TRIBUNSUMSEL.COM -- Tiga berita terpopuler di Sumatera Selatan (Sumsel) yang terjadi pada, Senin (20/5/2024).
Sejumlah peristiwa terjadi di Sumsel diantaranya pria lansia tewas terlindas truk di Palembang, viral pasien operasi mata di RSUD Kayuagung mengeluh tak kunjung dilayani dokter hingga bidan di Prabumulih yang dilaporkan melakukan malapraktek resmi ditetapkan tersangka.
Tribunsumsel.com telah merangkum tiga berita terpopuler di Sumsel sepanjang hari kemarin.
Baca juga: BREAKING NEWS : Pria di OKI Tewas Ditikam Rekannya, Dianggap Curang Saat Bermain Judi Kartu Capsa
1. Lansia Tewas Terlindas Truk
Pobri Miliyan (69) pensiunan ASN warga Komplek Graha Bukit Raflesia Kecamatan Sukamaju Kecamatan Sako Palembang tewas seketika usai terlindas truk saat mengendarai motor di Jalan MP Mangkunegara Palembang, Senin (20/5/2024) sekira pukul 11.00 WIB.
Kecelakaan yang menimpa Pobri sontak menjadi perhatian masyarakat di Palembang sebab belum genap satu bulan kejadian serupa menimpa Tharisah Tsaniah mahasiswi UMP yang juga tewas terlindas truk di kawasan tersebut, Senin (6/5/2024).
Lis (64) adik almarhum Pobri mengatakan saat mengalami kecelakaan almarhum sedang dalam kondisi berpuasa.
"Almarhum lagi dalam kondisi sedang puasa Senin-Kamis. Dia rajin puasa," ujar Lis saat ditemui di rumah duka.
Almarhum Pobri adalah seorang pensiunan ASN Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumsel.
Namun saat ini almarhum bertugas di Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan 15 Ilir Palembang
Sedangkan istrinya adalah seorang mantan Lurah Sako yang pensiun di tahun 2018 lalu.
Sementara itu, Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Palembang Iptu Arham Sikakum mengatakan, kecelakaan ini terjadi saat sepeda motor korban dan truk yang melindasnya sama-sama melaju dari arah Simpang Patal hendak menuju ke simpang Abiasan.
"Kendaraan melaju dari arah yang sama, motor hendak mendahului dari sebelah kiri kemudian tiba-tiba terjatuh dan terlindas truk," ujar Arham.
Saat ini korban dibawa ke Rumah Sakit dan sopir sudah diamankan.
"Kendaraan korban kami bawa ke Pos laka Pakjo. Selanjutnya kami akan memeriksa cctv di sekitar lokasi ," katanya.
Terpisah, Pj Wali Kota angkat bicara terkait persoalan kendaraan besar yang beberapa waktu belakangan ini 'memakan korban' di Palembang.
Dewa mengatakan segera menemui Menteri Perhubungan RI untuk membahas lokasi parkir bagi kendaraan truk muatan yang kerap keluar-masuk kota Palembang.
Hal ini berkaitan dengan lakalantas yang kembali memakan korban jiwa di Jalan MP Mangkunegara, dan lagi-lagi melibatkan truk muatan pada Senin (20/5/2024).
Masih lekat dalam ingatan mahasiswi UMP tewas dalam kecelakaan maut melibatkan truk trailer di lokasi yang sama dengan kecelakaan yang terjadi hari ini.
"Saya sudah koordinasi dengan Kapolda membahas soal ini dan butuh action yang cepat. Rabu ini saya mau bertemu Menhub," ujar Ratu Dewa saat meninjau lokasi lakalantas.
Salah satu yang hendak diajukan Pemkot agar dipinjamkan yakni lokasi parkir bagi kendaraan truk muatan di Terminal Karya Jaya.
Sebab untuk Jembatan Timbang UPPKB di Keramasan hanya mampu menampung 50 kendaraan.
Sedangkan kendaraan truk besar yang keluar masuk Palembang mencapai 3000-4000 per hari.
