TRIBUNSUMSEL.COM - Nasib siswi SMK di Majene, menang lomba Rp 10 juta tapi dibieri Rp 350 ribu akhirnya terungkap.
Kepala sekolah SMKN 2 Majene, Nurdin Sanuddin mengungkapkan permasalahan yang terjadi.
Seperti diketahui, tengah viral dimedia sosial siswi SMKN 2 Majene Sulawesi Barat mengeluh menerima hadiah uang tunai Rp 10 juta dari hasil lomba juara 1 Sayyang Patudu.
Siswi itu pun kebingungan ke mana uang hadiah itu bisa dicairkan.
Diketahui siswi SMKN 2 Majene tersebut ikut lomba Sayyang Patudu.
Lomba ini digelar saat Celebes Heritage Festival, beberapa minggu yang lalu, di Stadion Prasamya Majene beberapa waktu lalu.
Juara satu dijanjikan dapat hadiah Rp10 juta, namun ternyata tak kunjung menerima haknya.
Namun uang tersebut dipotong pajak 5 persen hingga akhirnya para siswi hanya bisa menerima uang Rp350 ribu.
Kini hadiah itu diberikan secara secara tertutup setelah kabarnya viral di media sosial.
Kepala sekolah SMKN 2 Majene Nurdin Sanuddin bersama anggota komite sekolah dan para guru, melaksanakan pertemuan dengan para orang tua siswa peserta lomba Sayyang Pattuduq di ruang rapat SMKN 2 Majene, Senin (15/1/2024) siang kemarin.
Dalam kegiatan itu, mereka sekaligus memberi hadiah lomba berupa amplop berisi Rp350 ribu, piagam dan kado untuk masing-masing siswa.
Nurdin Sanuddin menuturkan, jumlah hadiah total memang Rp10 juta tapi dipotong pajak 5 persen.
Kemudian tersisa Rp9,5 juta.
Nurdin kemudian membeberkan apa saja kebutuhan selama kegiatan lomba itu berlangsung.
"Mulai dari sewa kuda saru Rp350 ribu,
sewa rebana Rp150 ribu,
Make up dua orang Rp400 ribu,
sewa baju parrawana 10 orang kali 50ribu jadinya Rp 500 ribu," ujar Nurdin. Dikutip dari TribunSulbar.com, Selasa (16/1/2024).
"Kemudian sewa bawah payung Rp50 ribu,
sewa pakkalindadaq Rp50 ribu,
sewa pawang kuda Rp50 ribu, sewa Boko pessawe depan Rp350 ribu,
sewa totamma belakang Rp150 ribu,
konsumsi latihan Rp300 ribu,
konsumsi hari H Rp500 ribu hingga kaos tangan enam lembar Rp100 ribu.
Sehingga total perlengkapan biaya Rp3.150.000 ribu.
Sisa Rp6.350.000 dari hadiah," jelasnya.
Kendati begitu, untuk masing-masing siswa yang ikut, dari 18 orang diberikan amplop berisi Rp350 ribu per orang.
"Totalnya Rp6.300.000,
kemudian sisa Rp50 ribu untuk pembeli minuman saat selesai upacara pemberian hadiah," pungkasnya.
Hadiah Diberi Secara Tertutup
Kini hadiah itu diberikan secara secara tertutup setelah kabarnya viral di media sosial.
SMKN 2 Majene batal memberikan hadiah uang dan piagam penghargaan kepada siswa pemenang Festival Sayyang Pattudu pada upacara bendera, Senin (15/1/2024).
Pihak sekolah memilih ruangan tertutup mengumpulkan para siswa untuk menyerahkan hadiah dan menghadirkan orangtua.
Penyerahan hadiah turut dihadiri sekertaris komite Nurdin Karim, Wakil Kepala Sekolah Idham Sirunna, dan pembina kesenian Muhammad Iqdar.
Kepala SMKN 2 Majene Nurdin Sanuddin mengatakan penyerahan hadiah tersebut untuk mempererat silaturahmi antara orangtua siswa.
Selain itu, untuk memberikan klarifikasi.
Adapun hadiah yang diserahkan sekolah kepada siswa sebesar Rp 350 ribu per orang, piagam dan kado sebagai bentuk apresiasi.
Kepsek Minta Maaf
Nurdin pun menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang sempat viral.
Ia menyebut ini semuanya hanya miskomunikasi.
"Ini semua ujian semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang menerpa, dan semoga menjadi pembelajaran untuk kita semua," kata Nurdin di depan para orangtua siswa.
Nurdin menyampaikan, salah satu peserta menolak pemberian dari sekolah.
"Kita akan melakukan upaya agar peserta yang ikut,
dapat menerima pemberian dari sekolah," ucapnya.
Jika masih ditolak, kata Nurdin, pihak sekolah akan menyerahkan kembali kepada pihak panitia penyelenggara Sayyang Pattuduq.
Viral di Medsos
Sebelumnya, Cerita ini viral di media sosial Facebook setelah akun Nhurul Mutmainnah mengaku jika juara satu belum mendapatkan haknya.
"Masih tentang juara 1 lomba Sayyang pattudu dan uang 10 juta," kata Nhurul Mutmainnah di akun Facebook-nya, Jumat (12/1/2024) sore.
Dalam postingannya, disebutkan adik Nhurul Mutmainah yang mewakili sekolahnya tak kunjung menerima hadiah tersebut.
Melainkan adiknya hanya mendapat tulisan Rp10 juta secara simbolis saja.
"Tidak tau ka bagaimana sistem pembagiannya hadiah,
apakah memang 100 persen masuk sekolah atau ada apresiasi untuk siswa yang dipilih untuk ikut lomba."
Kasus ini pun ramai di media sosial Facebook dan menuai sorotan warga setempat.
Baca berita lainnya di Google News