Berita Viral

16 Tahun Honor, Supriyani Tegaskan Tak Pernah Aniaya Muridnya, Kesaksian Teman Ikut Menguatkan

Editor: Moch Krisna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Janggalnya Kasus Supriyani Guru SD Konsel Diduga Aniaya Murid, Siswa Sudah Jam Pulang dan Luka Bakar

TRIBUNSUMSEL.COM -- Isak tangis guru Supriyani tak terbendung saat mengungkap dirinya pernah dipaksa harus mengakui perbuatannya menganiaya murid yang juga anak polisi di Baito, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Hal ini disampaikan Supriyani di Kantor LBH Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) Sultra, Kota Kendari.

Melansir Tribungorontalo, Rabu (23/10/2024) Supriyani datang ke kantor ini setelah keluar dari Lapas Perempuan Kendari setelah penahanannya ditangguhkan oleh majelis hakim PN Andoolo, Kabupaten Konsel.

Tampak guru Supriyani memakai hijab putih dengan baju bergaris hitam putih, pakaian serupa yang dikenakannya saat baru keluar lapas.

Supriyani mengaku dirinya beberapa kali ditelepon penyidik Reskrim Polsek Baito agar mengakui perbuatannya.

Upaya tersebut agar sang guru honorer bisa berdamai dengan keluarga murid dan proses hukumnya tidak dilanjutkan.

“Saya ditelepon beberapa kali sama penyidik untuk diminta mengaku saja kalau bersalah,” kata Surpiyani terisak.

Padahal, dia sudah mengakui tidak pernah memukuli murid yang juga anak polisi di Polsek Baito tersebut.

“Saya tidak pernah memukul anak itu apalagi dituduh pakai sapu,” jelasnya.

Diapun menegaskan dirinya tidak pernah melakukan pemukulan seperti yang dituduhkan keluarga korban.

Supriyani mengaku saat itu sempat memberikan tugas ke anak-anak didiknya.

Kesaksian Rekan Supriyani Guru SD Konsel Diduga Aniaya Murid, Sebut Siswa Sudah Pulang Saat Peristiwa (TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)

Sementara D, anak polisi tersebut berada di ruangan Kelas 1A.

Ia tidak bertemu korban apalagi sampai memukuli seperti yang dituduhkan di hari itu.

“Saya berada di Kelas 1B sementara anak itu berada di dalam Kelas 1A. Jadi tidak ketemu di hari itu,” katanya.

Terkait kabar permintaan uang Rp50 juta untuk berdamai, Supriyani mengaku hal tersebut disampaikan oleh kepala desa.

“Pak desa yang tadinya menawarkan ke orangtua murid tapi orangtuanya tidak mau kalau di bawah Rp50 juta,” jelasnya.

Dia minta siapnya Rp50 juta,” kata guru Supriyani menambahkan.

Dirinya tidak menyangka akan mendapat kasus seperti itu, apalagi sang guru kenal baik dengan orangtua murid tersebut.

“Memang tidak ada hubungan keluarga, tapi saya baku kenal dengan orangtua siswa ini,” jelasnya.

Ia mengaku sudah bertahun-tahun mengajar di SD Baito dan baru kali ini mendapat kasus seperti itu.

“Saya sudah 16 tahun honor, baru kali ini dituduh seperti itu," ujar guru Supriyani.

Sementara itu, Kuasa hukum Supriyani, Andre Darmawan, mengatakan, banyak kejanggalan dalam kasus ini karena ada upaya untuk memidanakan guru honorer tersebut.

Karena dari keterangan beberapa saksi dan guru bernama Lilis yang mengajar di Kelas 1A di sekolah dasar tersebut.

Dalam dakwaaan jaksa, tertulis guru Supriyani datang ke Kelas 1A dan memukuli korban pakai sapu, Rabu, 24 April 2024.

“Sementara dari keterangan ibu Lilis wali murid Kelas 1A yang sudah kami tanya, di jam 10 itu anak-anak sudah pulang semua,” kata Andre di kantor LBH HAMI Sultra, Kota Kendari.

Begitupula anak-anak Kelas 1B tempat guru Supriyani mengajar, mereka sudah pulang semua.

Saat itu, Supriyani dan Lilis membersihkan ruangan.

“Jadi ini yang tidak sinkron antara dakwaan dengan pengakuan Supriyani yang diperkuat keterangan ibu Lilis,” ujar Andre.

Kejanggalan lain, kata Andre, dalam dakwaan jaksa guru Supriyani dituduh memukuli korban pakai sapu sebanyak satu kali.

Kemudian pada tanggal 26 April usai kasus itu diungkap orangtua korban, guru SDN di Baito ini sempat memeriksa luka siswa D yang mengaku luka di paha karena dipukuli oleh Supriyani.

Guru yang memeriksa menyampaikan luka itu seperti melepuh bukan tergores karena dipukul pakai sapu.

“Saat itu guru ini memeriksa luka, mereka spontan mengatakan luka itu seperti melepuh bukan dipukul,” kata Andre. 

Terpisah, Kepala SDN 4 Baito, Sana Ali, juga menjelaskan, dugaan kejanggalan kronologi kasus yang dijelaskan pihak kepolisian hingga membuat guru Supriyani tersangka, ditahan, dan menjadi terdakwa.

“Yang janggalnya ini yang dituduhkan itu pada saat kejadian semua guru ada di sekolah tapi mereka tidak melihat bahwa ada kejadian,” kata Sana Ali.

Kesaksian tersebut juga disampaikan guru kelas korban.

“Termasuk guru kelasnya itu sampai pulang anak itu tidak ada kejadian apa-apa di sekolah,” jelasnya.

Diapun mengungkap sosok guru Supriyani selama 16 tahun mengajar di SD Baito, Konawe Selatan, yang lembut.

“Kalau Ibu Supri jangankan bicara seperti itu bicara saja itu kecuali ditanya baru bicara,” ujar Sana Ali.

Dengan karakter guru Supriyani selama ini, Sana Ali, kaget dengan  tuduhan aniaya murid.

“Pokoknya orangnya lembut, makanya saya kaget seperti tidak masuk akal. Kalau untuk anaknya memang agresif di sekolah,” katanya.

(*)

Artikel Ini Sudah Tayang di TribunGorontalo dengan judul Cerita Lengkap Kasus Guru Supriyani Konawe Selatan Versi Gurunya, Ayah Korban Aipda WH, Kepolisian

Berita Terkini