"Terkait operasi jembatan timbang itu tanggung jawab Pemprov dan Kemenhub. Saya minta sebelum masuk Palembang harus ada area parkir yang disediakan, area terminal Karya Jaya itu memungkinkan. Makanya saya ingin memastikan ke Kemenhub agar dipinjamkan dulu Karya Jaya untuk parkir kendaraan besar," tuturnya.
Dengan cara tersebut ia berharap kendaraan truk besar yang keluar masuk Palembang dapat terfilter dengan baik.
"Yang kendaraan truk besar bisa diparkir di Karya Jaya dulu sedangkan yang kecil boleh masuk agar perekonomian tetap berjalan," katanya.
2. Pasien Tak Kunjung Dilayani di RSUD Kayuangung
Viral di sosial media video yang memperlihatkan sejumlah pasien operasi mata di RSUD Kayuangung mengeluhkan tak kunjung dilayani dokter meski sudah menunggu berjam-jam.
Bahkan ada pasien yang terlihat tidur di lantai beralaskan kasur tipis dengan kondisi lemas dan didampingi keluarganya.
Kejadian ini diketahui dari siaran live Facebook yang kemudian diunggah ulang oleh akun @ogankomeringilir.info.
Di awal video, pembuat video bernama Kiki menunjukan beberapa pasien operasi mata sembari berucap apakah pasien kecewa setelah menunggu lama, namun dokter tidak kunjung datang.
"Kecewa tidak buk, sudah menunggu berapa jam ini," tanya Kiki kepada salah seorang pasien.
Pertanyaan itupun ditanggapi oleh pasien berkerudung hijau dengan nada kecewa berat.
"Sangat kecewa," tuturnya, juga direspon pasien lainnya.
Tak lama dari itu, iapun menyorot dirinya sendiri dan berkata tengah di rumah sakit.
"Rasanya sesak sekali dada terpaksa siaran langsung. Mau bagaimana jadinya setelah siaran langsung ini jadilah itu, kami dari pihak pasien," ucapnya Kiki.
Tidak hanya itu saja, ia mengatakan dugaan atas pelayan yang kurang baik tersebut, karena mungkin mereka memakai BPJS sehingga keadaan seperti itupun terjadi.
"Seharian sudah menunggu, ayolah. Ini kemarin dijadwalkan pukul 08.00 WIB disuruh kesini, sekarang jam berapa belum juga dokternya datang. Ini ayah Kiki sendiri," keluhnya sambil menyorot sang ayah yang sedang terbaring di teras beralaskan kasur di luar ruangan.
Bahkan, dia juga mengaku bekerja di salah satu Pemerintahan Kabupaten OKI seperti tidak dihargai oleh rumah sakit, apalagi masyarakat biasa.
"Kami menunggu di tempat depan-depan kamar seperti ini, sangatlah tidak pantas, rasanya sakit sekali. Ayolah pemerintah yang benar saja," paparnya.
Ia menerangkan, salah satu dokter yang dijadwalkan untuk memeriksa pasien itu sudah dihubungi oleh perawat, tetapi masih tidak aktif.
"Kami kesini membawa orang tua sakit, ayo dong cepat-cepat respon," keluhannya.
Menanggapi viralnya video tersebut, Pj Bupati OKI, Asmar Wijaya segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengecek langsung kondisi poli mata serta ruang rawat inap lainnya.
Dalam kunjungan tersebut, dia juga mengobrol dengan beberapa keluarga pasien untuk menanyakan pelayanan yang mereka terima di RSUD Kayuagung.
"Katakan saja jangan takut," ujar Asmar kepada keluarga pasien, sembari menegaskan pentingnya memberikan pelayanan maksimal.
Ke depan, Asmar berjanji menyampaikan langsung ke Direktur RSUD Kayuagung agar kejadian serupa tidak terulang.
"Saya pastikan kepada perawat dan dokter di RSUD Kayuagung, supaya selanjutnya memberikan pelayanan maksimal bagi seluruh pasien," tegasnya.
