TRIBUNSUMSEL.COM- Rumah yang dijadikan Hengky Talik alias HT (43), suami tega membunuh dan mengecor jasad istrinya, Jumatiah (41) ternyata sempat dikontrakannya.
Aksi pembunuhan yang dilakukan HT bisa tak terendus keluarga karena ia menyembunyikan jasad istrinya dengan cara licik.
Enam bulan setelah melakukan aksinya, HT pun mengajak dua anaknya pindah rumah.
Setelah itu, rumah tersebut pun dikontrakan oleh HT kepada keluarga Yusran.
Kepada penyidik kepolisian, Yusran yang sehari-hari berprofesi sebagai penjual bubur jagung tradisional khas Makassar mengurai kesaksian.
Diungkap Yusran, ia sudah mengontrak di rumah HT sejak Desember 2017 hingga Desember 2023.
Di rumah kontrakan yang ditempati Yusran di Kelurahan Bonotoala Tua, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan ternyata tersimpan jasad korban pembunuhan.
Penjual bubur jagung khas Makassar tersebut tak pernah menyangka bakal tinggal di rumah bekas pembunuhan.
Baca juga: Sosok H Suami di Makassar Bunuh dan Cor Mayat Istri 6 Tahun Baru Terungkap, Pengangguran Tempramen
Diketahui pada bulan Agustus 2017 lalu, Jumiati dibunuh oleh suaminy.
Di awal pindah kontrakan, Yusran mengaku tak curiga sama sekali dengan rumah tersebut.
Sebab kondisinya sangat bersih dan nyaman saat ditinggali Henky.
"Masuk sini (rumah TKP pembunuhan) bersih. Enggak pernah (curiga kontrakannya bekas pembunuhan)," kata Yusran dilansir dari tayangan televisi CNN Indonesia.
Namun beberapa bulan lalu, Yusran sempat menaruh curiga saat hendak memaku tembok di belakang rumah.
Kala itu Yusran heran dengan kondisi tembok di rumah tersebut yang dipenuhi coran semen tak senada dengan tembok lainnya.
"Saya paku pakai seng, enggak ada bau. Kan saya tinggal di situ enam bulan (setelah pembunuhan)," pungkas Yusran.
Saat pertama kali pindah, Yusran tinggal bersama istri dan keluarganya.
Kini, Yusran terkejut karena bekas kontrakannya ternyata TKP pembunuhan.
Selama enam tahun itulah Yusran tak sadar dirinya tinggal bersama mayat wanita.
"Di sini sama istri, keluarga. Pas enam tahun saya di sini, tanggal 17 Desember 2023 kemarin," akui Yusran.
Tak cuma Yusran, Ketua RW setempat juga mengaku tidak tahu bahwa rumah H adalah TKP pembunuhan Jumiati.
Pasalnya selama bertahun-tahun warga tidak pernah mendengar ada suara bising atau bau tidak sedap di rumah tersebut.
"Sama sekali warga tidak mengetahui adanya indikasi kejadian yang sebenarnya. Sebelumnya warga tidak merasa kejanggalan," ujar Ketua RW 04, Andi Tenri Rauf.
"Mungkin waktu dimakamkan itu ada suara pukul-pukul pembongkaran, ini warga sama sekali tidak mendengar ada apa-apa. Dan juga tidak mencium bau tidak sedap. Biasanya kalau ada kejadian kan warga (tahu)," ujar Andi Tenri.
Serupa dengan kesaksian Yusran, Andi menyebut rumah tersebut sempat ditempati H sekeluarga.
Tapi setelah beberapa bulan Jumiati menghilang, H mendadak pindah rumah.
"Selama lima tahun penjual bassang (bubur jagung) ini tinggal di sini. Jadi sebelumnya sudah kosong enam bulan. Sebelumnya ada yang menempati lagi," imbuh Andi.
Kini, H Talik telah resmi jadi tersangka dan mendekam di penjara.
Tangis Anak Korban Pecah
Jenazah Jumatiah (41), warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan, akhirnya dimakamkan pihak keluarga, Senin (15/4/2024) pagi.
Jerit tangis sang anak kembali terdengar saat jasad korban dievakuasi Tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel ke RS Bhayangkara, Minggu (14/4/2024) siang.
Mayat Jumiati yang tertimbun sejak enam tahun lalu itu menyisakan tulang belulang. Tulang itu dibungkus Tim Dokpol menggunakan kantong mayat orange.
Saat kantong mayat berisi jasad Jumiati dievakuasi dari dalam rumah menuju ambulans, anak korban V (17) tampak histeris.
"Mamakku, mauka lihat mamakku," ucap F dengan nada histeris, dilansir dari Tribunjakarta.com.
Begitu juga saudara J yang menyaksikan di rumah tetangga, tampak histeris melihat bungkusan tulang belulang J dibawa petugas ke ambulans.
Petugas yang ikut menggali timbunan mengungkapkan tulang belulang J masih utuh mulai dari kaki hingga kepala.
