Dewi mengatakan jika korban, Dayang Santi sering curhat mengalami KDRT dari suaminya.
"Korban ini pernah curhat ke saya sering dipukuli oleh suaminya sampai memar."
"Namun, korban ini curhatnya lama, baru curhat beberapa hari setelah dipukuli," ungkapnya, Kamis.
Korban sudah berulang kali menceritakan KDRT yang dialaminya ke tetangga bahkan ketua RT setempat.
"Mungkin ada kalau dua atau tiga kali (korban mengadu terkait KDRT). Tetapi itu sudah lama, mungkin sekitar satu tahun yang lalu," lanjutnya.
Meski sering mengalami penganiayaan, ujar Dewi, korban menolak untuk melaporkan suaminya.
"Jadi, korban ini mengadu telah ditendang oleh suaminya. Sudah saya ajak ke puskesmas dan melaporkannya ke polisi, ternyata korban tidak mau," sambungnya.
Menurut Dewi, kondisi rumah tangga DMM dan korban sudah mulai membaik selama setahun.
Namun, ia tidak menyangka korban tewas akibat perbuatan suaminya sendiri.
"Habis itu, saya sudah enggak pernah lagi mendengar keributan. Kemudian, korban ini hamil dan melahirkan.
Makanya, saya pikir sudah baik-baik saja. Ternyata malah fatal seperti ini," tandasnya.
Sementara itu setelah kejadian, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Marsudi Waluyo, Singosari, Malang, namun nyawanya tak tertolong saat menjalani perawatan.
Jenazah telah dibawa ke RS Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk proses autopsi.
Baca juga berita lainnya di Google News