Sementara itu Direktur RSUD Kayuagung, Asri Wijayanti melalui Dokter Spesialis Mata, dr. Ismi Wildani mengatakan, komplain tersebut datang dari keluarga pasien operasi katarak dengan metode pheco yang mestinya dilayani poli rawat jalan.
"Memang pasien sudah dijadwalkan operasi dihari sabtu dan harus kontrol satu hari berikutnya yaitu dihari minggu,"
"Berhubung poli rawat jalan tutup di hari minggu, maka pasien kami dialihkan ke bangsal tindakan kontrol," paparnya dihadapan wartawan pada Senin (20/5/2024) sore.
Menurutnya sebelum kejadian, pasien telah dianjurkan perawat menunggu dikamar 1 dan 3 yang telah disiapkan dan bukannya ditelantarkan.
"Akan tetapi keluarga pasien ini dengan sengaja mengambil kasur dan mengajak beberapa pasien duduk dilantai langsung membuat video kejadian," terangnya.
"Sedangkan kasur di bangsal diperuntukkan untuk pasien rawat inap, sehingga salah jika kasur diletakkan dilantai karena ortunya pasien rawat jalan," sambungnya.
Masih kata dia, sewaktu dokter spesialis mata datang untuk melakukan tindakan dan menjelaskan namun pasien sudah tidak berada ditempat.
Dijelaskan pemeriksaan pasien untuk mengetahui ada tidaknya komplikasi pasca operasi, perdarahan dan lainnya.
"Dokter spesialis mata tetap hadir di hari minggu yang merupakan hari libur dan semua pasien telah dilayani," terang dia.
Meskipun hari libur, dr Ismi memastikan tetap masuk bekerja dan menegaskan bahwa tidak ada penelantaran pasien.
Bahkan, pada hari Minggu (19/5/2024) saat video viral tersebut direkam, dr Ismi masih masuk kerja demi periksa pasien yang telah menjalani operasi katarak pada hari sebelumnya.
"Tidak benar, tidak ada yang menelantarkan pasien, bahkan di hari Minggu waktunya saya libur, saya rela masuk seperti biasa, dan semua itu demi pasien yang dioperasi katarak one day care hari Sabtu,"
"Sehingga saya suruh kontrol untuk cek hasil," paparnya, semua pasien yang terekam dalam video telah diperiksa.
Ismi membenarkan pasiennya tersebut dijadwalkan untuk datang pada hari Minggu pukul 09.00 WIB untuk kontrol.
Namun, saat tiba di RSUD Kayuagung, keluarga pasien tersulut emosi.
Padahal, hanya terlambat beberapa menit.
"Kemudian pembuat konten video emosi lalu menyuruh pasien duduk di lantai dan pasien lain juga keluar dari ruang poli lalu membuat video tersebut melakukan siaran langsung hingga viral,"
"Padahal kursi disediakan dan ada pasien sudah diarahkan duduk di kursi," cetusnya.
3. Bidan Viral Malapraktik di Prabumulih Jadi Tersangka
Setelah melakukan pemeriksaan yang cukup panjang, akhirnya oknum bidan Zainab (ZN) yang viral diduga melakukan malapraktik ditetapkan tersangka Jajaran Satreskrim Polres Prabumulih, Senin (20/5/2024).
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sunarto bersama Wadir Krimsus Polda Sumsel AKBP Witdiardi didampingi Kapolres Prabumulih AKBP Endro Aribowo SIK MH melakukan rilis terkait penetapan tersangka oknum bidan ZN tersebut.
Dalam rilis tersebut diketahui Surat ijin praktek bidan (SIPB) atas nama ZN yang telah mati sejak tanggal 26 juli 2010.
Lalu surat tanda register bidan an ZN telah mati sejak tanggal 28 januari 2017.
Kemudian Skep Wako Prabumulih tentang pengangkatan jabatan di lingkungan pemerintah kota Prabumulih menyebutkan jika bidan ZN tidak bekerja pada fasilitas kesehatan milik pemerintah kota prabumulih sebagai tenaga kesehatan.
