TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap awal mula pengemis ibu dan anak di Jakarta Utara ternyata punya rumah mewah.
Sebelum kedoknya dibongkar, si ibu dan anak itu sempat viral di media sosial karena sang ibu menjadi pengemis lantaran harus membeli obat saban hari.
Dalam videonya yang viral, nenek itu meminta-minta dari dalam bajaj.
Narasi video itu menyebutkan bahwa nenek tersebut meminta uang kepada orang sebesar Rp50.000 untuk membeli obat.
Apabila nenek itu enggan meminta-minta, disebutkan bahwa ia akan dimarahi oleh anaknya yang berada di dalam bajaj.
Sementara, sang anak yang berinisial JM juga kedapatan menjadi gelandangan di salah satu restoran cepat saji di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (9/8/2024).
Saat itu, pengemis yang terdiri dari ibu dan anak terjaring razia penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Keduanya mengaku terpaksa menjadi pengemis karena butuhu biaya obat sang ibu.
Sang ibu mengaku harus membeli obat setiap hari.
Satgas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial Jakarta Utara kemudian melakukan asesmen dan visitasi.
Hasilnya sungguh mengejutkan.
Baca juga: Potret Rumah Mewah 3 Lantai Pengemis di Jakut, Isinya Ada Sofa, Kitchen Set hingga AC
Petugas mendapati sang pengemis memiliki rumah 3 lantai dan tidak masuk dalam kategori untuk terdaftar di DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).
"Dinas Sosial Provinsi Jakarta memberikan teguran secara persuasif kepada sepasang ibu dan anak yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu," ujar Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Premi Lasari dalam keterangannya, Jumat (9/8/2024), dikutip dari Kompas.com
Baca juga: Nasib Pengemis di Jakut Punya Rumah Mewah 3 Lantai, Didatangi Dinsos, Janji Tak Minta-minta Lagi
Premi menuturkan, ibu dan anak itu meminta sumbangan dengan alasan sang ibu harus membeli obat.
Namun, Satgas P3S melakukan kunjungan akhirnya terungkap bahwa ibu dan anak itu termasuk warga mampu.
"Sang ibu menjadi pengemis lantaran harus membeli obat setiap hari. Belakangan diketahui mereka dikategorikan keluarga berkecukupan," kata dia.
Premi mengatakan, berdasarkan hasil kunjungan dan asesmen Satgas P3S, ibu dan anak "pengemis" itu memiliki rumah tiga lantai.
"Mereka tidak masuk dalam kategori untuk terdaftar dalam DTKS atau Data Terpadu Kesejahteraan Sosial," kata Premi.
Pihaknya kemudian langsung melakukan beberapa tahapan pencegahan agar keduanya tidak lagi mengemis.
"Petugas melakukan beberapa tahapan, yakni upaya pencegahan, pemberi layanan kesejahteraan sosial, pembinaan, pengendalian dan pengawasan ketertiban umum dan pembinaan lanjut," kata Premi.
Premi mengatakan, upaya ini mengacu pada Pasal 6 Ayat 1 Pergub DKI Jakarta Nomor 169 Tahun 2014 tentang Pola Penanganan PMKS.
Pihaknya selama ini melakukan upaya pencegahan sejak bulan Juni dengan melakukan pemantauan dan pengawasan di sekitar Kelapa Gading dan Muara Karang.
Premi mengklaim, pihaknya telah memberikan layanan kesos dengan melakukan asesmen dan arahan edukatif.
Ibu dan anak itu juga membuat surat pernyataan untuk tidak kembali menggelandang di jalanan.
Dikethui, Satpol PP Provinsi Jakarta mengadakan operasi bina tertib 1-31 Agustus 2024, dengan sasaran para pelanggar Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 Pasal 7 ayat 1.
Perda tersebut tentang setiap orang atau sekelompok orang yang tidak memiliki kewenangan dilarang melakukan pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan, tikungan atau putaran jalan dengan maksud mendapatkan imbalan jasa.
Alasan Mengemis
Sebelumnya, YouTuber Pratiwi Noviyanthi membuat konten dengan mendatangi rumah sang pengemis.
Terlihat jika si ibu pengemis memang memiliki rumah elite dan termasuk kategori keluarga berkecukupan.
Nenek tersebut mengaku memang meminta-minta untuk membeli obat.
Tetapi dirinya membantah dugaan bahwa ia dipaksa oleh anaknya untuk mengemis.
"Dia enggak pernah pukul-pukul saya, enggak ada masalah apapun," kata pengemis lansia tersebut, dikutip dari YouTube Pratiwi Noviyanthi, Rabu (31/7/2024).
"Saya minta tolong sama orang untuk beli obat," tambah dia.
Ia juga mengaku tak pernah memaksa dalam meminta minta.
"Saya minta paksa atau marah pun enggak pernah, suara saya kecil, enggak ada. Gitu aja, enggak ada paksa-paksa," ujarnya.
Aksinya ia lakukan demi bisa membeli obat yang cukup mahal.
"Enggak ada, itu bohong," ujar pengemis tersebut.
"Saya cuman minta tolong orang, itu saya enggak tahu aturannya," katanya lagi.
Dalam satu bulan lansia tersebut mengaku bisa mendapatkan uang sebesar Rp 11 Juta dari hasil mengemis.
Karena aksinya viral, sang nenek lantas berjanji untuk tidak lagi minta-minta.
Sementara, sang anak menegaskan tak pernah memaksa apalagi memarahi nenek pengemis itu untuk mencari uang.
"Belinya obat China mahal, enggak murah," ujar anak pengemis itu.
Ia juga mengakui bahwa ibunya memang sering keluar rumah, tetapi tidak setiap hari.
"Kadang-kadang kalau lagi capek juga enggak pergi, anggaplah kalau seminggu tiga kali juga orang menganggapnya setiap hari," ucap pria itu.
Baca juga berita lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com