Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah sosok, Yusran pemgontrak yang mengaku tak tau jika rumah yang tempati merupakan TKP Hengky (47) suami di Makassar bunuh dan cor jasad istrinya, Jumiati (35).
Baca juga: Awal Mula Kasus Suami di Makassar Bunuh & Cor Jasad Istri Selama 6 Tahun Terkuak, Anak Lapor Polisi
Sosok Yusran merupakan tukang bubur jagung tradisional di Makassar.
Yusran diketahui telah mengontrak di rumah Henky sejak Desember 2017 hingga Desember 2023.
Namun Yusran sama sekali tidak merasa curiga soal adanya jasad Jumiati selama mengontrak dirumah Hengky.
Menurut Yusran, saat pertama tinggal di rumah Hengky, kondisi kediaman tersebut sangat bersih dan nyaman.
"Masuk sini (rumah TKP pembunuhan) bersih. Enggak pernah (curiga kontrakannya bekas pembunuhan)," kata Yusran dilansir dari tayangan televisi CNN Indonesia.
Akan tetapi, Yusran akhirnya menaruh curiga beberapa bulan lalu saat hendak memaku tembok di belakang rumah.
Kala itu Yusran heran dengan kondisi tembok di rumah tersebut yang dipenuhi coran semen tak senada dengan tembok lainnya.
"Saya paku pakai seng, enggak ada bau. Kan saya tinggal di situ enam bulan (setelah pembunuhan)," pungkas Yusran.
Saat pertama kali pindah, Yusran tinggal bersama istri dan keluarganya.
Kini, Yusran terkejut karena bekas kontrakannya ternyata TKP pembunuhan.
Selama enam tahun itulah Yusran tak sadar dirinya tinggal bersama mayat wanita.
"Di sini sama istri, keluarga. Pas enam tahun saya di sini, tanggal 17 Desember 2023 kemarin," akui Yusran.
Tak cuma Yusran, Ketua RW setempat juga mengaku tidak tahu bahwa rumah Henky adalah TKP pembunuhan Jumiati.
Pasalnya selama bertahun-tahun warga tidak pernah mendengar ada suara bising atau bau tidak sedap di rumah tersebut.
"Sama sekali warga tidak mengetahui adanya indikasi kejadian yang sebenarnya. Sebelumnya warga tidak merasa kejanggalan," ujar Ketua RW 04, Andi Tenri Rauf.
"Mungkin waktu dimakamkan itu ada suara pukul-pukul pembongkaran, ini warga sama sekali tidak mendengar ada apa-apa. Dan juga tidak mencium bau tidak sedap. Biasanya kalau ada kejadian kan warga (tahu)," ujar Andi Tenri.
Serupa dengan kesaksian Yusran, Andi menyebut rumah tersebut sempat ditempati Henky sekeluarga.
Tapi setelah beberapa bulan Jumiati menghilang, Henky mendadak pindah rumah.
"Selama lima tahun penjual bassang (bubur jagung) ini tinggal di sini. Jadi sebelumnya sudah kosong enam bulan. Sebelumnya ada yang menempati lagi," imbuh Andi.
Baca juga: Pilu Hati Suami Wasila, Ibu dan Anak Dibunuh di Macan Lindungan Palembang, Minta Pelaku Dihukum Mati
Baca juga: Penyebab V Anak Suami di Makassar Bunuh & Cor Jasad Istri Bungkam 6 Tahun, Diancam Tutupi Kebohongan
Lebih jauh, diketahui jika H membunuh istrinya, Jumiati sejak bulan Agustus 2017 silam.
Aksi keji Henky baru ketahuan di tahun 2024 setelah anak kandungnya, V (17) melapor ke Polrestabes Makassar.
Segera setelah laporan tersebut, penyidik langsung menangkap Henky.
Kepada polisi, Henky pun mengakui perbuatan kejinya tujuh tahun lalu.
Motifnya adalah karena Henky cemburu dengan sang istri.
