Ia berucap:
“Ya Allah, azab apa ini yang ditimpakan kepada kami, dan qudrah (kehendak) apa ini? Ya Allah, kiranya Engkau tahu bahwa sesungguhnya perjalananku ini semata-mata untuk (mengharapkan ridha)-Mu, dan untuk menghidupkan sunnah Rasul-Mu, maka hilangkanlah kesusahan ini dari kami, dan perlihatkanlah rahmat-Mu kepada kami sebagaimana Engkau telah memperlihatkan azab-Mu.” Kemudian Allah menghilangkan kesusahan mereka seketika itu juga dengan kemaha-lembutan-Nya.” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, , 2002, h. 38-39)
3. Doa Imam Ibnu Khuzaimah
Riwayat ketiga menceritakan mimpi Imam Ibnu Khuzaimah tentang Imam Ahmad bin Hanbal, pendiri mazhab Hanbali. Imam Ibnu Khuzaimah (223-311 H) adalah seorang ahli hadits dan fiqih dari mazhab Syafi’i. Ia terkenal dengan kitab kumpulan haditsnya, Shahîh Ibnu Khuzaimah.
Berikut riwayatnya:
وحكي عن ابن خزيمة أنه قال: لما مات أحمد بن حنبل كنت بالاسكندرية، فاغتممت، ورأيت أحمد بن حنبل في المنام وهو يتبختر، فقلت: يا أبا عبد الله؟ أي مشية هذه؟
فقال مشية الخدام في دار السلام، قلت: ما فعل الله بك؟ قال: غفر لي، وتوجني، وألبسني نعلين من ذهب، وقال: يا أحمد، هذا بقولك القرآن كلامي، ثم قال: يا أحمد ادعني بتلك الدعوات التي بلغتك عن سفيان الثوري وكنت تدعو بها في دار الدنيا
فقلت: يا رب كل شيء بقدرتك علي كل شيء، اغفر لي كل شيء ولا تسألني عن شيء، فقال: يا أحمد هذه الجنة فادخلها، فدخلتها
Diceritakan dari Ibnu Khuzaimah, ia berkata: Ketika Ahmad bin Hanbal meninggal, aku sedang berada di Iskandariah, aku pun bersedih. Lalu aku melihat Ahmad bin Hanbal dalam mimpi, ia berjalan dengan gaya yang menawan. Aku pun bertanya: “Wahai Abu Abdillah, jalan macam apa ini?”
Ahmad bin Hanbal menjawab: “Jalannya para pelayan di rumah keselamatan.”
Aku bertanya lagi: “Apa yang diperbuat Allah kepadamu?”
Ia menjawab: “Allah telah mengampuniku, memahkotaiku, dan memakaikan kepadaku dua sandal dari emas.”
Dia berfirman: “Wahai Ahmad, (anugerahKu) ini karena perkataanmu bahwa Al-Qur’an adalah kalam-Ku,” kemudian Allah berfirman lagi: “Wahai Ahmad, berdoalah kepada-Ku dengan doa yang telah disampaikan Sufyan al-Tsauri kepadamu.” Aku pun berdoa dengan doa-doa tersebut di kehidupan dunia (ketika aku masih hidup). Aku berdoa:
“Yâ rabbi kulli syai’in, bi qudratika ‘alâ kulli syai’in, ighfir lî kella syai’in wa lâ tas’alanî ‘an syai’in (Wahai Tuhan segala sesuatu, dengan kuasa-Mu atas segala sesuatu, ampunilah aku (dari) segala sesuatu (dosa dan kesalahan), dan jangan Kau tanyakan sesuatu pun kepadaku.”
Lalu Allah berfirman: “Wahai Ahmad, surga ini, masuklah kau ke dalamnya, maka aku pun memasukinya.” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, , 2002, h. 41)
Dengan berdoa, kita bisa merendahkan kesombongan kita, dan perlahan-lahan membangun kesadaran kita, bahwa sebaik apa pun usaha manusia, akan bertambah kebaikannya dengan memasrahkan sepenuhnya kepada Allah.
Itulah Tiga Kisah Pengikut Rasulullah SAW yang Doanya Dikabulkan, Sembuh dari Kebutaan, Bukti Kekuatan Doa. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: 3 Doa Sholat Istisqa Berdasarkan Hadist, dalam Tulisan Latin dan Terjemahannya
Baca juga: Doa Setelah Adzan Apakah Mustajab? Lengkap Adab Saat Mendengar Adzan Berkumandang
Baca juga: Arti Innaka Samiud Dua, Doa Nabi Zakaria AS Mohon Keturunan, Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Doa
Baca juga: Doa Allahumma Faqqihhu Fiddin Wa Allimhuttakwil dan Artinya, Agar Anak Cerdas & Paham Belajar Agama