berikut dalil Alquran dan hadits tentang anjuran membalas keburukan dengan kebaikan.
Alquran Surat Fussilat ayat 34
Surat Fussilat Ayat 34
وَلَا تَسْتَوِى ٱلْحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ ۚ ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ
Arab-Latin:
Wa lā tastawil-ḥasanatu wa las-sayyi`ah, idfa' billatī hiya aḥsanu fa iżallażī bainaka wa bainahụ 'adāwatung ka`annahụ waliyyun ḥamīm
Artinya:
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
34-35. Kebaikan orang-orang yang beriman kepada Allah dan beristiqamah di atas syariatNya serta berbuat baik kepada makhlukNya, tidak sama dengan keburukan orang-orang yang kafir kepadaNya, menyelisihi perintahNya dan berbuat buruk kepada makhlukNya. Sikapilah (wahai Rasul) dengan maafmu, kesantunanmu dan kebaikanmu orang yang berbuat buruk kepadamu, balaslah keburukannya terhadapmu dengan kebaikanmu kepadanya, dengan itu orang yang berbuat buruk kepadamu, di mana antara dirimu dengan dirinya terdapat permusuhan, akan menjadi kawan akrab bagimu. Dan tidak dibimbing kepada sifat yang terpuji ini kecuali orang-orang yang sabar menghadapi gangguan dan hal-hal yang tidak diinginkan, membawa jiwa mereka kepada apa yang dicintai oleh Allah, dan tidak dibimbing kepadanya kecuali orang yang memiliki bagian besar dari kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Surat Asy Syura ayat 40
Surat Asy-Syura Ayat 40
وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ
Arab-Latin:
Wa jazā`u sayyi`atin sayyi`atum miṡluhā, fa man 'afā wa aṣlaḥa fa ajruhụ 'alallāh, innahụ lā yuḥibbuẓ-ẓālimīn
Artinya:
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.
Jika seseorang melakukan keburukan terhadapmu baik dengan lisan mereka maupun perbuatan mereka, maka balaslah mereka dengan kebaikan dan maafkanlah.
Inilah ajaran dalam Islam yang begitu indah, di mana setiap Muslim dituntut untuk membalas keburukan orang lain dengan kebaikan. Karena hanya Allah yang memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita sebagai hamba-Nya.
Hadits Bersabar terhadap perbuatan buruk orang lain kepada kita
Dikutip dari rumaysho.com,
Hadits #318 dari Riyadh Ash-Shalihin
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ: أَنَّ رَجُلاً ، قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ، إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي ، وَأُحْسِنُ إلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إلَيَّ ، وَأحْلُمُ عَنهم وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ ! فَقَالَ : (( لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ ، فَكأنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ ، وَلاَ يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ تَعَالَى ظَهيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa seorang lelaki berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya mempunyai beberapa orang kerabat. Saya menyambung hubungan tali kekeluargaan dengan mereka, tetapi mereka malah memustukannya dariku. Saya berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka berbuat buruk padaku. Saya senantiasa bersikap ramah kepada mereka, tetapi mereka tidak tahu diri.” Kemudian beliau bersabda, “Seandainya benar apa yang kamu katakan, maka seakan-akan kamu menyuapkan abu panas kepada mereka. Allah senantiasa memberi pertolongan kepadamu karena perbuatan mereka, jika kamu tetap berbuat demikian.” (HR. Muslim, no. 2558)
Pada dasarnya dalam hubungan keluarga atau bahkan bermasyarakat kita diwajibkan untuk berbuat baik, saling menyambung silaturahim, bersabar, dan juga saling mengingatkan. Dan apa bila terjadi sebaliknya, maka yang terbaik adalah bersabar, menahan gangguan dalam rangka menyambung tali silaturahim.
Tak mudah bagi kita untuk membalas keburukan dengan kebaikan. Sebab kita harus memaksakan diri, untuk tunduk kepada perintah Allah Ta'ala.
Berbuat baik kepada orang yang menyakiti kita dan hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan mampu melakukannya.
Sahabat Ibnu “Abbas ra. berkata, “Balaslah kebodohan orang yang tak tahu atas kamu dengan kesabaran!"
Jika ada orang yang mampu menjalankan syari'at Allah ini maka ia termasuk dari bagian orang-orang yang memiliki kebahagiaan di dunia dan akhirat. Apakah kita termasuk orang tersebut?
"Dulu ada seorang ulama bernama Muhammad bin al-Fay ra., ia sering duduk-duduk bersama orang yang memusuhinya. Ia bersikap lemah lembut kepada mereka dengan berkata yang baik, bahkan ia memiliki keinginan untuk mengajak mereka makan di sisinya. Kemudian ada yang berkomentar kepadanya tentang hal tersebut. Ia pun menjawab, “agar padam api permusuhan mereka.”
Ya Allah, tak ada yang mampu mendatangkan sebuah kebaikan kecuali dengan izin-Mu. Dan tak ada yang pernah bisa menolak keburukan melainkan hanya dengan izin-Mu juga.
Itulah Dalil Alquran dan Hadits Janganlah Membalas Keburukan dengan Keburukan, Balaslah dengan Kebaikan. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Arti Allahummarzuqnil Fahma Wal Ilma Wal Hikmata Wal Aqla, Bacaan Doa agar Cepat Hapal Pelajaran
Baca juga: Arti Allahummarzuqnil Fahma Wal Ilma Wal Hikmata Wal Aqla, Bacaan Doa agar Cepat Hapal Pelajaran
Baca juga: Hukum Membully, Mengolok-olok Orang, Ustaz Habib Jafar: Sesungguhnya Kamu telah Menghina Penciptanya
Baca juga: Arti Bismillahir Rahmanir Rahimi Waminkal Farju Wailaikal Mustaka, Doa ketika Patah Hati Agar Sabar