Pilgub Sumsel 2024

Gerindra Rekomendasikan Matahati, Bertarung di Pilgub Sumsel 2024, Head To Head Lawan HDCU

Editor: Slamet Teguh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gerindra Rekomendasikan Matahati, Bertarung di Pilgub Sumsel 2024, Head To Head Lawan HDCU

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerakan Indonesia Raya (DPP Partai Gerindra) resmi mengeluarkan rekomendasi untuk Mawardi Yahya sebagai Calon Gubernur dan RA Anita Noeringhati sebagai Calon Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Matahati).

Keputusan ini tertuang dalam surat rekomendasi Partai Gerindra Nomor 07-1009/Rekom/DPP-Gerindra 2024.

"Menyetujui dan merekomendasikan Ir. H. Mawardi Yahya sebagai Bakal Calon Gubernur dan Hj. Dr R. A. Anita Noeringhati, S.H., M.H. sebagai Bakal Calon Wakil Gubernur," demikian tertulis dalam surat yang ditandatangani oleh Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Kamis (18/7/2024).

Dalam surat tersebut, DPP Partai Gerindra memberikan beberapa instruksi penting kepada pasangan yang dikenal dengan sebutan "Matahati" ini. Berikut poin-poin yang diinstruksikan:

Koordinasi Internal: Pasangan Matahati diwajibkan untuk berkoordinasi dengan pengurus DPD, DPC, PAC, dan Pimpinan Ranting Partai Gerindra guna menyusun serta melaksanakan kerja pemenangan di wilayah penugasan.

Peningkatan Popularitas dan Elektabilitas: Mereka juga ditugaskan untuk melaksanakan kerja terukur yang bertujuan meningkatkan popularitas dan elektabilitas calon kepala daerah serta Partai Gerindra.

Kelengkapan Partai Koalisi: Salah satu instruksi penting lainnya adalah melengkapi partai koalisi untuk memenuhi persyaratan minimal 20 persen kursi DPRD.

Ketaatan pada Partai: Pasangan ini harus bersedia menaati Manifesto Perjuangan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), serta arahan dari Partai Gerindra.

Evaluasi Rekomendasi: DPP Partai Gerindra menegaskan bahwa jika kelengkapan partai koalisi tidak dapat dipenuhi hingga batas waktu yang ditentukan, maka rekomendasi ini akan dievaluasi kembali.

Rekomendasi ini, seperti ditegaskan dalam surat, dibuat untuk dapat dipergunakan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Keputusan ini menjadi tonggak awal bagi pasangan Matahati dalam persiapan mereka menuju Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Panglima Kemenangan Matahati Ir H Syahrial Oesman MM menyatakan pasca Gerindra (11 kursi), bakal menyusul dukungan dari PAN (6 kursi) dan Golkar (12 kursi). Total 29 kursi.

Matahati sudah diprediksi banyak pengamat bakal head to head menghadapi HDCU (Herman Deru - Cik Ujang) yang telah lebih dulu memastikan dukungan partai.

HDCU mengantongi 25 kursi yakni Partai NasDem 10 kursi, Partai Demokrat 8 kursi, dan PKS 7 kursi.

Sementara pasangan HAPAL (Heri Amalindo dan Popo Ali Martopo) hingga kini belum mendapatkan sinyal dukungan.

Tunggu SK Golkar

Partai Golkar sudah mengeluarkan 10 surat keputusan (SK) kepada bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada Serentak 2024.

Surat itu sudah ditandatangani oleh Keta Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Untuk provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) hingga saat ini belum keluar. Di sisi lain bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumsel Mawardi Yahya- Anita Noeringhati (Matahati) mengklaim didukung Airlangga.

Tim pemenangan Matahati Amrah Muslimin tetap optimis jika nanti Partai Golkar dan partai lainnya akan mengusung Matahati seperti yang baru saja resmi direkomendasikan Gerindra.

Mengingat di satu sisi Anita merupakan ketua harian DPD partai Golkar Sumsel sekaligus Ketua DPRD Provinsi, dan Mawardi Yahya adalah kader partai Gerindra.

"Kita pasti optimis Golkar dan Gerindra akan memberikan rekomendasi untuk Pilkada Sumsel nanti, dan sekarang masih berproses, " kata Amrah, Kamis (18/7/2024).

Dijelaskan mantan ketua KPU Sumsel ini, saat ini Matahati dan tim terus bergerak untuk melakukan sosialisasi dan menyapa langsung ke masyarakat, untuk lebih mengenal dengan sosok pemimpin Sumsel ke depan.

"Pasti semua bergerak dan terus sosialisasi di tengah masyarakat, dan kita akan terus maju," ujarnya.

Diterangkan Amrah belum keluarnya rekomendasi Pilkada dari Golkar untuk provinsi Sumsel, dikarenakan partai Golkar masih menunggu hasil survei internal sebagai dasar utama mengusung calon.

"Pastinya survei jadi bagian penting dalam menentukan pasangan calon masa untuk diusung nanti," tandasnya.

Sementara Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Dr Febrian menyatakan jika kebiasaan partai di pusat selama ini, mengeluarkan rekomendasi di detik- detik akhir.

