TRIBUNSUMSEL.COM — Tanggal 1 Bulan Rabiul Awal 1446 Hijriyah atau tahun 2024 ini, insyaallah jatuh, bertepatan pada hari Kamis tanggal 5 September 2024.
Bulan Rabiul Awal bulannya Maulid Nabi yaitu bulan kelahiran Nabi Muhammad, sekaligus juga sebagai bulan wafatnya Nabi Muhammad, sama-sama di tanggal 12 Rabiul Awal.
Sebagai umatnya, salah satu hikmah dan bentuk syukur kita dalam menapaki bulan Rabiul Awal mari sama-sama kita ingat kembali sirah nabawiyah Nabi Muhammad SAW, semata-mata untuk meneladani dan mengamalkan sifat-sifat mulia beliau dalam kehidupan seha-hari.
Kisah kehidupan, sifat dan akhlak Nabi Muhammad SAW bukan hanya untuk dibaca atau didengarkan saja, tetapi untuk dapat dijadikan contoh dalam kehidupan kita sehari-hari. Kisah hidup Rasulullah Saw. memang penuh dengan hikmah.
Meskipun beliau seorang nabi dan rasul pilihan Allah, hidupnya tidak lantas selalu bahagia dan mudah. Beliau juga tetap menerima cobaan dan tantangan dalam berdakwah menyebarkan agama Islam.
Berikut kisah singkat Nabi Muhammad Saw sejak lahir hingga wafat yang dikutip dari alwib.net:
Rasulullah Saw mempunyai nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushayi bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan dan selanjutnya bertemu garis keterunan beliau dengan Nabi Ismail as.
Adapun garis keturunan beliau dari sisi Ibunya adalah Muhammad bin Aminahbinti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Dengan demikian, garis keturunan beliau dari sisi ayah dan ibu bertemu pada kakek beliau, Kilab.
Tahun Gajah
Pada tahun ini datang pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari negeri Habasyah untuk merobohkan Ka’bah.
Maksud jahat mereka ini berhasil digagalkan dengan pertolongan Allah SWT yang mengirimkan burung-burung Ababil, yang menjatuhkan batu-batu yang mengandung wabah penyakit dan menimpakannya atas pasukan Abrahah. Perisitiwa ini terjadi pada pertengahan abad ke 6 Masehi.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Menurut pendapat yang paling kuat, Rasulullah Saw dilahirkan pada hari Senin, malam 12 Rabiul Awwal di Makkah bertepatan dengan awal Tahun Gajah.
Jarak antara kelahiran Nabi Muhammad Saw dengan kelahiran Nabi Isa As adalah 571 tahun, antara Nabi Isa as hingga wafatnya Nabi Musa As adalah 1716 tahun, antara Nabi Musa As dan Nabi Ibrahim As adalah 545 tahun, antara Nabi Ibrahim As dan air bah yang terjadi pada masa Nabi Nuh As adalah 1080 tahun, antara air bah Nabi Nuh As dan Nabi Adam As adalah 2242 tahun.
Sehingga jarak antara kelahiran Nabi Muhammad Saw dan Nabi Adam As adalah 6155 tahun, berdasarkan riwayat yang masyhur dari para ahli sejarah.
Nabi Muhammad Saw dibesarkan di Makkah sebagai anak yatim, karena ayahnya Abdullah wafat di Madinah dua bulan sebelum Beliau lahir.
Pada waktu itu ayahnya sedang berdagang di Syam dan singgah di Madinah dalam keadaan sakit, hingga wafat di rumah pamannya dari bani Najjar.
Ayahnya tidak meninggalkan apa-apa kecuali 5 ekor unta dan sahaya perempuan.
Masa Persusuan Nabi Muhammad SAW
Pada waktu itu bangsa Arab mempunyai kebiasaan untuk menitipkan penyusuan anak-anak mereka kepada perempuan lain di dusun dengan harapan agar anak tersebut di kemudian hari mempunyai tubuh yang kuat dan omongan yang fasih.
Berdasarkan kebiasaan inilah kakeknya Abdul Muthalib menyerahkan cucunya Muhammad Saw kepada Halimah binti Dzuaib As-Sa’diyah salah seorang perempuan dari Bani Sa’ad untuk menyusui Beliau.
Pada saat itu, Bani Sa’ad sedang dilanda paceklik, kemarau panjang melanda daerah tempat tinggal mereka.
Tapi ketika Muhammad kecil tiba di kediaman halimah dan menetap di sana untuk disusui, lambat laun tanah di sekitar kediaman Halimah kembali subur.
Ketika Rasulullah Saw tinggal di kediaman Halimah sering terjadi hal-hal luar biasa pada diri Nabi Muhammad Saw termasuk peristiwa “pembelahan dada”.
Setelah disapih, Nabi Muhammad pun dikembalikan kepada ibundanya Aminah. Saat itu, Rasulullah Saw baru berusia lima tahun.
Wafatnya Ibu Nabi Muhammad Saw
Pada tahun keenam dari umur beliau SAW, ibunya membawanya pergi ke Madinah untuk menemui paman-pamannya di sana.
Namun ketika baru sampai ke desa Abwa, yakni suatu desa yang terletak antara kota Mekkah dan Madinah, Ibunya, Aminah meninggal dunia.
Maka beliau Saw diasuh oleh Ummu Aiman dibawah tanggungan kakek beliau Abdul Muthalib, dan ini berlangsung selama dua tahun.
Setelah dua tahun bersama sang kakek tercinta, Nabi Muhammad harus rela ditinggalkan kakek yang turut membesarkannya.
