Berita PALI

Pemanfaatan Limbah Kotoran Ternak Menjadi Biogas di PALI, Kurangi Dampak Pencemaran

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Balitbangda PALI bersama Tenaga Ahli dari Unsri dan juga masyarakat melakukan pembuatan prototype Biodigester penghasil biogas di kandang hewan ternak milik warga Desa Muara Sungai.

Namun, kata Hanif, pemanfaat limbah ternak untuk biogas juga menghasilkan limbah berupa sludge yang jika tidak diolah dengan optimal sehingga dapat berpotensi menimbulkan masalah bagi lingkungan apabila dibiarkan saja.

Oleh karena itu diperlukan informasi dan pengalaman untuk pengolahan Sludge biogas berupa materi yang berbentuk lumpur yang telah mengalami fermentasi agar dapat memiliki potensi untuk dijadikan pupuk organik sehingga dapat menjadi nilai ekonomi bagi peternak.

Untuk itu dalam pengembangannya Balitbangda bersama Tim Ahli dari Unsri, selain mengaplikasikan inovasi biodigester ini menjadi solusi yang bijak bagi para peternak untuk mewujudkan peternakan yang mandiri energi. 

Hanif juga mengajak para peternak memanfaatkan seludge yang dihasilkan sebagai pupuk organik bagi tanaman pertanian penduduk dan memiliki nilai ekonomis apabila dijual sehingga tidak menumpuk sia-sia. 

"Jadi output nya selain menghemat biaya bahan bakar gas rumah tangga, para peternak pun dapat memanfaatkan limbah yang dihasilkan biodigester menjadi pupuk organik yang berupa pupuk padat dan cair agar bisa memiliki nilai ekonomis," tuturnya.

Hanif juga mengatakan, produk hasil sampingan dari biogas ini berupa pupuk organik ini, nantinya bisa digunakan untuk membangun Bumdes milik Desa melalui penjualan pupuk organik cair, padat dan mikroorganisme lokal.

"Karena kami menggunakan tenaga ahli dari Unsri, persolan di desa itu juga nanti secara bertahap diselesaikan dan dicarikan solusinya. Terutama terkait dengan pakan ternak dan segala macamnya. Termasuk juga nanti ada pemeliharaan magot supaya nanti ada nilainya ekonomis baru yang bisa menunjang kesejahteraan masyarakat di desa tersebut," tukasnya.

Sementara itu, Kepala Balitbangda Kabupaten PALI Deasy Rosalia mengatakan awal mula Desa Muara Sungai dijadikan sebagai Pilot Projects Biogas dikarenakan awalnya untuk menyelesaikan permasalahan di Desa itu yang memiliki banyaknya jumlah populasi hewan ternak sapi sehingga kotoran nya berdampak pada lingkungan sekitar.

"Awal mula ceritanya pilot projects yang dilakukan litbang ini dalam menyelesaikan persoalan karena di Muara Sungai, populasi ternak nya banyak, kemudian masih dipelihara secara ekstensif atau tidak dikandangkan. Sehingga banyak kotoran yang ada dilingkungan masyarakat sekitar," kata Deasy.

Deasy menuturkan permasalahan Inilah yang coba diselesaikan Litbang PALI, pihaknya tidak hanya sekedar membuatkan biogas, tapi juga melalui proyek percontohan ini bisa  memperbaiki perilaku peternaknya. 

Supaya nanti ketika ada keuntungan ekonomis dari biogas ini diharapkan Deasy masyarakat peternak mau mengkandangkan sapi nya karena ada nilai ekonomis lain. 

"Harapan kami ada perubahan perilaku itu, supaya nanti sistem perternakan terpadu ini bisa bermanfaat tidak hanya untuk menyelesaikan masalah sosial terkait dengan banyak nya kotoran sapi yang ada di desa, tapi juga ekonomi dan kesejahteraan peternak mangkin meningkat,"ungkapnya.

Deasy mengatakan, dengan berkolaborasi mendatangkan tenaga Ahli dari Unsri bisa mengedukasi kepada masyarakat dalam hal mengembangkan peningkatan dibidang peternakan.

"Rencana kedepannya, masyarakat ini akan kita buatkan bank pakan ternak, jadikan disitu daerah rawan banjir, jadi kita akan coba berkolaborasi dengan Ahli peternakan dari Unsri untuk mengembangkan pakan ternak seperti Magot dan lain sebagainya yang akan kita uji coba,"ujarnya.

Selain itu Deasy juga berharap kedepannya pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi biogas ini bukan hanya di Desa Muara Sungai tapi bisa menciptakan Desa Mandiri Energi di wilayah Desa di Kabupaten PALI lainnya.

"Tentunya kita berharap kedepan, pilot projects biogas yang kita lakukan di desa Muara Sungai bisa di kaji tiru oleh desa lain. Jadi tidak hanya di Desa Muara Sungai yang menerima manfaat nya, tapi bisa diterapkan di desa lainnya. Tapi nanti kita lakukan pengkajian terlebih dahulu terkait Pilot projects yang dilakukan di Desa Muara Sungai," tandasnya.

Baca berita menarik lainnya di google news

Berita Terkini