TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -Bakal majunya sejumlah nama berstatus suami- istri, dalam pemilihan Kepala daerah (Pilkada) di tingkat Kabupaten kota, di provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada 2024.
Salah satunya istri mantan Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad yaitu Hepy Seftriani, yang saat ini menjabat sebagai Pj Sekda Pemkab Empat Lawang, yang akan maju dalam Pilkada Pagar Alam.
Menurut Joncik, istrinya tersebut akan maju Pilkada Pagar Alam karena memang putra asli Pagar Alam dan kerabat banyak berasal dan berdomisili di Pagar Alam.
"Yang pasti, bunda (Hepy Seftriani) asli Pagar Alam, lahir dan sekolah di Pagar Alam. Hal kedua, Pagar Alam dan Empat Lawang itu dekat, kerabat, keluarga dan sahabat banyak, sehingga mendorong untuk maju, " kata Joncik.
Meski begitu, dijelaskannya keinginan sangat istri untuk maju Pilkada Pagar Alam masih melihat kondisi yang ada, meski almarhum Wakil Walikota Pagar Alam M Fadli untuk menjadi tandem.
"Dulu pernah alm Fadli mengajak, namun belum dijawab ayuk, keburu sudah meninggal. Tapi pastinya, untuk maju Pilkada nanti harus minta izin ibu mertua dan informasi diizinkan, dan kalau keberatan mertua, pasti tidak diizinkan," paparnya.
Untuk saat ini sendiri, beberapa partai politik sudah menjalin komunikasi, di antaranya PKB, Nasdem, dan Golkar.
"Pastinya, partai akak di jajaki, jika buka pendaftaran akan diikuti, " tandasnya.
Ditambahkan Sekretaris DPW PAN Sumsel ini, dirinya menegaskan jika keseriusan sang istri untuk bertarung di Pilkada Pagar Alam dan bukan cuma strategi mendongkrak popularitas dirinya.
"Memang serius, karena tidak mau coba- coba atau main- mainlah, karena keberlangsungan kota Pagar Alam, dan pastinya pensiun 9 tahun lagi harus siap ditinggalkan. Kalau mau zona aman eselon 2 jadilah. Tapi hidup tantangan dan dalam keluarga kami harus bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, " ucapnya.
Dilanjutkan Joncik, dengan kondisi saat ini di Pagar Alam tidak ada elektabilitas kandidat diatas 50 persen, menjadikan istrinya berani untuk bersaing dan memiliki harapan untuk menang nantinya.
"Kalau petahana punya prestasi susah dilawan, tapi kalau biasa- biasa saja bisa dilawan. Misal elektabilitas petahana 80 persen kita tidak perlu maju percuma, tapi kalau dibawah 50 ada kesempatan. Artinya tidak bondo nekad sehingga ada perhitungan," tandasnya seraya sejumlah pihak sudah dan banyak yang ingin jadi wakil saat ini, " tandasnya.