Datang menggunakan kemeja biru muda, Nirina Zubir mengaku pilihannya sudah terlihat dari warna kemeja.
"Kayaknya udah jelas sih dari pakaian saya yang mana," ucapnya sembari tertawa.
"Tapi intinya saya sudah menawarkan, waktu itu saya mengatakan siapa nih di antara paslon yang bisa menyelesaikan kasus mafia tanah ini, yaudah," terangnya.
Nirina mengatakan bahwa baginya untuk saat ini yang terpenting adalah kasusnya bisa jadi angin segar untuk masalah serupa.
Menurutnya masih ada harapan untuk masyarakat Indonesia bisa menyelesaikan masalah mafia tanah.
"Ini bukan untuk saya pribadi, tapi untuk masyarakat banyak juga, karena di sini saya menjadi wadah untuk mereka yang terkena kasus mafia tanah," kata Nirina.
"Dengan terselesaikannya saya, bisa juga jadi pembuka bagi teman teman yang mengalami hal yang sama," terusnya.
Baca juga: Di Bawah Al-Quran Kamu Disumpah, Nirina Zubir Tak Gentar Lawan Mantan ART Soal Kasus Mafia Tanah
Sebelumnya Nirina Zubir beserta keluarga mengaku telah menjadi korban mafia tanah berupa penggelapan aset tanah dan bangunan dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp17 miliar.
Nirina Zubir sempat menghadapi kasus mafia tanah yang dilakukan oleh mantan ARTnya sendiri.
Menurut keterangan Nirina Zubir saat itu, ada enam aset berupa surat tanah yang diduga digelapkan oleh Riri Khasmita ARTnaya bersama komplotan.
Dilansir dari Kompas.com, Untuk membuka kembali apa yang terjadi terhadap keluarga Nirina, berikut perjalanan kasus mafia tanah yang dilakukan Riri Khasmita.
Bermula Ibunda Nirina Zubir, Cut Indria Marzuki, meminta Asisten Rumah Tangga (ART), Riri Khasmita, untuk mengurus sejumlah sertifikat.
Sebagai informasi, Riri diketahui sudah bekerja dengan Cut Indria Marzuki sebagai ART sejak 2009.
Kakak Nirina, Fadhlan Karim, mendapatkan informasi pada 2017 dari Cut Indria Marzuki bahwa sejumlah surat itu sedang diurus Riri.
Setelah Cut Indria Marzuki meninggal dunia pada 2019, Fadhlan menanyakan nasib sertifikat tersebut dan jawaban yang sama dia dapatkan dari Riri, "masih proses". Karena tidak ada kejelasan, keluarga Nirina berkumpul untuk membahas soal sertifikat tersebut.