TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG -- Tiga nama di pertarungan Calon Legislatif (Caleg) Sumsel DPR RI Dapil Sumsel berhasil menembus lebih 100 ribu perolehan suara sementara.
Adapun ketiga Caleg DPR RI Dapil Sumsel itu adalah Fauzi H Amro dan Samantha Tivani dari partai NasDem, serta Ahmad Wazir Noviadi dari partai Gerindra yang hampir dipastikan bisa melenggang ke Senayan untuk periode 2024-2029.
Fauzi H Amro yang maju dari Dapil Sumsel I meliputi kota Palembang, Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba), Musi Rawas (Mura), Musi Rawas Utara (Muratara) dan Lubuklinggau, saat ini meraih 117.896 suara sementara progres 60,75 persen.
Di posisi kedua ada Ahmad Wazir Noviadi yang notabenenya putra mantan Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel Mawardi Yahya, untuk sementara memimpin perolehan suara dari Dapil Sumsel II.
AW Noviadi yang maju dari Caleg DPR RU Gerindra Dapil Sumsel II meliputi Kabupaten Ogan Ilir, OKI, OKU, OKU Timur, OKU Selatan, Prabumulih, PALI, Muara Enim, Lahat, Pagar Alam dan Empat Lawang ini meraih 108.243 sementara dari data yang masuk baru 69,17 persen.
Di peringkat ketiga ada Samantha Tivani yang merupakan putri mantan Gubernur Sumsel Herman Deru. Samantha yang maju dari partai NasDem dari Dapil Sumsel II saat ini meraih 104.602 suara sementara.
Pengamat politik sekaligus Dosen Program Studi Ilmu Politik UIN Raden Fatah Palembang, Yulion Zalpa mengungkapkan, peluang mereka cukup besar dengan ketokohan dari kerabatnya, terkecuali bagi Fauzi H Amro yang dinilai sebagai politikus ulung.
"Kalau melihat dari update real count dari si rekap KPU per hari ini, beberapa nama yang potensial untuk lolos ke DPRD Sumsel merupakan tokoh yang terafiliasi atau terasosiasi dengan tokoh kuat di Sumsel. Walaupun beberapa nama terlihat baru akan tetapi hakikatnya berasal dari tokoh tokoh lama, " jelasnya.
Baca juga: Buron Sepekan, Tersangka Kasus Pembacokan di Rumah Susun Ditangkap, Ngaku Mabuk Bacok Korban
Diterangkan Kepala Laboratorium Sosial dan Politik Fisip UIN Raden Fatah Palembang ini, perolehan suara yang siginifikan ini tidak terlepas dari "pengaruh" tokoh- tokoh elektoral seperti mantan gubernur, mantan pimpinan daerah yang memang sebelumnya sudah punya infrastruktur kekuasaan, sehingga lebih mudah untuk meraup suara.
"Perolehan suara partai- partai tersebut masih bergantung pada ketokohan yang ada di partai, seperti misalnya Gerindra ada mantan wakil gubernur Sumsel begitu juga dengan Nasdem dan Golkar, " ucapnya.
Menurut Yulion, faktor ketokohan masih mendominasi faktor kemenangan partai khususnya di Sumsel, dan belum banyak melihat faktor ideologis di dalam memilih partai politik secara nasional ataupun lokal.
"Karena memang partai politik lebih menonjolkan tokoh dibanding ideologi ataupun identitas partai. Sehingga semua partai terlihat sama dan cenderung tidak punya ideologi dan identitas dalam persepsi pemilih. Hal inilah yang pada akhirnya pemilih lebih cenderung melihat tokoh ataupun lebih memilih calon yang memberikan keuntungan pribadi (pragmatis), " tukasnya.
Berdasarkan perolehan suara Pemilu Legislatif (Pileg) dari data yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), melalui websitenya https://pemilu2024.kpu.go.id, Kamis (22/2/2024) terlihat sejumlah partai politik yang meraih kursi DPR RI 'Senayan' pada Pemilu 2019 lalu, hampir dipastikan kembali mendapatkan kursi.
Meski begitu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berpotensi mendapat kursi pada Pileg 2024 ini, kemungkinan besar mendapat kursi, dan mengancam 2 parpol lainnya seperti PKS, dan PAN.
Mengingat disatu sisi, 8 kursi yang tersedia di Dapil provinsi Sumatera Selatan I yang meliputi kota Palembang, Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba), Musi Rawas (Mura), Musi Rawas Utara (Muratara) dan Lubuklinggau ini, 1 parpol yaitu Golkar berpotensi besar nantinya meraih dua kursi dari Dapil 'neraka' ini.