Polisi Tembak Debt Collector

Sosok Aiptu FN di Mata Mantan Atasan, Oknum Polisi Tembak & Tusuk Debt Collector Dikenal Berprestasi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan atasan ungkap sosok Aiptu FN oknum polisi tembak dan tusuk debt Collector di Palembang.

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis

 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU -- Terungkap sosok Aiptu FN oknum polisi tembak dan tusuk debt collector di Palembang yang kini keberadaannya masih belum diketahui. 

Di mata mantan atasannya, Aiptu FN dikenal sebagai sosok berprestasi serta selalu menerapkan SOP selama menjalankan tugas sebagai polisi. 

AKP (Purn) Hilal Subhi mantan atasan FN di Polsek Lubuklinggau Selatan tempatnya berdinas sebelumnya cukup terkejut ketika mendapat kabar mantan anak buahnya terlibat perkelahian hingga penusukan.

"Kenal sudah lama, semenjak jadi Polisi sudah kenal, apalagi semenjak jadi anak buah di Polsek (jadi kanit)," ungkap Hilal pada Tribunsumsel.com, Minggu (24/3/2024).

Mantan Kapolsek Lubuklinggau Selatan ini menceritakan ia dan FN sama-sama berdinas di Polsek Lubuklinggau Selatan kurang lebih lima tahun.

"Saya waktu itu masih Kanit, dia kami angkat Katim, kemudian saya Kapolsek dia jadi Kanit Reskrim, jadi tau persis kesehariannya," ceritanya.

Selama sama-sama berdinas ia mengenal FN sebagai sosok Polisi yang loyal dengan sesama rekan kerja dan pimpinan.

"Orangnya baik kemudian loyalitas tinggi. Setiap kali berdinas selalu berpegang dengan SOP kepolisian, baik di lapangan maupun saat berada di kantor," ujarnya.

Baca juga: Rekam Jejak Aiptu FN Polisi Tembak dan Tusuk Debt Collector di Palembang, Pernah Jabat Kanit Reskrim

Hilal mengungkapkan, FN termasuk anggota yang bisa diandalkan karena berbagai prestasi ungkap kasus pernah dilakukannya mulai  ungkap kasus sabu, curanmor hingga pencurian hewan.

"Jadi  orang bukan tempramen tinggi tidak, kalau tempramen pasti sudah kena masalah selama jadi kanit, lama juga, tapi ini kan tidak," ungkapnya.

Hilal menyampaikan, awal penyebab permasalahan itu ia tidak tahu secara detail, karena ia sudah purna tugas, namun bila dilihat dari kronologis dan kenal selama ini dengan FN, tidak mungkin FN langsung marah tanpa sebab.

Lanjutnya, karena informasinya ada ucapan dari pihak debt collector itu diduga menyinggung perasaanya, dengan mengatakan jangankan polisi seperti kamu polisi yang lain lah kuseret-seret.

"Dia itu tidak mungkin marah kalau orang itu tidak vokal, tidak menyakiti hati dia. Apalagi dalam mobil ada anak dan istrinya," ujarnya.

Untuk itu, cukup kaget kalau FN sampai marah ditempat umum, karena selama jadi Kanit ia mengenal FN sebagai sosok yang penuh tanggung jawab dan mampu membimbing anak buahnya.

"Kalau dia tidak ada (di Polsek) orang merasa kehilangan cari-cari kemana dia," ujarnya. 

Kronologi

Peristiwa tersebut bermula saat dua debt collector bernama Dedi Zuheransyah (51) dan rekannya Robert (35) ingin mengambil mobil Aiptu FN yang diduga sudah tak dibayar cicilannya selama dua tahun.

Awalnya oknum polisi tersebut yakni Aiptu FN, yang dinas di Satsabhara Polres Lubuklinggau tak sengaja bertemu di TKP (tempat kejadian perkara).

Mobil FN dan kedua debt collector itu sempat bersenggolan, karena tak Terima FN  keluar dari dalam mobilnya langsung mengeluarkan diduga satu pucuk senjata api (Softgun) dari pinggang pelaku.

Meski sudah dihalangi istrinya, FN tetap mengarahkan senjata dan menembak ke arah korban Robert akan tetapi tidak mengenai korban, kemudian FN langsung memukul korban Robert menggunakan senjatanya mengenai kepala bagian kirinya.

Setelah itu, FN kembali ke dalam mobil dan mengambil senjata tajam jenis sangkur lalu mengejar Deddy dan menembakan senjatanya  (softgun) mengenai tangan kanan Deddy.

Deddy pun terjatuh, pada saat terjatuh FN langsung menusukkan pisau kearahnya dan mengenai leher belakang sebelah kiri, punggung belakang, bahu sebelah kiri dan lengan sebelah kiri.

Kemudian keduanya langsung di bawa ke rumah sakit siloam dan pelaku langsung melarikan diri.

Sementara itu, Kapolres Lubuklinggau, AKBP Indra Arya Yudha membenarkan bila anggotanya (FN) terlibat perkelahian dengan dua orang diduga debt collector.

"Betul (ada kejadian penusukan oleh anggota)," ungkap Indra saat memberikan keterangan pada Tribunsumsel.com, Sabtu (23/3/2024) malam.

Hanya saja, Indra belum bisa menjelaskan secara detail karena belum mendapatkan laporan secara utuh, karena kejadiannya di Palembang.

"Namun jalan ceritanya belum didapatkan secara utuh dan tkp kejadian berada di palembang," ujarnya.

Indra pun menegaskan semua anggota yang terlibat apa pun mengarah ke pidana pasti akan ada prosesnya.

Namun, karena TKP berada di Palembang otomatis semua prosedur penanganannya akan dilakukan di Palembang

"TKP kejadian di Palembang sehingga yg akan melakukan prosedur pemeriksaan dll di palembang," ujarnya.

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di Saluran WhatsApp Tribunsumsel

 

 

 

Berita Terkini