TRIBUNSUMSEL.COM --Arti Tazkiyatul Nafsi, Istilah Arab sebagai upaya yang perlu dilakukan dalam meraih tujuan puasa di bulan Ramadhan.
Kalimat tazkiyatun nafsi adalah kosa kata berasal dari bahasa Arab. Terdiri dari dua kata yaitu Tazkiyatun dan An-Nafs.
Dikutip dari laman kemenag.go.id, kata tazkiyah berasal dari kata zaka yang diberi tambahan huruf kaf, sehingga menjadi Zakka-Yuzakki-Tazkiyatan yang berarti menumbuhkan, mengembangkan, memperbaiki, membersihkan, mensucikan dan menjadikannya jadi baik serta bertambah baik.
Sedangkan an-nafs artinya jiwa atau diri sendiri.
Kata An-Nafs dalam bentuk tunggal dan jamak di dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 306 kali.
Maka secara etimologis tazkiyatun nafsi artinya adalah membersihkan jiwa (diri sendiri), memperbaikinya dan menumbuhkannya agar menjadi semakin baik serta mengembangkan potensi baik jiwa manusia.
Apa kaitan antara tazkiyatun nafsi dengan bulan Ramadhan?
Berikut penjelasannya.
Masih dikutip dari laman yang sama, menurut Abul Qasim Husain bin Muhammad, atau lebih populer dengan nama Ragib Al-Isfahani (wafat 502 H).
Dia mengatakan bahwa Tazkiyatun Nafs adalah upaya manusia untuk mensucikan jiwa dan dirinya, sehingga ia mempunyai sifat terpuji pada dirinya di dunia dan kelak di akhirat mendapat pahala dan balasan yang besar.
Sementara, puasa di bulan Ramadhan tujuannya adalah meraih takwa (laallakum tattaqun; agar kamu bertakwa), seperti dalam Al-Quran surat Al Baqarah, 183.
Salah satu ikhtiar yang perlu dilaksanakan dalam menggapai makna puasa di bulan Ramadhan adalah melalui Tazkiyatun nafsi. Hal ini pulalah dapat dijadikan suatu alat penenang jiwa, penyejuk kalbu bagi kita semua.
Dengan tempaan berpuasa yang ikhlas hanya untuk Allah, diharapkan manusia meraih takwa, yaitu manusia yang bersih hati dan jiwanya, jujur, santun, pemaaf, dan tumbuh rasa kesetiakawanan sosial, sehingga memiliki kualitas manusia unggul yang suci bersih.