Sementara, Levi Aprolida, ibu angkat RW, mengaku korban sempat menceritakan bahwa ada orang yang hendak mencelakainya.
“Awalnya dia sempat curhat dengan saya, cerita, telepon, ‘Tante, kayaknya ada sekelompok orang mau membunuh Resti’. Itu satu minggu yang lalu,” ucapnya.
“Saya bilang ‘Siapa memangnya? Tapi kalau memang Resti sudah nggak nyaman lagi di kosan itu, pindah saja, atau ke rumah tante saja’,” kata Levi kala itu.
Tapi, lanjut Levi, saat itu korban mengaku tidak takut karena merasa dirinya tidak memiliki kesalahan.
“Tapi dia bilang ‘Nggak tante, Resti nggak merasa bersalah, jadi Resti nggak takut’.”
“Jadi saya komunikasi dengan dia terakhir jam 10 malam sebelum kejadian,” imbuh Levi.
Jenazah Resti pun telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jambi untuk diautopsi. Hasil autopsi nantinya akan digunakan untuk mengetahui penyebab kematian korban.
RW juga sempat berniat untuk berkunjung ke rumah ibu angkatnya, namun dibatalkan karena mengaku kedatangan tamu di malam sebelum ia meninggal.
Firasat Ayah Korban
Selain itu, ayah Resti, Ismed mengungkap firasatnya sebelum tahu sang anak ditemukan tewas di kosannya di Jambi.
Pria asal Kabupaten Serang, Banten ini sebelumnya mengaku mendapat pesan dari putrinya bahwa ia merasa nyawanya terancam.
"Almarhumah sempat menghubungi keluarga di Banten dan menyampaikan bahwa ia (Resti) merasa terancam," kata Ismed Kaisar dilansir dari Tribun Jambi, Jumat, (27/9/2024).
Tak hanya itu, korban juga mengirim pesan kepada adiknya, Daia (20) satu hari sebelum tewas.
Gelagat aneh Resti dirasa keluarga cukup berbeda.
2,5 jam setelah ditanyai kabar oleh adiknya, Resti baru membalasnya.