Pada usia delapan tahun setelah kepergian sang kakek, Nabi Muhammad kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Meskipun hidup fakir atau kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup, namun Abu Thalib adalah seorang dermawan yang rajin berbagi dan bersedekah kepada sesama.
Meskipun dalam keadaan sulit, namun Nabi Muhammad dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bersama pamannya.
Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama
Sebelum menjadi reorang Rasul, Allah telah memberikan anugerah keistimewaan kepada Nabi Muhammad.
Salah satunya adalah wajahnya yang bersinar terang, mampu mengalahkan sinar rembulan. Ini dikatakan sebagai tanda kebesaran Allah yang menunjukkan nabi terakhir dengan kemuliaan dan kedudukan yang tinggi.
Selain karunia wajah yang bersinar, Rasulullah juga diberikan wahyu pertama yang sungguh luar biasa dari Allah SWT. Menjelang diturunkannya wahyu pertama, Rasulullah mendapatkan sebuah mimpi di mana Malaikat Jibril datang menghampirinya.
Nabi Muhammad pun merenung dan memikirkan mimpi yang dialaminya, dengan menyendiri di Gua Hira. Kemudian di tempat itulah, Nabi Muhammad diperlihatkan Allah bahwa mimpi yang dialaminya benar adanya.
Pada saat itu, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah dan menurunkan wahyu pertama yang diberikan Allah SWT. Saat itulah, Allah menurunkan ayat dari QS Al-Alaq 1 – 4, yaitu sebagai berikut :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq, 1-4)
Setelah peristiwa itu, Nabi Muhammad pulang dengan perasaan takut. Namun di sinilah waktu di mana kisah kerasulan Nabi Muhammad dimulai.
Di mana Nabi Muhammad sebagai utusan terakhir yang akan membawa kedamaian bagi seluruh umat manusia
Kisah perjalanan dakwah dan Isra Miraj
Setelah mendapatkan wahyu pertama, Nabi Muhammad kemudian mulai melakukan dakwah secara rahasia atau sembunyi-sembunyi.
Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah, merupakan orang-orang yang menjadi pengikut pertamanya. Setelah beberapa tahun melakukan kegiatan dakwah secara rahasia, kemudian Allah memberikan perintah untuk berdakwah secara terang-terangan.
Perintah ini seperti yang tercantum dalam QS Al-Hijr ayat 94 yaitu sebagai berikut : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”
Peristiwa Isra Miraj’ juga termasuk perjalanan penting dari Kisah Nabi Muhammad yang bermakna dan mempunyai pesan mendalam. Peristiwa perjalanan Nabi Muhammad ini bermula ketika istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib wafat.
Meninggalnya dua orang penting dalam hidup Nabi Muhammad ini terjadi pada tahun ke-11 kepemimpinan Nabi Muhammad.
Tahun tersebut merupakan tahun yang menyedihkan bagi seorang Nabi Muhammad. Ia harus kehilangan istri tercinta yang selalu mendampingi serta pamannya yang telah mengasuh sejak kecil.
Namun setelah peristiwa itu, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Perjalanan ini disebut juga dengan Isra Miraj’.
Isra di sini ketahui sebagai perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa, menuju langit ke-7 yang disebut dengan Miraj’. Pada peristiwa inilah, Rasulullah mendapatkan perintah sholat 5 waktu yang wajib ditunaikan seluruh umat muslim.
Nabi Muhammad Wafat Dunia Bersedih
Di akhir hidup nabi di dunia, Nabi Muhammad menderita sakit yang dialami selama beberapa bulan. Setelah melewati penyakitnya, Nabi Muhammad dikabarkan meninggal dunia.
Pada saat terjadinya peristiwa menyedihkan itu, sahabatnya Abu Bakar sedang tidak berada di Madinah. Kemudian setelah diberitahu, beliau segera datang ke rumah Aisyah dan mengucapkan pidato, yaitu sebagai berikut :
“Ketahuilah, barang siapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad kini telah mati, dan barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah tetap senantiasa hidup tidak akan pernah mati.”
Kemudian beliau pun mengucapkan firman Allah dalam QS Az-Zumar ayat 30 :“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).”
Pada saat itulah, seluruh umat muslim berduka dan harus merelakan suri tauladan yang tidak lelah mengajarkan kebaikan dalam menjalani kehidupan.
Peristiwa ini akan selalu dikenang umat muslim sebagai peristiwa besar dan bersejarah dari perjalanan seorang yang memiliki segala sifat baik dan kemuliaan.
Perjuangan Nabi Muhammad menyampaikan Alquran dilanjutkan oleh para Sahabatnya dan hingga berabad-abad lamanya, sampai pada masa sekarang ini, umat Islam insya Allah akan terus melaksanakan suri tauladan akhlak terbaik nabi Muhammad serta menjadikan Alquran sebagai pedoman dalam hidup. Aamiin ya Robbal alamin.
Itulah Kisah Singkat Nabi Muhammad SAW dari Lahir Sampai Wafat untuk menjadi renungan kita di bulan Rabiul Awal. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Arti Sholawat Adalah, Perintah Bersholawat dalam Alquran & Keutamaan Membacanya di Bulan Rabiul Awal
Baca juga: Arti dan Makna Rabiul Awal, Bulan Ketiga Penanggalan Hijriyah, Peristiwa Penting dan Keutamaannya
Baca juga: Arti Addunya Mataun Wa Khairu Mataiha Al Maratus Salihah, Wanita Salihah Sebaik Baik Perhiasan Dunia
Baca juga: Lirik Qasidah Sholawat Nabi Muhammad Matahari Dunia, Di Langit Ada Matahari Bersinar Menyinari Bumi