Tidak hanya itu, surat atau ijazah pendidikan D1, D3, D4 dan S2 atas nama ZN dari pemeriksaan surat tanda register (STR) dan surat ijin praktek bidan (SPIN) yang telah mati dan tidak berlaku kembali.
Padahal seharusnya yang bersangkutan tidak boleh melakukan praktek medis atau kesehatan kepada masyarakat.
Selanjutnya dari rangkaian penyelidikan dan pemeriksaan, penyidik berkesimpulan terjadi Tindak Pidana yang dilakukan oleh tersangka ZN.
"Bidan ZN sendiri telah mengakui perbuatanya yang telah membuka praktik bidan mandiri tanpa ijin, serta tidak memiliki surat tanda register (str) dan surat ijin praktek bidan (SIPB)," ungkap Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sunarto dalam rilis.
Kabid Humas juga mengatakan jika oknum bidan ZN mengakui adanya teguran dari dinas kesehatan kota prabumulih terkait aktifitas praktik bidan namun tidak diindahkan dan tetap membuka praktik.
"Barang bukti Surat peringatan aktifitas praktik bidan dari dinas kesehatan kota Prabumulih tanggal 18 maret 2021 kita amankan berikut barang bukti lain seperti obat-obatan dan alat kesehatan, pakaian tenaga medis/dokter, buku berobat pasien, Plang/papan praktek bidan dan tempat tidur untuk pasien," bebernya.
Kabid Humas mengatakan saat ini oknum ZN telah ditetapkan menjadi tersangka namun belum dilakukan penahanan karena masih dalam pemeriksaan.
"Saat ini telah kami tetapkan tersangka dan masih menjalani pemeriksaan petugas kami," terasnya.
Terkait modus, Kabid Humas mengaku bidan ZN membuka praktek Bidan mandiri dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan menggunakan identitas berupa gelar serta menggunakan alat.
"Metode atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan yang bersangkutan merupakan tenaga kesehatan yang sah padahal izin mati," bebernya.
Lebih lanjut Kabid Humas menuturkan, penyidik telah melakukan rangkaian pemeriksaan kepada 13 saksi antara lain petugas kesehatan, BPK SDM kota, IBI kota, DPMPTSP kota, pegawai apotek, pasien, keluarga dan perangkat desa setempat.
Selain itu juga diperiksa 3 orang saksi antara lain saksi ahli hukum pidana, ahli Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI dan ahli Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel yang menyatakan bahwa ZN tidak boleh melakukan praktek medis dan pelayanan kesehatan dan ZN melanggar pasal 441 ayat 1 dan ayat 2, pasal 312 serta 439 UU RI no 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.
"Termasuk 2 kali melakukan gelar perkara baik internal maupun eksternal ditingkat Polres Prabumulih dan Polda Sumatera Selatan. Tersangka akan dijerat pasal tersebut dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp 500 juta," bebernya.
Sebelumnya, masyarakat kota Prabumulih dan pengguna media sosial digemparkan adanya oknum bidan di kota Prabumulih berinisial Z diduga melakukan malapraktik.
Akibat dugaan malapraktek tersebut, pasien bidan Z diduga menderita pembengkakan ginjal hingga akhirnya meninggal dunia.
Dari postingan berbagai media sosial, terlihat diduga bidan Z mengenakan baju blazer putih memberikan suntikan kepada korban inisial R (59) yang tercatat sebagai warga Jalan Lingkar Timur Kelurahan Tanjung Raman Kota Prabumulih diduga karena sakit.
Video viral itu menyebar diposting berbagai media sosial namun pertama kali diunggah oleh akun voltcyber_v2 hingga menyebar luas.
Dalam postingan tersebut juga dituliskan dugaan malpraktek itu dilakukan oknum bidan yang juga berprofesi sebagai lurah di kota Prabumulih.
"Dugaan kasus malpraktik oknum Bidan dan juga menjabat sebagai Lurah di wilayah kota di Prabumulih," tulis akun medsos voltcyber_v2 seperti yang dilihat, Jumat (3/5/2024).
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel