Saat pertama kali pindah, Yusran tinggal bersama istri dan keluarganya.
Kini, Yusran terkejut karena bekas kontrakannya ternyata TKP pembunuhan.
Selama enam tahun itulah Yusran tak sadar dirinya tinggal bersama mayat wanita.
"Di sini sama istri, keluarga. Pas enam tahun saya di sini, tanggal 17 Desember 2023 kemarin," akui Yusran.
Tak cuma Yusran, Ketua RW setempat juga mengaku tidak tahu bahwa rumah H adalah TKP pembunuhan Jumiati.
Pasalnya selama bertahun-tahun warga tidak pernah mendengar ada suara bising atau bau tidak sedap di rumah tersebut.
"Sama sekali warga tidak mengetahui adanya indikasi kejadian yang sebenarnya. Sebelumnya warga tidak merasa kejanggalan," ujar Ketua RW 04, Andi Tenri Rauf.
"Mungkin waktu dimakamkan itu ada suara pukul-pukul pembongkaran, ini warga sama sekali tidak mendengar ada apa-apa. Dan juga tidak mencium bau tidak sedap. Biasanya kalau ada kejadian kan warga (tahu)," ujar Andi Tenri.
Serupa dengan kesaksian Yusran, Andi menyebut rumah tersebut sempat ditempati H sekeluarga.
Tapi setelah beberapa bulan Jumiati menghilang, H mendadak pindah rumah.
"Selama lima tahun penjual bassang (bubur jagung) ini tinggal di sini. Jadi sebelumnya sudah kosong enam bulan. Sebelumnya ada yang menempati lagi," imbuh Andi.
Kini, H Talik telah resmi jadi tersangka dan mendekam di penjara.
Tangis Anak Korban Pecah
Jenazah Jumatiah (41), warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan, akhirnya dimakamkan pihak keluarga, Senin (15/4/2024) pagi.
Jerit tangis sang anak kembali terdengar saat jasad korban dievakuasi Tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel ke RS Bhayangkara, Minggu (14/4/2024) siang.
Mayat Jumiati yang tertimbun sejak enam tahun lalu itu menyisakan tulang belulang. Tulang itu dibungkus Tim Dokpol menggunakan kantong mayat orange.