"Alhamdulillah masih utuh semua, korban mengenakan pakaian warna biru dan celana kotak-kotak," sebutnya
Untuk kedalaman galian yang dibuat H untuk menimbun istrinya, kata dia, sekitar 15 centimeter.
Difitnah Kabur Dengan Selingkuhan
Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi mengatakan V melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Makassar pada Sabtu pekan lalu.
Ia mengaku dianiaya ayahnya berinisial H.
Dari interogasi penyidik, akhirnya terkuak, bahwa H juga telah membunuh istrinya J pada 2018 lalu.
Namun, pembunuhan itu tidak terkuak karena H membangun alibi bahwa J, kabur dari rumah dengan pria lain.
"Dia juga menceritakan bahwa ibunya bukan lari (dengan pria lain) karena selama ini informasi setelah kita dalami istrinya katanya lari dengan laki-laki lain," ungkap Andi Rian.
"Ternyata dari keterangan si anak bahwa ibunya bukan lari tapi dianiaya sampai mati dan kejadiannya 2018, kalau kita hitung berarti sudah 6 tahun," sambungnya.
Polisi pun bergerak cepat menangkap H.
Tak hanya itu, V juga bercerita peristiwa pada tahun 2018 saat usianya masih 11 tahun dan duduk di bangkus sekolah dasar.
V menuturkan insiden penganiayaan yang menewaskan ibunya terjadi saat dirinya kelas IV SD.
Saat itu, V yang baru pulang sekolah melihat ibunya terbaring di lantai.
"Saya hampir tidak mengenalinya karena wajahnya sudah bengkak," kata V dalam unggahannya @Jatanras_mksr yang dipantau, Senin (15/4/2024) sore.
Dua hari setelah itu, V mengaku masih melihat ibunya Jumiati terbaring di tempat yang sama.
"Dua hari kemudian setelah pulang sekolah saya masih melihat mama saya terbaring di tempat yang sama," ungkap V.
Setelah itu, V mengaku melihat ayahnya H membawa pasir dan semen ke dalam rumah.
Lalu kata V, dirinya ditanya sang ayah agar saat ditanya tujuan semen itu oleh orang lain, harus dijawab untuk kolam ikan.
"Saya melihat bapak saya membawa masuk kedalam rumah pasir dan semen kemudian memberitahukan kepada saya, kalau ada yang bertanya semen itu untuk apa, saya harus jawab untuk membuat kolam ikan," beber V.
"Bapak saya kemudian mengajari saya dan adik saya yang waktu itu masih berumur lima tahun bahwa jika ada yg bertanya mama kamu kemana ? sampaikan bahwa mama mu pergi entah kemana," tuturnya.
Selama enam tahun, ia tutup mulut karena diancam dan ditekan oleh Hengky.
Namun, V akhirnya memberanikan buka suara karena sudah tak tahan kerap dianiaya ayahnya.
Dia membeberkan kasus pembunuhan ayahnya kepada keluarga.
Pada 13 April 2024, pihak keluarga Jumatiah mendatangi Polrestabes Makassar dan menceritakan semuanya.
"Dia (V) mengungkapkan bahwa ayahnyalah yang membunuh ibunya dan ditimbun di belakang rumah sejak 2018. Saat itu pelapor atau anak korban masih berumur 11 tahun," kata Kuasa Hukum Keluarga Jumatiah, Ahmad Zulfikar.
Pihak kepolisian pun menemukan bukti tulang belulang di sebuah lubang dengan kedalaman sekitar satu meter.
Pengakuan Pelaku
Pelaku pembunuhan istri, H mengakui perbuatannya. Ayah dua orang anak itu, mengaku cemburu terhadap istrinya.
Namun, tuduhan H itu tidak diakui Jumiati hingga keduanya pun terlibat cekcok dan berujung penganiayaan.
"Saya curigai ketemu sama mantan pacarnya di Lorong 1 saya tanya tapi dia tidak mau mengaku," kata H seusai ditangkap.
Ia pun mengaku memukul korban di beberapa bagian tubuhnya hingga menggunakan balok.
"Saya pukul pakai tangan di (bagian) dada dan perut. Saya lupa bulan berapa, kira -kira 2018," ungkap H.
"Saya juga pukul pakai (balok) kayu di bagian kepala, saya lupa berapa kali," bebernya lagi.
Setelah Jumiati tidak sadarkan diri dan meninggal dunia, H pun mengaku membawa mayat istrinya itu ke bagian belakang rumah.
Di belakang rumah berlantai dua dengan lebar tiga meter dan panjang 8-10 meter, terdapat kubangan tanah.
H yang gelap mata pun mengubur mayat istrinya itu lalu menutupinya dengan semen.
"Saya taruh di belakang rumah, saya timbun pakai pasir, kasi semen diatasnya tidak cor," ungkapnya.
"Tidak (saya galih), sudah ada memang kubangannya di situ, tanah kosong memang di belakang (rumah), ada lobang," sambungnya.
Baca berita lainnya di google news