"(Saya bunuh istri) gara-gara saya curiga (korban) ketemu mantan pacarnya, saya tanya dia (korban) tidak mengaku," akui Henky dilansir TribunnewsBogor.com dari unggahan @jatanras_mksr, Selasa (16/4/2024).
"Saya curigai ketemu sama mantan pacarnya di Lorong 1 saya tanya tapi dia tidak mau mengaku," kata H seusai ditangkap.
Ia pun mengaku memukul korban di beberapa bagian tubuhnya hingga menggunakan balok.
"Saya pukul pakai tangan di (bagian) dada dan perut. Saya lupa bulan berapa, kira -kira 2018," ungkap H.
"Saya juga pukul pakai (balok) kayu di bagian kepala, saya lupa berapa kali," bebernya lagi.
Setelah Jumiati tidak sadarkan diri dan meninggal dunia, H pun mengaku membawa mayat istrinya itu ke bagian belakang rumah.
Di belakang rumah berlantai dua dengan lebar tiga meter dan panjang 8-10 meter, terdapat kubangan tanah.
H yang gelap mata pun mengubur mayat istrinya itu lalu menutupinya dengan semen.
"Saya taruh di belakang rumah, saya timbun pakai pasir, kasi semen diatasnya tidak cor," ungkapnya.
"Tidak (saya galih), sudah ada memang kubangannya di situ, tanah kosong memang di belakang (rumah), ada lobang," sambungnya.
Anak Laporkan Perbuatan Ayah
Sementara itu, Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi mengatakan V (16) anak korban, melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Makassar pada Sabtu pekan lalu.
Dari interogasi penyidik, akhirnya terkuak, bahwa H juga telah membunuh istrinya J pada 2018 lalu.
Namun, pembunuhan itu tidak terkuak karena H membangun alibi bahwa J, kabur dari rumah dengan pria lain.
"Dia juga menceritakan bahwa ibunya bukan lari (dengan pria lain) karena selama ini informasi setelah kita dalami istrinya katanya lari dengan laki-laki lain," ungkap Andi Rian.
"Ternyata dari keterangan si anak bahwa ibunya bukan lari tapi dianiaya sampai mati dan kejadiannya 2018, kalau kita hitung berarti sudah 6 tahun," sambungnya.
V bercerita peristiwa pada tahun 2018 saat usianya masih 11 tahun dan duduk di bangkus sekolah dasar.
V menuturkan insiden penganiayaan yang menewaskan ibunya terjadi saat dirinya kelas IV SD.
Saat itu, V yang baru pulang sekolah melihat ibunya terbaring di lantai.
"Saya hampir tidak mengenalinya karena wajahnya sudah bengkak," kata V dalam unggahannya @Jatanras_mksr yang dipantau, Senin (15/4/2024) sore.
Dua hari setelah itu, V mengaku masih melihat ibunya Jumiati terbaring di tempat yang sama.
"Dua hari kemudian setelah pulang sekolah saya masih melihat mama saya terbaring di tempat yang sama," ungkap V.
Baca juga: Sosok Hengky Talik Suami di Makassar Bunuh dan Cor Mayat Istri, Dikenal Kasar dan Pemabuk
Setelah itu, V mengaku melihat ayahnya H membawa pasir dan semen ke dalam rumah.
Lalu kata V, dirinya ditanya sang ayah agar saat ditanya tujuan semen itu oleh orang lain, harus dijawab untuk kolam ikan.
"Saya melihat bapak saya membawa masuk kedalam rumah pasir dan semen kemudian memberitahukan kepada saya, kalau ada yang bertanya semen itu untuk apa, saya harus jawab untuk membuat kolam ikan," beber V.
"Bapak saya kemudian mengajari saya dan adik saya yang waktu itu masih berumur lima tahun bahwa jika ada yg bertanya mama kamu kemana ? sampaikan bahwa mama mu pergi entah kemana," tuturnya.
V juga menyebut dirinya kerap ikut dianiaya oleh sang ayah.
Polisi pun bergerak cepat menangkap H.
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
(*)
Baca juga berita lainnya di Google News