TRIBUNSUMSEL.COM -- "Raghima Anfu, tsumma raghima anfu, raghima anfu". Dalam riwayat hadits, Rasulullah mengucapkan kata raghima anfu sampai 3 kali. Raghima anfu artinya: celakalah seseorang.
Kalimat ini berkait hadits tentang birrul walidain yaitu hadits tentang berbakti kepada orang tua.
Rasulullah bersabda:
رَغِمَ أَنْفُهُ ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ،ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ “. قِيلَ : مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا، ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ “.
Artinya:
Celaka seseorang itu (diulang tiga kali), sahabat bertanya: siapa yang celaka wahai Rasulullah? Beliau menjawab: orang yang mendapati salah satu orang tuanya atau dua-duanya dalam keadaan tua, kemudian (anak tersebut) tidak masuk surga”. (HR Muslim No: 2551)
Hadits di atas menegaskan tentang betapa meruginya anak yang tidak berbakti tidak merawat orang tuanya semasa masih hidup di dunia.
Merawat orang tua (apalagi jika sudah sepuh) merupakan gerbang untuk masuk ke dalam surga.
Ustadz Lukman Hakim, Lc dalam laman wahdah.or.id, menjelaskan, Imam Nawawi mengatakan: Hadits ini memotifasi
seseorang untuk melakukan Birrul walidain (bakti kepada orang tua), dan menjelaskan betapa besarnya pahalanya.
Salah satu hikmah dari hadits di atas, bahwa berbakti kepada orang tua ketika mereka sudah sepuh atau lanjut usia (lansia) dengan melayani mereka atau memberikan nafkah dsb, merupakan penyebab masuknya seseorang ke dalam surga”.
Dan diantara keutamaan berbakti kepada orang tua menurut perkataan sebagian ulama amalan ini dapat menggugurkan dosa-dosa besar.
Berkaca kepada keutamaan-keutamaan ini, maka orang yang diberi taufik oleh Allah untuk berbakti kepada orang tua seakan mendapat ghanimah yang sangat besar.
Sudah menjadi sunnatallah, semakin menua seorang manusia maka akan semakin lemah. Termasuk lemah fisik, lemah pula ingatan dan akalnya.
Demikian juga dengan orang tua kita yang diberi umur panjang hingga semakin senja usianya.
Maka jangan kaget jika ada sifat-sifat dari orang tua kita yang berubah, bahkan mungkin tidak kita duga sebelumnya, mungkin tujuannya ingin lebih diperhatikan dan disayangi oleh orang di sekitarnya.
Jika kita mengetahui hal ini, maka kesuksesan kita dalam berbakti kepada orang tua tergantung kepada ketelatenan dan kesabaran kita, semakin tua usia orang tua kita maka kita juga harus semakin telaten dan sabar dalam menghadapi mereka.
Allah berfirman:
(وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا * وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ)
[Surat Al-Isra’ 23 – 24]
Artinya:
Dan Allah telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah kepada selainNYA, dan hendaknya kamu berbuat baik kepada orangtuamu. Jika salah seorang diantara keduanya atau dua-duanya hidup sampai usianya lanjut, maka janganlah sekali-kali mengatakan kepada mereka ucapan “ah”, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang.. “.
Ayat di atas menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua ketika mereka telah lanjut usia memerlukan kesabaran ekstra ketika kita berkata dan berucap, dan membutuhkan ekstra kasih sayang tatkala kita bersikap.
Dan kesabaran yang berkwalitas adalah kesabaran tanpa keluh kesah yang keluar dari lisan kita, karena sejatinya keluh kesah yang terlontar dari lisan kita, adalah bukti ketidaksabaran kita.
Ingatlah bahwa kita pernah sangat merepotkan orang tua kita. Saat dilahirkan, ketika kita bayi, sampai kita dewasa dan sukses seperti sekarang.
Maka saatnya kita membalas Kebaikan kebaikan orang tua kita di saat usia mereka telah lanjut, apalagi berbakti kepada orang tua merupakan ibadah kepada Allah, semua ucapan, sikap, curahan kasih sayang, dan harta yang kita nafkahkan kepada mereka yang tujuannya untuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua) tidak akan sia-sia, ada pahala dan kebaikan dari Allah yang menunggu kita.
Karunia Allah yang sangat besar kepada kita, karena mereka berdua adalah gerbang menuju surgaNYA.
Itulah Arti Raghima Anfu Sampai Dibaca 3x oleh Nabi dalam Hadits, Ruginya Anak yang tak Mau Rawat Orang Tua. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Hadits Ridho Allah Bergantung pada Restu Orang Tua, Bahasa Arabnya, Kunci Kebahagiaan Dunia Akhirat
Baca juga: Arti Hadits Ana Inda Zhonni Abdi Bi, Nasihat Agar Berpikir Positif, Aku Sesuai Prasangkaan Hamba-Ku
Baca juga: Hadits Nabi Laa Taghdob Wa Lakal Jannah dan Artinya, Pentingnya Menahan Amarah, Penjelasan Ulama
Baca juga: Maksud Hadits La Tajalu Buyutakum Maqobir Janganlah Kalian Menjadikan Rumah Kalian Seperti Kuburan
Baca juga: Arti Ahabbul Amali Ilallahi Adwamuha Wa In Qalla, Hadits Tentang Amalan yang Paling Dicintai Allah