TRIBUNSUMSEL.COM- Tiga anak Briptu RDW alias Rian Dwi Wicaksono kini harus kehilangan ayahnya setelah dibakar sang istri, Polwan Briptu Fadhilatun Nikmah.
Tragedi polwan briptu FN(28) tega membakar suaminya yang juga polisi Briptu RDW (28) terjadi di kompleks asrama Polres Mojokerto, Sabtu (8/5/2024), sekitar pukul 10.30 WIB.
Motif KDRT hingga menyebabkan korban meninggal terbakar ini diduga dipicu permasalahan keuangan.
Baca juga: Sosok Briptu Fadhilatun Nikmah Polwan Polres Mojokerto Kota Bakar Suami, Kesal Uang Dipakai Judi
Nasib anak-anak Briptu Fadhilatun Nikmah menjadi sorotan lantaran sang ayah Briptu Rian Dwi Wicaksono meninggal dunia usai dibakar sang istri.
Diketahui Briptu Fadhilatun Nikmah baru saja melahirkan anak kembar yang kini berusia 4 bulan.
Sementara anak pertamanya baru berusia 2 tahun.
Kini ketiga anak Briptu Fadhilatun Nikmah itu tengah mendapatkan pendampingan dari Polres Mojokerto Kota.
Di samping itu Briptu Fadhilatun Nikmah juga mendapat pendampingan dari psikiater di Polda Jatim.
Status Briptu FN sudah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Adapun sosok Polwan FN alias Briptu Fadhilatun Nikmah merupakan anggota polisi SPKT di Polres Mojokerto Kota.
Sedangkan suaminya, RDW alias Briptu Rian Dwi Wicaksono dinas di Polres Jombang.
Mereka tinggal di rumah dinas Aspol nomor J1, Jalan Pahlawan, Kelurahan Miji, Kranggan, Kota Mojokerto.
Baca juga: Sosok Briptu Fadhilatun Nikmah Polwan Polres Mojokerto Kota Bakar Suami, Kesal Uang Dipakai Judi
Motif KDRT hingga menyebabkan korban meninggal diduga dipicu permasalahan keuangan.
Rasa jengkel tersebut akibat dari prilaku Briptu RDW kerap menghabiskan uang belanja untuk dipakai main judi online.
Melansir dari Tribunjatim.com, Minggu (9/6/2024) Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto menjelaskan Briptu FN tersulut emosi karena suaminya yang berdinas sebagai Anggota Satsamapta Polres Jombang selalu menghabiskan uang gajinya untuk bermain judi online.
Uang tabungan dari gaji tersebut, lanjut Dirmanto, dianggap oleh Briptu FN seharusnya dapat digunakan untuk membiayai hidup keduanya, beserta ketiga anak mereka.