TRIBUNSUMSEL.COM- Aksi mengerikan dilakukan oleh seorang majikan di Jakarta Timur diduga aniaya kelima Asisten rumah tangga (ART).
Kelima korban seluruhnya merupakan perempuan asal Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Mereka melarikan diri dengan cara memanjat pagar pasca menjadi korban penganiayaan majikannya, pada Senin (12/2/2024).
Baca juga: Sosok Bripka Syehry Rais Anggota Polisi Diselingkuhi Istri Saat Tugas, 11 Tahun Menikah
Saksi mata, Vina (39) mengatakan, penganiayaan tersebut diketahui saat kelima korban melarikan diri dari rumah tempat mereka bekerja pada (12/2/2024) sekitar pukul 02.30 WIB.
"Teman saya membangunkan saya, katanya di sebelah ada kejadian. Pas saya cek ada lima anak perempuan, ada yang masih di atas pagar, di genteng," kata Vina seperti dilansir dari TribunJakarta.com, Selasa (13/2/2024).
Sering Disiksa
Vina menutukan, kelima korban dalam keadaan ketakutan dan menangis saat berupaya kabur memanjat pagar dengan tinggi sekitar dua meter yang dipasangi kawat berduri.
Menurut keterangan korban, tindak penganiayaan berupa diseterika hingga mengalami luka bakar.
Kejamnya, bahkan ada yang dipaksa memukul kepala mereka sendiri bila dianggap majikan berbuat salah
"Satu anak itu di pinggangnya ada bekas setrika. Terus dia bilang, 'saya disuruh getok kepala saya sampai bunyi. Kalau enggak bunyi enggak boleh berhenti.' Begitu," kata Vina.
Vina menuturkan majikan di tempat kerja yang melakukan penganiayaan tersebut merupakan seorang perempuan.
"Kata dia (korban), 'kalau misalnya saya salah pas disuruh mencet air panas, enggak tahunya air dingin, saya dihukum.' Saya memang melihat di pinggang ada bekas (luka bakar) seterika," lanjut Vina.
Baca juga: Siasat IR Istri Polisi Digerebek Selingkuh dengan ASN, Sembunyi di Toilet Ketahuan Panjat Plafon
Namun, Vina tidak mengetahui pasti secara detail bentuk penganiayaan dialami masing-masing korban.
Pasalnya, saat kejadian Vina bergegas membawa mereka ke Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Timur.
Dipaksa Kerja Tanpa Henti, Tak Digaji
Lebih lanjut, para korban mengaku dipaksa bekerja tiada henti dan melebihi waktu pada jam kerja umumnya.
Vina yang saat kejadian menolong para korban mengatakan, kelima ART itu mengaku dipaksa bekerja hingga dini hari di rumah majikan mereka setiap hari.
"Saya tanya sistem kerja seperti apa, kata dia (korban) kerja dari pagi kadang sampai jam 22.00 WIB, kadang sampai jam 02.00 WIB, bahkan sampai jam 04.00 WIB," kata Vina menjelaskan di Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).
Bahkan, dikatakan bahwa korban mengaku tidak digaji.
Para korban juga tidak diperlakukan dengan baik. Mereka mengaku kerap telat diberi makan oleh majikannya.
Selama bekerja, para korban juga menyebut belum pernah mendapat bayaran Rp 1,8 juta yang dijanjikan pihak penyalur kerja dan majikan.
"Saya tanya, katanya dijanjikan gaji Rp 1,8 juta. Tapi praktiknya sampai hari ini mereka belum pernah terima gaji. Ada yang sudah kerja dua bulan, satu bulan. Mereka dibawa penyalur," ujarnya.
Masih merujuk keterangan korban, Vina mengatakan para PRT itu sempat berupaya menghubungi yayasan penyalur yang membawa mereka bekerja sebelum melarikan diri.
Tapi nomor penyalur yang bersangkutan tidak pernah dapat dihubungi.
Sementara kondisi rumah tempat korban bekerja, selalu dalam keadaan terkunci dan diawasi secara ketat menggunakan kamera pengawas.
Keberadaan anjing peliharaan majikan korban yang selalu menyalak ketika para korban hendak melarikan diri dari rumah, membuat korban tidak dapat berbuat banyak.
Kronologi kabur
Vina berujar, kelima ART itu menangis dan ketakutan sedang berupaya kabur dengan cara memanjat keluar dari salah satu rumah.
"Ada yang masih di atas pagar, ada yang di genteng," kata Vina.
Mereka tampak memanjat pagar dengan tinggi kisaran dua meter dan dipasangi kawat berduri.
Saat ditanya mengenai kejadian yang terjadi, lima perempuan itu mengaku kabur dari rumah tersebut lantaran ada penyiksaan.
"Kata dia, 'Saya kerja, mau kabur. Di dalam ada penyiksaan' begitu," kata Vina.
Melihat hal itu, warga langsung bergegas menolong.
Namun karena pagar dan tembok rumah sang majikan itu dipasangi kawat berduri serta pecahan kaca, dua ART pun mengalami luka ketika memanjat.
Mereka lalu dibawa warga sekitar ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran whatsapp Tribunsumsel.com