TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Tak pernah muncul karena mendapatkan perawatan di rumah sakit karena ditusuk oleh oknum polisi Aiptu FN.
Kini, Dz debt collector yang terlibat cekcok dengan Aiptu FN muncul dan memberikan keterangan.
Darinya kini diketahui, jika mobil yang dibawa oleh Aiptu FN bukan atas namanya melainkan atas nama Medi Jumaedi.
Selain itu, mobil tersebut juga hanya dibayar sebanyak 8 kali.
Yang mana diketahui, mobil itu terakhir dibayar pada 17 Agustus 2022.
Menjadi korban penusukan, kini Dz malah dilaporkan istri Aiptu FN karena atas kekerasan dan pengeroyokan.
Menyikapi adanya laporan balik dari istri Aiptu FN di Polda Sumsel dengan laporan No polisi. LP/B/322/lll/2024/SPKT POLDA SUMSEL, tertanggal 24 Maret 2024, atas dugaan tindak pidana perampasan dan atau pencurian dengan kekerasan atau pengeroyokan.
Tim dari kuasa hukum Debt Collector (DC) Mualimi S.H, Berharap kepada pihak kepolisian agar penanganan kasus ini dilakukan secara objektif dan profesional.
"Ya kami minta atas kasus ini dilakukan penanganan secara objektif dan profesional," ungkap Mualimi, Rabu, (3/4/2024), kepada Sripoku.com.
Mualimi mengatakan, sebelumnya penyidik polda sumsel sudah melakukan pemanggilan terhadap 8 orang debt collector (DC).
Namun pihaknya baru menghadirkan 6 orang, ini dikarenakan 2 orang lainya berhalangan.
"Termasuk Dz mengalami luka tusuk juga kami hadirkan kemarin dalam situasi yang masi lemas dan sakit akibat luka tusuk untuk diminta keterangan," ungkapnya.
Lanjut Mualimi, terkait peristiwa ini Bahwa Debt Collector kesemuanya memiliki sertifikasi profesi penagihan (SPPI) sesuai ketentuan POJK No. 35/POJK.05/2018, dan menerima kuasa dan tugas sesuai ketentuan Pasal 1792-1819 KUHPerdata, "artinya dalam keadaan sah menjalankan tugas profesi.'' bebernya.
Sebelumnya peristiwa penembakan maupun penusukan yang dilakukan oknum polisi sempat viral di media sosial, terjadi di halaman parkiran salah satu mall di jalan pom 09 kecamatan IB I, Palembang pada, Sabtu, 23 maret 2024, beberapa waktu yang lalu.
Berdasarkan keterangan Dz, debt collector yang ditusuk oleh Aiput FN menceritakan, awalnya dirinya melakukan penagihan bersama temanya.
''Kita melakukan penarikan mobil berdasarkan adanya surat kalau tidak ada surat kita tidak berani melakukan hal ini.''kata korban yang terlihat masih lemas, dan trauma akibat kejadian tersebut.
Dz juga menuturkan, sebelum terjadi peristiwa penusukan yang dilakukan Aiptu FN, saat itu korban sedang bersama debt collector lain RB, begitu Aiptu Fn mengacungkan pistol ke arah rekannya, kemudian tembakan senjata softgun tersebut terkena di bagian kepala.
Setelah itu, Aiptu FN, kembali ke mobilnya mengambil pisau kemudian mengejar teman korban RB.
Lalu korban berjalan dan pelaku mengejar korban melakukan penusukan dari belakang
"Akibat dari kejadian tersebut saya mengalami luka tusuk di bagian lengan tangan akibat senjata tajam milik Aiptu FN "tutupnya.
Kabar Terkini Nasib Debt Collector yang Ditembak dan Ditusuk Aiptu FN, Berharap Penyidik Objektif (Kolase Tribunsumsel.com)
Bahwa tugas eksekusi objek jaminan fidusia yang dilakukan memiliki dasar hukum sesuai ketentuan Pasal 15 UU Jaminan Fidusia yang diubah Putusan MK No. 18/PUU-XVII/2019.