"Kalau diperhatikan kebiasaan petinggi DPP ada simbolik, bisa saja agak lambat, misal nanti datang Airlangga ke Palembang memastikan pilkada di Sumsel dan itu ditunggu karena masih spacenya dibolehkan. Tapi kandidat jadi pertaruhan, apa internal partai atau di luar, dan ini jadi boomerang bagi kandidat," ujar Febrian

Diungkapkan Febrian, ia menilai belum keluarnya rekomendasi dari partai Golkar untuk Sumsel bukan karena keraguan untuk memberikan rekomendasi ke kandidat yang ada, namun semua harus ada pertimbangan.

"Pastinya kalau survei terus berjalan tinggal deal- deal saja, untuk keseimbangan koalisi dan sebagainya," paparnya.

Ditambahkan Febrian, hasil survei elektabilitas kandidat bukan hal utama, melainkan ada hal lainnya seperti partai koalisi dan kerja-kerja tim di lapangan.

"Seperti di Palembang, ada kandidat elektabilitasnya tinggi tapi koalisi belum dan itu bisa jadi boomerang nantinya," tukas Febrian.

Baca juga: Gerindra Usung Mawardi Yahya-Anita Noeringhati Maju di Pilgub Sumsel 2024, Beri 5 Intruksi Penting

Baca juga: Perindo Resmi Dukung Herman Deru-Cik Ujang Maju di Pilgub Sumsel 2024, Sudah Kantongi 26 Kursi

Hasil Survei

Terpisah, DPD partai Golkar Sumsel sendiri mengatakan, soal rekomendasi siapa calon kepala daerah yang diusung dalam Pilkada adalah kewenangan DPP, dan saat ini sedang dilakukan survei.

Dijelaskan Sekretaris DPD partai Golkar Sumsel Andie Dinialdi, jika ajaran di daerah akan patuh terhadap putusan nantinya.

"Kami DPD Partai Golkar Sumsel tetap berpedoman, tunduk patuh pada surat DPP Partai Golkar nomor B-1138/DPP/Golkar/IV/2024. Bahwa mekanisme dan proses Pilkada sedang berlangsung, bulan Juli survei tahap 2 untuk menjadi referensi dukungan terhadap pasangan bakal calon, dan pertimbangan kerja sama koalisi partai untuk mengusung dan mendukung, " paparnya.

Diungkapkan anggota DPRD Sumsel ini, pastinya ada pertimbangan dalam menentukan calon kepala daerah, salah satunya hasil survei.

"Hasil survei akan menjadi pertimbangan dan pencermatan, terhadap perkembangan dinamika yang ada, sebagaimana dalam surat DPP tersebut, " paparnya.

Dilanjutkan Andie, jika saat ini sedang berproses dan pada saatnya nanti akan keluar rekomendasi calonkada yang diusung sebelum pendaftaran di KPU pada 27 Agustus mendatang.

"Semua sedang berproses di DPP Partai Golkar. Kita sebagai kader di daerah akan taat patuh atas ketetapan dan keputusan ketua umum Bapak Airlangga Hartarto dan Sekretaris Jendral Bapak Lodewijk F. Paulus, " pungkas Andie.

Sebelumnya, partai Golkar telah mengeluarkan 10 surat keputusan kepada bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada Serentak 2024.

"Partai Golkar sampai saat ini telah mengeluarkan 10 surat keputusan untuk pasangan calon untuk calon kepala daerah, gubernur maupun wakil gubernur," kata Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (18/7/2024)

Golkar, kata Lodewijk, saat ini masih mengejar untuk memberikan surat keputusan kepada 27 provinsi yang tersisa.

Sebab satu provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak melaksanakan Pilkada.

Ia mengaku optimistis Golkar bisa memenangkan pemilihan gubernur 2024 dengan kemenangan di atas 60 persen.

Sebab pada Pilkada Serentak yang sebelumnya, Golkar berhasil memenangkan 61 persen daerah.

"Kita akan memenuhi target kita yaitu 60 persen. Itu bukan target yang muluk-muluk. Karena pilkada terakhir tahun 2020, target kita sama 60 persen tetapi yang kita dapat waktu itu adalah 61,11 persen dan Insya Allah pada pilkada 2024 target kita akan kejar sebesar 60 persen," jelasnya.

Ia menyampaikan keputusan tersebut sudah bersifat final dan mengikat.

Sebaliknya nama itu hanya tinggal diajukan kepada KPU.

"Surat keputusan ini yang sifatnya final and binding dan itu menjadi persyaratan untuk diajukan ke KPU ataupun KPUD setempat," pungkasnya.

Berikut daftar nama bakal cagub dan cawagub yang sudah diberikan surat keputusan oleh Golkar, sebagai berikut:

1. Sumatera Utara: M Bobby Afif Nasution-Surya


2. Riau: Syamsuar-Mawardi

3. Bengkulu: Rohidin Mersyah-Meriani

4. Kalimantan Timur: Rudy Mas’ud-Seno Aji

5. Kalimantan Selatan: Raudatul Jannah-Akhmad Rozanie Himawan

6. Kalimantan Barat: Sutarmidji-Ria Norsan

7. Kalimantan Utara: Zainal Arifin Paliwang-Ingkong Ala

8. Papua Pegunungan: John Tabo-Ones Pahabol

9. Papua Barat Daya: Lambertus Jitmau-Samsudin Anggalilu

10. Jawa Timur: Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bargabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkini