Dibuat dengan campuran tepung, garam dan air kemudian dibentuk bulat pipih tipis, lalu dikeringkan.
"Kemplang mentah yang telah kering itulah, diproses hingga siap disantap," ujar wanita yang membuat kemplang panggang paisr sejak 18 tahun lalu itu.
Jalela mengungkapkan, dalam sehari dirinya bisa membuat dua ribu keping kemplang, dengan harga Rp 200 per keping.
Sedangkan untuk kemplang yang dikemas dalam kantong besar berisi 100 kemplang, dihargai Rp 20 ribu per kantong.
Gurihnya kemplang pasir, lanjut Jalela, membuatnya menjadi cemilan favorit warga desa setempat dan sekitarnya, sehingga berapapun kemplang yang dibuat, rata-rata habis terjual dalam sehari.
"Kalau yang saya buat, setiap hari rata-rata habis terjual sebanyak itu (dua ribu kemplang)," kata Jalela.
Untuk pemasaran makanan ringan ini di beberapa daerah di Sumatera Selatan seperti Ogan Ilir Palembang, Muaraenim, Lahat, Pagaralam dan Baturaja.
Pemasaran kemplang pasir juga merambah hingga pulau Jawa, seperti kota Tangerang, Sukabumi, Depok dan Bekasi.
"Di Jawa juga kita kirim lewat sopir truk warga sini yang antar jemput muatan barang ke Jawa," katanya.
Jalela pun merasa bangga karena kemplang buatannnya bersama warga lain di desanya, terkenal karena keunikan proses pembuatannya dan diakui masyarakat memiliki cita rasa yang enak.
“Kemplang ini sangat enak dan masyarakat suka. Tidak ada kesan kotor dan menjijikkan karena proses pembuatannya menggunakan pasir yang terjamin kebersihannya,” ujar Jalela sambil melanjutkan aktivitas memanggang kemplang.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com