Bahwa unit mobil tersebut merupakan objek jaminan fidusia sesuai Perjanjian Pembiayaan No. 010221214694 tanggal 17 Desember 2021 antara Pemberi Fidusia (Debitur) an. Medi Jumaedi dan Penerima Fidusia (Kreditur) PT. Adira Dinamika Multi Finance,
Bahwa objek jaminan fidusia tercatat menunggak sejak angsuran ke-9 tanggal 17 Agustus 2022 dan telah diberikan surat peringatan ke-1, ke-2, dan terakhir, dan tidak pernah ada pemberitahuan resmi jika dilakukan take over dan dikuasai pihak lain yang bukan debitur.
Bahwa pihak yang menguasai unit mobil (FN) adalah oknum Polisi bukan debitur objek jaminan fidusia, menggunakan plat kendaraan palsu dan menolak menyerahkan unit mobil
Bahkan menyerang pihak DC dengan cara menambrak DC dan kendaraan, menembak dengan air soft gun, dan menikam dengan senjata tajam, yang menimbulkan korban dari pihak DC inisial RJS luka ringan di pelipis kiri akibat tembakan/pukulan gagang senjata, dan korban inisial DZ yang mengalami luka berat 5 tusukan yakni di bagian pinggang (hampir mengenai ginjal), lengan kanan (tusukan tembus), lengan kiri (2 tusukan/tebasan memutus otot tendon), dan punggung kiri.
Baca juga: Debt Collector Ditusuk Aiptu FN Muncul, Sebut Mobilnya Hanya Dibayar 8 Kali dan Bukan Atas Namanya
Baca juga: Fakta Baru Kasus Aiptu FN Tembak dan Tusuk Debt Collector, Ternyata Plat Mobil yang Digunakan Palsu
Anak Aiptu FN Trauma
Anak Aiptu FN oknum polisi tembak debt collector di Palembang disebut mengalami trauma pasca kejadian menegangkan yang mereka alami.
Untuk itu, keluarga Aiptu FN didampingi tim kuasa hukumnya mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Provinsi Sumsel untuk melakukan konsultasi terhadap peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
Diketahui, peristiwa yang berujung terlukanya dua debt collector itu, meninggalkan trauma terhadap dua orang anak perempuan Aiptu FN yang masih berusia 16 tahun dan 13 tahun, yakni Ra dan Ka.
"Hari ini kami datang ke Komisi Perlindungan Anak untuk berkonsultasi terkait dampak yang dialami oleh anak klien. Sebab saat kejadian itu, kendaraan sempat dikuasai debt collector sedangkan kedua anak tersebut di dalam mobil," katanya, Senin (1/4/2024).
Rizal mengungkap terkait pendampingan dan laporan yang akan dilakukan ke Komisi Perlindungan Anak masih akan dikoordinasikan dengan penyidik.
"Kita masih koordinasi dengan penyidik," sambungnya.
Saat peristiwa itu kedua anak Aiptu FN yang ada di dalam mobil juga mendapat ancaman dari salah seorang debt collector.
"Keduanya diancam jangan turun dari mobil ketika mobil dikuasai oleh debt collector. Jadi posisi anak klien kami ikut terbawa, bahkan menurut kami ini bisa dikategorikan sebagai penculikan anak karena masih di bawah umur," katanya.
Pengakuan istri Aiptu FN
Desrummiaty, istri Aiptu FN polisi yang viral menembak dan menusuk debt collector di Palembang kini muncul dan menyampaikan klarifikasinya.
Berada langsung di lokasi kejadian, Desrummiaty mengatakan, suaminya terpaksa melakukan perlawanan kepada sekelompok debt collector yang hendak menarik paksa kendaraannya ketika berada di area parkir Mall di kawasan POM IX Palembang.
Selain terdesak karena harus melindungi keluarganya, ada satu perkataan dilontarkan oleh salah seorang debt collector yang memicu amarah anggota polisi tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Desrummiaty, istri Aiptu FN saat menjadi narasumber talkshow Sripo-Tribun Sumsel, Jumat (29/3/2024).
"Saat keributan itu salah satu mereka mengatakan polisi pangkat besar saja kami lanjakkan apalagi yang pangkat kecil. Sempat itu yang diucapkan, itu membuat suami tambah emosi," ujar Desrummiaty ketika menirukan perkataan salah satu debt collector.
Situasi tegang itu mulai terasa ketika Aiptu FN bersama istri dan kedua anaknya hendak keluar dari parkiran namun dihadang oleh sekelompok debt collector.
Terjadi cek-cok mulut sampai akhirnya FN mengeluarkan pistol jenis air soft gun untuk menggertak debt collector.
Karena sudah melihat suaminya sangat emosi, Desrummiaty berusaha menenangkan suaminya. Namun karena FN sudah terlanjur emosi, perlawanan dan keributan pun tak bisa dielak lagi.
Anak-anaknya yang masih berumur 16 tahun dan 13 tahun melihat peristiwa itu menjadi trauma.
"Anak-anak trauma kalau ingat kejadian itu mereka pasti menangis," katanya.
Kuasa hukum Aiptu FN, Rizal Syamsul mengatakan ia telah melaporkan debt collector itu atas dugaan tindak pidana pencurian dengan kekerasan, pengeroyokan, serta perampasan.
"Disana mereka melakukan pengeroyokan dan unsur dugaan pasal 365-nya juga masuk. Sebab disana debt collector berusaha merebut kunci mobil sampai klien kami terjatuh ," ujar Rizal.
Bahkan saat Aiptu FN dan Desrummiaty menghadapi debt collector kondisi tersebut dimanfaatkan oleh salah seorang DC untuk menguasai kendaraannya.
Kunci mobil yang sempat direbut oleh debt collector membuat salah satu dari komplotannya masuk ke dalam mobil.
"Sempat dikuasai debt collector (mobilnya). Di dalam itu ada anak-anak Aiptu FN, dia ngancam jangan ada yang turun dari mobil," katanya.
Rizal menambahkan, pistol jenis air soft gun yang digunakan oleh Aiptu FN tidak mengenai debt collector. Senjata tersebut hanya digunakan untuk memukul kepala.
"Itu tidak meletus, jadi hanya digunakan untuk memukul kepala saja," katanya.
Diikuti Sejak di Mall
Ibu dua orang anak ini menceritakan awal mula peristiwa itu terjadi ketika keluarga tersebut sedang berada di dalam PS mall dan dihampiri oleh dua orang yang tidak dikenal.
"Kami sedang berada di dalam mall dihampiri oleh dua orang dari mereka, yang awalnya kami tidak tahu kalau mereka adalah debt collector," ujar Des sapaan akrab istri Aiptu FN saat menjadi narasumber talkshow Sripo-Tribun Sumsel, Jumat (29/3/2024).
Keduanya mulai menegur Aiptu FN dan mengajak ngobrol seraya ngaku kalau mereka kenal dengan Aiptu FN dan dari pihak leasing mobil.
"Mereka mendekat dan menyentuh bahu suami, awalnya sok kenal tapi kemudian mereka ngaku dari pihak leasing dan bilang kalau mobil kami itu bermasalah," katanya.
Karena merasa tak beres pasutri itu meninggalkan dua debt collector keluar dari mall, namun mereka diikuti sampai di area parkir.
Ketika hendak masuk ke dalam mobil, disekitar kendaraannya sudah banyak debt collector yang berada di sekitar kendaraannya.
"Semua dari mereka ada disitu. Posisi mobil kami dihadang depan belakang, kan ada orang di dalam mobil itu. Suami minta ke orang itu agar digeser tapi tidak dihiraukan," katanya.
Karena tidak dihiraukan akhirnya Aiptu FN beserta istri anak mengalah dan masuk ke dalam mobil berusaha mengeluarkannya, namun upaya tersebut kembali di hadang oleh dua orang di depan mobil.
"Di depan mobil ada dua orang yang menghadang, terus diklakson tidak mau lari juga. Akhirnya suami kembali turun dari mobil dan dikejar oleh orang banyak, komplotan mereka mengejar dari situ ada cek-cok yang terjadi," ujarnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com